Laporan Praktikum Ekologi Tumbuhan
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI TUMBUHAN
Acara 1
“Daur
Karbon”
DISUSUN OLEH
NAMA
: Estamia Putri Hinely Siahaan
NIM :
F05112057
KELOMPOK : 8
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2014
ABSTRAK
Karbon merupakan salah satu unsur penting bagi ekosistem
dan kehidupan
organisme, karena konfigurasi semua molekul organik berbasiskan unsur ini.
Karbon beredar di biosfer dalam bentuk CO2 yang berupa gas,
sehingga siklusnya tergolong ke dalam siklus tipe gas. Dalam garis besarnya terdapat tiga sumber karbon utama yaitu di
atmosfer (dalam bentuk karbondioksida), di lautan (dalam bentuk terlarut) dan
di dalam bumi (batuan kapur atau minyak fosil). Proses peredaran unsur ini
mencakup wilayah yang sangat luas meliputi atmosfer, bumi dan lautan. Daur karbon juga dapat diartikan
sebagai rangkaian transformasi karbon dioksida ditetapkan sebagai karbon atau
senyawa karbon dalam energi mikorganisme hidup melalui fotosintesa atau
komosintesi, dibebaskan melalui respirasi, kematian, dan penguraian energi
pengikat yang digunakan oleh spesies heterofik dan akhirnya dikembalikan kepada
keadaan asli untuk digunakan lagi. Untuk mempelajari jalannya siklus karbon,
dapat dilakukan dengan mengamati siklus yang terjadi di dalam ekosistem yang
lebih sempit atau kecil. Misalnya di
dalam botol biakan, akuarium, rumah kaca dan sebagainya, yang di
dalamnya mengandung unsur dari komponen biotik maupun abiotik. Namun,
pada percobaan ini siklus karbon diamati di dalam botol biakan. Pada prinsipnya siklus karbon di
suatu tempat berlangsung melalui proses pertukaran energi dan materi diantara kedua komponen tersebut. Dalam daur
karbon, karbon dioksida dibutuhkan tumbuhan yang kemudian akan
dikonsumsi hewan, ikan, dan manusia untuk kebutuhan sel dan energi. Oleh sebab
itu, daur karbon
merupakan bagian dari daur energi. Reaksi fotosintesis sangat esensial untuk daur
karbon maupun daur energi, melalui proses fotosintesis tersebut karbon dioksida
berhubungan dengan mahluk hidup. Melalui proses fotosintesisnya tumbuhan hijau
berperan dalam daur karbon, karbon diubah menjadi karbohidrat dengan bantuan
energi matahari
dan pigmen klorofil. Oleh sebab itu, praktikum ini dilakukan
dengan tujuan untuk mempelajari
hubungan antara produsen dan konsumen di dalam ekosistem. Adapun alat dan bahan
yang digunakan yaitu tabung/ botol biakan tertutup, siput kecil/ ikan kecil
sebagai konsumen, hydrilla sebagai
produsen, larutan bromthymol blue, air, sumber cahaya, dan kamar gelap.
Prosedur
percobaannya dua percobaan A ditempat
terang (cahaya) dan B ditempat gelap disiapkan, yaitu tabung biakan A1, A2, A3,
A4 dan B1, B2, B3, B4. Setiap percobaan dibuat tiga ulangan. Setiap tabung
diisi dengan air dan ditambahkan 3-5 tetes Bromthymol Blue. Siput/ ikan kecil
dimasukkan kedalam tabung A1 dan B1,
siput/ ikan kecil Hydrilla sp ke dalam tabung biakan A2 dan B2, Hydrilla
saja ke dalam tabung A3 dan B3, dan hanya air ke dalam tabung A4 dan B4 sebagai
kontrol. Semua tabung biakan tersebut ditutup rapat dan diamati 24 jam
kemudian. Perubahan yang terjadi dengan siput dan Hydrilla sp dan warna
indikator semua tabung dicatat kedalam tabel. Setelah itu tabung biakan A dan B
ditukar posisinya. Lalu, perubahannya dicatat setelah 24 jam dipindahkan dan
diulangi selama 7 hari. Berdasarkan pengamatan yang
dilakukan, diperoleh tabung A1, A2, dan A3 menunjukkan terjadinya perubahan
warna abotik dalam waktu relatif cepat. Sedangkan tabung B1, B2, dan B3
menunjukkan terjadinya perubahan warna abotik namun dalam waktu yang relatif
lambat. Dari perlakuan diatas terlihat bahwa kecepatan perubahan warna abiotik
tersebut menunjukkan adanya daur karbon.
Kata kunci : Daur karbon, karbon,
ekosistem, produsen, konsumen, dan energi.
PENDAHULUAN
Satu elemen penting di biosfer adalah
karbon. Karbon adalah tulang belulang dari komponen organik dan tersusun
mendekati dari 40% sampai 50% dari berat keadaan alam sekitar. Ada lebih
komponen yang terbuat dari karbon dari pada kombinasi elemennya. Banyak dari
karbon di bumi ditransfer dalam bentuk bahan bakar fosil, batu bara, tanah yang
dipakai sebagai bahan bakar, minyak, dan gas alam (Lim, 1998).
Karbon adalah bahan penyusun dasar semua senyawa organik.
Pergerakannya dalam suatu ekosistem berbarengan dengan pergerakan energi
melebihi zat kimia lain, karbohidrat dihasilkan selama proses fotosintesis, dan
CO2 dibebaskan bersama energi selama respirasi. Dalam siklus karbon,
proses timbal balik fotosintesis dan respirasi seluler menyediakan suatu
hubungan antara lingkungan atmosfer dan lingkungan terestial maupun aquatik
(Campbell, 2004).
Sejumlah
karbon untuk sementara berada dalam jaringan tumbuhan atau hewan, tetapi karbon
tersebut akan kembali ke siklus setelah tumbuhan atau hewan tersebut mati
kemudian diuraikan oleh makhluk pengurai. Jika sisa-sisa bahan organik dari
pembusukan hewan dan tumbuhan tertimbuan dalam lapis tanah lebih dari 600 juta
tahun maka karbon dikandung akan keluar dari siklus karbon yang utama. Tetapi
oleh panas akan tekanan dalam lapis kerak bumi zat tersebut akan diubah menjadi
bahn baker fosil misalnya batubara, minyak bumi dan gas bumi. Jika bahan baker
fosil tersebut digunakan sebagai bahan bakar dalam berbagai industri maka
karbon yang dikandung akan dilepas kembali ke lingkungan dalam bentuk CO2
sebagai hasil proses pembakaran. Selanjutnya CO2 tersebut akan
digunakan kembali. (Sasmita, 1994).
Daur
karbon merupakan bagian dari daur energi. Reaksi fotosintesis sangat esensial
untuk daur karbon maupun daur energi, melalui proses fotosintesis tersebut, karbon
maupun daur energi, melalui proses fotosintesis tersebut karbondioksida hubungan
sebagai mahluk hidup. Melalui proses fotosintesisnya tumbuhan hijau berperan
dalam siklus karbon, karbon diubah menjadi karbondioksida kemudian diubah
menjadi karbohidrat dengan bantuan energi matahari dan pigmen klorofil
(Muslimin, 1996).
Siklus karbon adalah siklus biogeokimia dimana karbon
dipertukarkan antara biosfer, geosfer, hidrosfer, dan atmosfer bumi. Adapun
objek astronomis lainnya bisa jadi memiliki siklus karbon yang hampir sama
meskipun hingga kini belum diketahui. Dalam siklus ini terdapat empat
reservoir karbon utama yang dihubungkan oleh jalur pertukaran.
Reservoir-reservoir tersebut adalah atmosfer, biosfer teresterial (biasanya
termasuk pula freshwater system dan material non-hayati organik seperti
karbon tanah (soil carbon)), lautan (termasuk karbon anorganik terlarut
dan biota laut hayati dan non-hayati), dan sedimen (termasuk bahan bakar
fosil). Pergerakan tahuan karbon, pertukaran karbon antar reservoir, terjadi
karena proses-proses kimia, fisika, geologi, dan biologi yang bermaca-macam.
Lautan mengadung kolam aktif karbon terbesar dekat permukaan Bumi, namun
demikian laut dalam bagian dari kolam ini mengalami pertukaran yang lambat
dengan atmosfer (Prawirohartono,
2001).
Menurut Jansen, adapun
macam-macam karbon yang ada antara lain:
a) Karbon di Atmosfer
Bagian
terbesar dari karbon yang berada di atmosfer bumi adalah gas karbon dioksida (CO2).
Meskipun jumlah gas ini merupakan bagian yang sangat kecil dari seluruh gas
yang ada di atmosfer (hanya sekitar 0,04% dalam basis molar, meskipun
sedangmengalami kenaikan), namun ia memiliki peran yang penting dalam menyokong
kehidupan. Gas-gas lain yangmengandung karbon di atmosfer adalah metan dan kloroflorokarbon
atau CFC (CFC ini merupakan gas artifisial atau buatan). Gas-gas tersebut
adalah gas rumah
kaca yang konsentrasinya di atmosfer telah bertambah dalam dekade
terakhir ini, dan berperan dalam pemanasan global.
Sekitar
1900 gigaton
karbon ada di dalam biosfer. Karbon adalah bagian yang penting dalam kehidupan
di Bumi. Ia memiliki peran yang penting dalam struktur, biokimia, dan nutrisi pada semua sel makhluk hidup.
Laut
mengandung sekitar 36.000 gigaton
karbon, dimana sebagian besar dalam bentuk ion bikarbonat. Karbon anorganik,
yaitu senyawa karbon tanpa ikatan karbon-karbon atau karbon-hidrogen, adalah
penting dalam reaksinya di dalam air. Pertukaran karbon ini menjadi penting
dalam mengontrol pH di laut dan juga dapat
berubah sebagai sumber (source) atau lubuk (sink) karbon. Karbon
siap untuk saling dipertukarkan antara atmosfer dan lautan. Pada daerah upwelling,
karbon dilepaskan ke atmosfer. Sebaliknya, pada daerah downwelling
karbon (CO2) berpindah dari atmosfer ke lautan. Pada saat CO2
memasuki lautan, asam karbonat terbentuk CO2 + H2O ⇌
H2CO3. Reaksi ini memiliki sifat dua arah, mencapai
sebuah kesetimbangan kimia. Reaksi lainnya yang penting dalam mengontrol nilai
pH lautan adalah pelepasan ion hidrogen dan bikarbonat. Reaksi ini mengontrol
perubahan yang besar pada pH H2CO3 ⇌
H+ + HCO3− (Jansen, 2004).
Respirasi berperan penting dalam penimbunan karbon selama
pertumbuhan tumbuhan. Tapi, peranan ini sukar ditetapkan karena tidak mudah untuk
mengetahui seberapa besar respirasi berlangsung ketika tumbuhan berada di bawah
cahaya. Biasanya, respirasi gelap dianggap tetap sama selama ada cahaya, tapi
dapat diketahui bahwa terdapat bukti kuat yang menyatakan tidak demikian.
Bagaimanapun, jelas bahwa sebagian dari energi yang ditangkap dalam
fotosintesis digunakan untuk pertumbuhan serta perkembangan yang akan menjaga
dan untuk memelihara sel hidup. Bagian itu mungkin sekitar 30% sampai 40% dari
energi yang ditangkap dalam proses fotosintesis yakni berupa unsu senyawa
karbon yang didapatkan oleh tumbuhan dari atmosfer dengan bantuan cahaya
sehingga dapat menghasilkan makanannya sendiri. Perbedaan setiap tumbuhan dalam
persentase itu penting secara ekologi. Sebagai contoh, beberapa tumbuhan menggunakan
jauh lebih banyak energi dari pada tumbuhan lain dalam mensintesis bahan
sekunder pelindung seperti tannin/alkaloid, atau bahan structural seperti
lignin (Salisbury, 1995).
Ketika matahari bersinar, tumbuhan melakukan
fotosintesis untuk mengubah karbondioksida menjadi karbohidrat dan melepaskan
oksigen ke atmosfer. Proses ini akan lebih banyak menyerap karbon
pada hutan yang sedang mengalami perumbuhan yang cepat. Pada permukaan laut ke
arah kutub, air laut menjadi lebih dingin dan CO2 akan lebih mudah
larut. Selanjutnya CO2 yang larut tersebut akan terbawa oleh
sirkulasi termohalin yang membawa massa air di permukaan yang lebih berat ke
dalam laut atau interir laut. Di laut bagian atas (upper ocean), pada daerah
dengan produktivitas yang tinggi, organisme membentuk jaringan yang mengandung
karbon. Beberapa organisme juga membentuk cangkang karonat dan bagian-bagian
tubuh lainnya yang keras. Proses ini akan menyebabkan aliran karbon ke bawah
(Daniswara, 2009).
Hubungan antara produsen dan konsumen dalam kaitannya
dengan siklus karbon dan mutlak diperlukan dalam suatu ekosistem untuk menjaga
kestabilannya. Di lingkungan terbuka, sangat sulit untuk menentukan faktor apa
yang mempengaruhi hubungan tersebut karena terdapat banyak faktor yang
mempengaruhinya. Dalam siklus karbon, atom karbon terus mengalir dari produsen
ke konsumen dalam bentuk molekul CO2 dan karbohidrat, sedangkan
energi foton matahari digunakan sebagai pemasok energi yang utama. Produsen
memerlukan CO2 yang dihasilkan konsumen untuk melakukan
fotosintesis. Dari kegiatan fotosintesis tersebut, produsen dapat menyediakan
karbohidrat dan oksigen yang diperlukan oleh konsumen dalam kehidupan langsung
(Russady, 2009).
Produsen
darat mendapatkan CO2 dari atmosfer, sedangkan produsen dalam air mamanfaatkan
CO2 yang terlarut (sebagai bikarbonat dan HCO3).
Kelarutan karbondioksida dalam air berbeda dengan oksigen, karena gas ini
bereaksi secara kimiawi dalam air. Salah satu contohnya adalah apabila di dalam
air laut karbondioksida bereaksi dengan air menghasilkan asam karbonat, yang
kemudian terdisiosiasi lagi menjadi ion hidrogen dan karbonat. Konsentrasi CO2
yang tinggi pula akan mempengaruhi tumbuhan dalam mengabsorbsi air dan unsua
hara (Umar, 2013).
Sebagai
akibat reaksi di atas ialah terjadinya produksi atau absorbsi hidrogen bebas,
sehingga jumlah hidrogen dalam suatu larutan merupakan tolak ukur keasaman.
Lebih banyak ion H+ berarti lebih asam suatu larutan dan lebih
sedikit H+ berarti lebih basa, dengan kata lain larutan basa lebih
banyak mengandung ion OH. Sebagai akibat reaksi ialah terjadinya produksi atau
absorbsi hidrogen bebas, sehingga jumlah hidrogen dalam suatu larutan merupakan
tolok ukur keasaman (Prawirohartono, 2001).
Salah satu cara untuk melihat hubungan produsen dan
konsumen dalam pemakaian dan produksi karbon dalam air dapat dilakukan dengan
Uji Bromtimol Biru. Bromtimol Biru merupakan suatu larutan indikator yang
berwarna biru dalam larutan basa dan kuning dalam larutan asam. Gas karbon
dioksida akan membentuk asam jika dilarutkan dalam air. Perubahan warna pada
perlakuan disebabkan oleh perubahan kandungan karbon dioksida yang ada dalam
air. Kadar karbon dioksida akan berkurang apabila terjadi proses fotosintesis
oleh tumbuhan. Sebaliknya kadar karbon dioksida akan meningkat kalau terjadi
proses respirasi (Umar, 2013).
Selain
itu dapat pula digunakan metil merah. Metil Merah (Methyl Red )
adalah senyawa organik yang memiliki rumus kimia C15H15N3O2,
senyawa ini banyak dipakai untuk indikator titrasi asam basa. Indikator ini berwarna
merah pada pH dibawah 4,4
dan berwarna kuning diatas 6,2.
Warna transisinya menghasilkan warna orange. Apabila air yang ditetesi metil merah berwarna
merah berarti semakin asam air tersebut yang menandakan kadar CO2-nya
meningkat, sedangkan bila airnya berwarna kuning berarti kandungan CO2-nya
kurang (Daniswara, 2009).
METODOLOGI
Praktikum
ini dilaksanakan hari senin tanggal November 2014 pada pukul 15.00 – 17.00 di
Laboratium FKIP Biologi Universitas Tanjungpura. Tujuannya untuk mempelajari hubungan
antara produsen dan konsumen di dalam ekosistem. Adapun alat dan bahan yang
digunakan yaitu tabung/ botol biakan tertutup, siput kecil/ ikan kecil sebagai
konsumen, hydrilla sebagai produsen,
larutan bromthymol blue, air, sumber cahaya, dan kamar gelap. Prosedur
percobaan yaitu dua percobaan A dan B
disiapkan, masing – masing terdiri dari empat tabung/ botol biakan. Tabung –
tabung biakan ini ditandai dengan kode A1, A2, A3, A4 dan B1, B2, B3, B4. Tiga
ulangan dibuat untuk setiap percobaan. Setiap tabung diisi dengan sejumlah air
yang sama sampai permukaan air kira – kira 20 mm di bawah mulut tabung.
Ditambahkan 3-5 tetes Bromthymol Blue kedalam tiap-tiap tabung. Siput/ ikan
kecil dimasukkan kedalam tabung A1 dan B1, siput/ ikan kecil Hydrilla sp ke dalam tabung
biakan A2 dan B2, Hydrilla saja ke dalam tabung A3 dan B3, da hanya air ke
dalam tabung A4 dan B4 sebagai kontrol. Semua tabung biakan tersebut ditutup
rapat agar kedap udara. Percobaan A diletakkan ditempat yang terang (cahaya)
dan percobaan B di tempat yang gelap. Tabung biakan diamati 24 jam kemudian dan
warna indikator dari semua tabung dicatat (dibuat tabelnya). Dicatat pula
perubahan yang terjadi dengan siput dan Hydrilla sp. Setelah itu tabung biakan
A dipindahkan ke tempat gelap dan tabung biakan B ke tempat terang. Lalu,
perubahannya dicatat setelah 24 jam dipindahkan. Perpindahan ini diulangi
selama 7 hari.
HASIL PENGAMATAN
DAN PEMBAHASAN
TABUNG
|
PERLAKUAN
|
HARI KE-
|
||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
||
A
|
A1 (siput)
|
0
|
0
|
0
|
+
|
++
|
++
|
++
|
A2 (siput+ hydrilla )
|
++
|
++
|
++
|
++
|
++
|
+++
|
+++
|
|
A3 (Hydrilla sp)
|
++
|
++
|
++
|
++
|
++
|
++
|
+++
|
|
A4 (Aqua)
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
|
B
|
B1 (siput))
|
0
|
0
|
0
|
++
|
++
|
++
|
++
|
B2 (siput+ hydrilla )
|
++
|
++
|
+
|
++
|
++
|
++
|
+++
|
|
B3 (Hydrilla sp)
|
0
|
0
|
0
|
0
|
++
|
++
|
++
|
|
B4 (Aqua)
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
Keterangan :
0
= Jernih
+ = Biru Kekuningan
++ = Agak Kekuningan
+++ =
Kuning Kemerahan
Objek yang digunakan pada praktikum ini berupa siput dan
tanaman Hydrilla sp. Penggunaan hewan
dan tumbuhan ini dimaksudkan untuk mempelajari hubungan antara produsen dan
konsumen didalam ekosistem. Hubungan antara produsen dan konsumen ini
melibatkan suatu siklus yang dikenal dengan daur karbon. Daur karbon merupakan
bagian dari daur energi. Reaksi fotosintesis sangat esensial untuk daur karbon
maupun daur energi, melalui proses fotosintesis tersebut, karbon maupun daur
energi, melalui proses fotosintesis tersebut karbondioksida hubungan sebagai
mahluk hidup. Melalui proses fotosintesisnya tumbuhan hijau berperan dalam
siklus karbon, karbon diubah menjadi karbondioksida kemudian diubah menjadi
karbohidrat dengan bantuan energi matahari dan pigmen klorofil (Muslimin,
1996).
Terjadi proses fotosintesis yang
dilakukan oleh Hydrilla sp. yang
menghasilkan O2, dimana O2 digunakan untuk proses
respirasi yang dilakukan oleh siput (Lymnea
sp.) Penggunaan siput karena praktikum ini akan melihat peristiwa
fotosintesis dalam air yang merupakan tempat hidup dari siput. Sedangkan
penggunaan Hydrilla karena merupakan
hewan air yang kosmopolit atau ditemukan dimana-mana.
Percobaan ini menggunakan larutan bromtimol
blue sebagai bahan
indikator. Salah satu cara untuk melihat hubungan produsen dan
konsumen dalam pemakaian dan produksi karbon dalam air dapat dilakukan dengan
Uji Bromtimol Biru. Bromtimol Biru merupakan suatu larutan indikator yang
berwarna biru dalam larutan basa dan kuning dalam larutan asam. Gas karbon
dioksida akan membentuk asam jika dilarutkan dalam air. Perubahan warna pada
perlakuan disebabkan oleh perubahan kandungan karbon dioksida yang ada dalam
air. Kadar karbon dioksida akan berkurang apabila terjadi proses fotosintesis
oleh tumbuhan. Sebaliknya kadar karbon dioksida akan meningkat kalau terjadi
proses respirasi (Umar, 2013).
Dari
data pengamatan yang diperoleh, menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Pada tabung
A1 yang berisi siput mengalami perubahan warna akuatik yang semula jernih
menjadi agak kekuningan dengan kondisi siput yang akhirnya mati. Tabung A2 yang
berisi siput dan Hydrilla mengalami
perubahan warna akuatik menjadi agak kekuningan hingga kuning kemerahan dengan
kondisi kedua organisme tersebut tetap hidup. Tabung A3 yang berisi Hydrilla saja mengalami perubahan warna akuatik
menjadi agak kekuningan hingga kuning kemerahan dengan kondisi Hydrilla masih hidup. Namun, perubahan
warna akuatik menjadi kuning kemerahan baru terjadi pada hari ke-7 dibandingkan
dengan tabung A3 yang telah mengalami perubahan warna kuning kemerahan sejak
hari ke-6. Tabung A4 yang berisi akuades saja digunakan sebagai kontrol untuk
ketiga tabung tersebut. Hal ini dilakukan agar dapat melihat perbandingan
perubahan yang terjadi.
Pada
tabung B1 mengalami perubahan akuatik yang semula jernih menjadi agak
kekuningan dengan kondisi siput telah mati. Tabung B2 mengalami perubahan
kondisi akuatik menjadi agak kekuningan hingga kuning kemerahan dengan kondisi
siput dan Hydrilla telah mati. Tabung
B3 mengalami perubahan warna akuatik yang semua jernih menjadi agak kekuningan dengan
kondisi Hydrilla telah mati. Dan
tabung B4 sebagai kontrol.
Dari
kedua percobaan ini dengan kondisi yang berbeda, yaitu tabung A di tempat
terang dan tabung B di tempat gelap jelas menunjukkan hasil yang berbeda. Oleh sebab itu cahaya mempengaruhi
daur karbon karena dibutuhkan dalam proses fotointesis.
Terutama
pada tabung A3 dan B3 yang berisi Hydrilla
saja. Tabung A3 menunjukkan perubahan warna akuatik menjadi agak kekuningan
hingga warna kuning kemerahan. Sedangkan tabung B3 tidak menunjukkan perubahan
warna akuatik sejak hari pertama sampai hari ke-4, berulah pada hari ke-5
terjadi perubahan warna akuatik menjadi agak kekuningan. Hal ini disebabkan
pada tabung B3 Hydrilla tidak dapat
melangsungkan fotosintesis didalam akuatik. Akibatnya daur karbon terjadi
sangat lambat yang ditandai dengan perubahan warna akuatik tersebut. Adanya daur karbon terlihat dari
perubahan kondisi dan warna akuatik dalam botol biakan. Kondisi akuatik
tersebut dapat terjadi karena adanya hubungan antara organisme yaitu produsen (Hydrilla) dan konsumen (siput) yang
melangsungkn proses respirasi dan fotosintesis. Respirasi yang dilakukan siput
dan fotosintesis yang dilakukan (Hydrilla)
melibatkan senyawa karbon berupa CO2.
KESIMPULAN
Dari
hasil pengamatan yang dilakukan diketahui adanya daur karbon dari kedua
percobaan tersebut dengan empat perlakuan yang berbeda. Adanya daur karbon
terlihat dari perubahan kondisi dan warna akuatik dalam botol biakan. Kondisi
akuatik tersebut dapat terjadi karena adanya hubungan antara organisme yaitu produsen
dan konsumen didalam ekosistem berupa botol biakan. Respirasi yang dilakukan
konsumen dan fotosintesis yang dilakukan produsen melibatkan senyawa karbon
berupa CO2. Oleh sebab itu cahaya mempengaruhi daur karbon karena
dibutuhkan dalam proses fotosintesis.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell
. 2004. Biologi Edisi Kelima Jilid 3.
Jakarta: Erlangga.
Daniswara,
2009. Produsen dan Konsumen Perairan. (online).
(http//daniswara. wordpress.com).
Diakses pada tanggal 21 November 2014.
Jansen,
H. 2004. Carbon Cycling in Earth System: A Soil Science Presperctive. New York : Mc Graw Hill Companies.
Lim,
D. 1998. Microbiology Second Edition. New York : Mc Graw Hill Companies.
Muslimin,W. 1996. Mikrobiologi Lingkungan. Jakarta : UI Press.
Prawirohartono,
S. 2001. Siklus Karbon. Jakarta :
Bumi Aksara.
Rusaddy. 2009. Ekosistem Perairan. (online).
(http://myopera.com). Diakses
pada
tanggal 21 November 2014.
Salisbury
dan Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Bandung : ITB Press.
Sasmita, D. 1994. Materi Pokok Biologi Umum. Jakarta : Depdikbud.
Umar, R. 2013. Penuntun Praktikum Ekologi Umum.
Makassar
: Jurusan Biologi Universitas
Hasanuddin.
Hasanuddin.
Komentar
Posting Komentar