Laporan Praktikum Ekologi Tumbuhan


LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI TUMBUHAN

Acara 1

“Daur Karbon”

        

          DISUSUN OLEH
NAMA            : Estamia Putri Hinely Siahaan
NIM                : F05112057
KELOMPOK : 8



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2014






ABSTRAK

            Karbon merupakan salah satu unsur penting bagi ekosistem dan kehidupan organisme, karena konfigurasi semua molekul organik berbasiskan unsur ini. Karbon beredar di biosfer dalam bentuk CO2 yang berupa gas, sehingga siklusnya tergolong ke dalam siklus tipe gas. Dalam garis besarnya terdapat tiga sumber karbon utama yaitu di atmosfer (dalam bentuk karbondioksida), di lautan (dalam bentuk terlarut) dan di dalam bumi (batuan kapur atau minyak fosil). Proses peredaran unsur ini mencakup wilayah yang sangat luas meliputi atmosfer, bumi dan lautan. Daur karbon juga dapat diartikan sebagai rangkaian transformasi karbon dioksida ditetapkan sebagai karbon atau senyawa karbon dalam energi mikorganisme hidup melalui fotosintesa atau komosintesi, dibebaskan melalui respirasi, kematian, dan penguraian energi pengikat yang digunakan oleh spesies heterofik dan akhirnya dikembalikan kepada keadaan asli untuk digunakan lagi. Untuk mempelajari jalannya siklus karbon, dapat dilakukan dengan mengamati siklus yang terjadi di dalam ekosistem yang lebih sempit atau kecil. Misalnya di dalam botol biakan, akuarium, rumah kaca dan sebagainya, yang di dalamnya mengandung unsur dari komponen biotik maupun abiotik. Namun, pada percobaan ini siklus karbon diamati di dalam botol biakan. Pada prinsipnya siklus karbon di suatu tempat berlangsung melalui proses pertukaran energi dan materi diantara kedua komponen tersebut. Dalam daur karbon, karbon dioksida dibutuhkan tumbuhan yang kemudian akan dikonsumsi hewan, ikan, dan manusia untuk kebutuhan sel dan energi. Oleh sebab itu, daur karbon merupakan bagian dari daur energi. Reaksi fotosintesis sangat esensial untuk daur karbon maupun daur energi, melalui proses fotosintesis tersebut karbon dioksida berhubungan dengan mahluk hidup. Melalui proses fotosintesisnya tumbuhan hijau berperan dalam daur karbon, karbon diubah menjadi karbohidrat dengan bantuan energi matahari dan pigmen klorofil. Oleh sebab itu, praktikum ini dilakukan dengan tujuan untuk mempelajari hubungan antara produsen dan konsumen di dalam ekosistem. Adapun alat dan bahan yang digunakan yaitu tabung/ botol biakan tertutup, siput kecil/ ikan kecil sebagai konsumen, hydrilla sebagai produsen, larutan bromthymol blue, air, sumber cahaya, dan kamar gelap.  Prosedur percobaannya  dua percobaan A ditempat terang (cahaya) dan B ditempat gelap disiapkan, yaitu tabung biakan A1, A2, A3, A4 dan B1, B2, B3, B4. Setiap percobaan dibuat tiga ulangan. Setiap tabung diisi dengan air dan ditambahkan 3-5 tetes Bromthymol Blue. Siput/ ikan kecil dimasukkan kedalam tabung A1 dan B1,  siput/ ikan kecil Hydrilla sp ke dalam tabung biakan A2 dan B2, Hydrilla saja ke dalam tabung A3 dan B3, dan hanya air ke dalam tabung A4 dan B4 sebagai kontrol. Semua tabung biakan tersebut ditutup rapat dan diamati 24 jam kemudian. Perubahan yang terjadi dengan siput dan Hydrilla sp dan warna indikator semua tabung dicatat kedalam tabel. Setelah itu tabung biakan A dan B ditukar posisinya. Lalu, perubahannya dicatat setelah 24 jam dipindahkan dan diulangi selama 7 hari. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, diperoleh tabung A1, A2, dan A3 menunjukkan terjadinya perubahan warna abotik dalam waktu relatif cepat. Sedangkan tabung B1, B2, dan B3 menunjukkan terjadinya perubahan warna abotik namun dalam waktu yang relatif lambat. Dari perlakuan diatas terlihat bahwa kecepatan perubahan warna abiotik tersebut menunjukkan adanya daur karbon.

Kata kunci : Daur karbon, karbon, ekosistem, produsen, konsumen, dan energi.







PENDAHULUAN

            Satu elemen penting di biosfer adalah karbon. Karbon adalah tulang belulang dari komponen organik dan tersusun mendekati dari 40% sampai 50% dari berat keadaan alam sekitar. Ada lebih komponen yang terbuat dari karbon dari pada kombinasi elemennya. Banyak dari karbon di bumi ditransfer dalam bentuk bahan bakar fosil, batu bara, tanah yang dipakai sebagai bahan bakar, minyak, dan gas alam (Lim, 1998).
Karbon adalah bahan penyusun dasar semua senyawa organik. Pergerakannya dalam suatu ekosistem berbarengan dengan pergerakan energi melebihi zat kimia lain, karbohidrat dihasilkan selama proses fotosintesis, dan CO2 dibebaskan bersama energi selama respirasi. Dalam siklus karbon, proses timbal balik fotosintesis dan respirasi seluler menyediakan suatu hubungan antara lingkungan atmosfer dan lingkungan terestial maupun aquatik (Campbell, 2004).
Sejumlah karbon untuk sementara berada dalam jaringan tumbuhan atau hewan, tetapi karbon tersebut akan kembali ke siklus setelah tumbuhan atau hewan tersebut mati kemudian diuraikan oleh makhluk pengurai. Jika sisa-sisa bahan organik dari pembusukan hewan dan tumbuhan tertimbuan dalam lapis tanah lebih dari 600 juta tahun maka karbon dikandung akan keluar dari siklus karbon yang utama. Tetapi oleh panas akan tekanan dalam lapis kerak bumi zat tersebut akan diubah menjadi bahn baker fosil misalnya batubara, minyak bumi dan gas bumi. Jika bahan baker fosil tersebut digunakan sebagai bahan bakar dalam berbagai industri maka karbon yang dikandung akan dilepas kembali ke lingkungan dalam bentuk CO2 sebagai hasil proses pembakaran. Selanjutnya CO2 tersebut akan digunakan kembali. (Sasmita, 1994).
Daur karbon merupakan bagian dari daur energi. Reaksi fotosintesis sangat esensial untuk daur karbon maupun daur energi, melalui proses fotosintesis tersebut, karbon maupun daur energi, melalui proses fotosintesis tersebut karbondioksida hubungan sebagai mahluk hidup. Melalui proses fotosintesisnya tumbuhan hijau berperan dalam siklus karbon, karbon diubah menjadi karbondioksida kemudian diubah menjadi karbohidrat dengan bantuan energi matahari dan pigmen klorofil  (Muslimin, 1996).
Siklus karbon adalah siklus biogeokimia dimana karbon dipertukarkan antara biosfer, geosfer, hidrosfer, dan atmosfer bumi. Adapun objek astronomis lainnya bisa jadi memiliki siklus karbon yang hampir sama meskipun hingga kini belum diketahui. Dalam siklus ini terdapat empat reservoir karbon utama yang dihubungkan oleh jalur pertukaran. Reservoir-reservoir tersebut adalah atmosfer, biosfer teresterial (biasanya termasuk pula freshwater system dan material non-hayati organik seperti karbon tanah (soil carbon)), lautan (termasuk karbon anorganik terlarut dan biota laut hayati dan non-hayati), dan sedimen (termasuk bahan bakar fosil). Pergerakan tahuan karbon, pertukaran karbon antar reservoir, terjadi karena proses-proses kimia, fisika, geologi, dan biologi yang bermaca-macam. Lautan mengadung kolam aktif karbon terbesar dekat permukaan Bumi, namun demikian laut dalam bagian dari kolam ini mengalami pertukaran yang lambat dengan atmosfer (Prawirohartono, 2001).
Menurut Jansen, adapun macam-macam karbon yang ada antara lain:
a) Karbon di Atmosfer
Bagian terbesar dari karbon yang berada di atmosfer bumi adalah gas karbon dioksida (CO2). Meskipun jumlah gas ini merupakan bagian yang sangat kecil dari seluruh gas yang ada di atmosfer (hanya sekitar 0,04% dalam basis molar, meskipun sedangmengalami kenaikan), namun ia memiliki peran yang penting dalam menyokong kehidupan. Gas-gas lain yangmengandung karbon di atmosfer adalah metan dan kloroflorokarbon atau CFC (CFC ini merupakan gas artifisial atau buatan). Gas-gas tersebut adalah gas rumah kaca yang konsentrasinya di atmosfer telah bertambah dalam dekade terakhir ini, dan berperan dalam pemanasan global.
b) Karbon di Biosfer
Sekitar 1900 gigaton karbon ada di dalam biosfer. Karbon adalah bagian yang penting dalam kehidupan di Bumi. Ia memiliki peran yang penting dalam struktur, biokimia, dan nutrisi pada semua sel makhluk hidup.
c) Karbon di Laut
Laut mengandung sekitar 36.000 gigaton karbon, dimana sebagian besar dalam bentuk ion bikarbonat. Karbon anorganik, yaitu senyawa karbon tanpa ikatan karbon-karbon atau karbon-hidrogen, adalah penting dalam reaksinya di dalam air. Pertukaran karbon ini menjadi penting dalam mengontrol pH di laut dan juga dapat berubah sebagai sumber (source) atau lubuk (sink) karbon. Karbon siap untuk saling dipertukarkan antara atmosfer dan lautan. Pada daerah upwelling, karbon dilepaskan ke atmosfer. Sebaliknya, pada daerah downwelling karbon (CO2) berpindah dari atmosfer ke lautan. Pada saat CO2 memasuki lautan, asam karbonat terbentuk CO2 + H2O H2CO3. Reaksi ini memiliki sifat dua arah, mencapai sebuah kesetimbangan kimia. Reaksi lainnya yang penting dalam mengontrol nilai pH lautan adalah pelepasan ion hidrogen dan bikarbonat. Reaksi ini mengontrol perubahan yang besar pada pH H2CO3 H+ + HCO3 (Jansen, 2004).
Respirasi berperan penting dalam penimbunan karbon selama pertumbuhan tumbuhan. Tapi, peranan ini sukar ditetapkan karena tidak mudah untuk mengetahui seberapa besar respirasi berlangsung ketika tumbuhan berada di bawah cahaya. Biasanya, respirasi gelap dianggap tetap sama selama ada cahaya, tapi dapat diketahui bahwa terdapat bukti kuat yang menyatakan tidak demikian. Bagaimanapun, jelas bahwa sebagian dari energi yang ditangkap dalam fotosintesis digunakan untuk pertumbuhan serta perkembangan yang akan menjaga dan untuk memelihara sel hidup. Bagian itu mungkin sekitar 30% sampai 40% dari energi yang ditangkap dalam proses fotosintesis yakni berupa unsu senyawa karbon yang didapatkan oleh tumbuhan dari atmosfer dengan bantuan cahaya sehingga dapat menghasilkan makanannya sendiri. Perbedaan setiap tumbuhan dalam persentase itu penting secara ekologi. Sebagai contoh, beberapa tumbuhan menggunakan jauh lebih banyak energi dari pada tumbuhan lain dalam mensintesis bahan sekunder pelindung seperti tannin/alkaloid, atau bahan structural seperti lignin (Salisbury, 1995).
Ketika matahari bersinar, tumbuhan melakukan fotosintesis untuk mengubah karbondioksida menjadi karbohidrat dan melepaskan  oksigen ke atmosfer.  Proses ini akan lebih banyak menyerap karbon pada hutan yang sedang mengalami perumbuhan yang cepat. Pada permukaan laut ke arah kutub, air laut menjadi lebih dingin dan CO2 akan lebih mudah larut. Selanjutnya CO2 yang larut tersebut akan terbawa oleh sirkulasi termohalin yang membawa massa air di permukaan yang lebih berat ke dalam laut atau interir laut. Di laut bagian atas (upper ocean), pada daerah dengan produktivitas yang tinggi, organisme membentuk jaringan yang mengandung karbon. Beberapa organisme juga membentuk cangkang karonat dan bagian-bagian tubuh lainnya yang keras. Proses ini akan menyebabkan aliran karbon ke bawah (Daniswara, 2009).
Hubungan antara produsen dan konsumen dalam kaitannya dengan siklus karbon dan mutlak diperlukan dalam suatu ekosistem untuk menjaga kestabilannya. Di lingkungan terbuka, sangat sulit untuk menentukan faktor apa yang mempengaruhi hubungan tersebut karena terdapat banyak faktor yang mempengaruhinya. Dalam siklus karbon, atom karbon terus mengalir dari produsen ke konsumen dalam bentuk molekul CO2 dan karbohidrat, sedangkan energi foton matahari digunakan sebagai pemasok energi yang utama. Produsen memerlukan CO2 yang dihasilkan konsumen untuk melakukan fotosintesis. Dari kegiatan fotosintesis tersebut, produsen dapat menyediakan karbohidrat dan oksigen yang diperlukan oleh konsumen dalam kehidupan langsung (Russady, 2009).
Produsen darat mendapatkan CO2 dari atmosfer, sedangkan produsen dalam air mamanfaatkan CO2 yang terlarut (sebagai bikarbonat dan HCO3). Kelarutan karbondioksida dalam air berbeda dengan oksigen, karena gas ini bereaksi secara kimiawi dalam air. Salah satu contohnya adalah apabila di dalam air laut karbondioksida bereaksi dengan air menghasilkan asam karbonat, yang kemudian terdisiosiasi lagi menjadi ion hidrogen dan karbonat. Konsentrasi CO2 yang tinggi pula akan mempengaruhi tumbuhan dalam mengabsorbsi air dan unsua hara (Umar, 2013).
Sebagai akibat reaksi di atas ialah terjadinya produksi atau absorbsi hidrogen bebas, sehingga jumlah hidrogen dalam suatu larutan merupakan tolak ukur keasaman. Lebih banyak ion H+ berarti lebih asam suatu larutan dan lebih sedikit H+ berarti lebih basa, dengan kata lain larutan basa lebih banyak mengandung ion OH. Sebagai akibat reaksi ialah terjadinya produksi atau absorbsi hidrogen bebas, sehingga jumlah hidrogen dalam suatu larutan merupakan tolok ukur keasaman (Prawirohartono, 2001).
Salah satu cara untuk melihat hubungan produsen dan konsumen dalam pemakaian dan produksi karbon dalam air dapat dilakukan dengan Uji Bromtimol Biru. Bromtimol Biru merupakan suatu larutan indikator yang berwarna biru dalam larutan basa dan kuning dalam larutan asam. Gas karbon dioksida akan membentuk asam jika dilarutkan dalam air. Perubahan warna pada perlakuan disebabkan oleh perubahan kandungan karbon dioksida yang ada dalam air. Kadar karbon dioksida akan berkurang apabila terjadi proses fotosintesis oleh tumbuhan. Sebaliknya kadar karbon dioksida akan meningkat kalau terjadi proses respirasi (Umar, 2013).
Selain itu dapat pula digunakan metil merah. Metil Merah (Methyl Red ) adalah senyawa organik yang memiliki rumus kimia C15H15N3O2, senyawa ini banyak dipakai untuk indikator titrasi asam basa. Indikator ini berwarna merah pada pH dibawah 4,4 dan berwarna kuning diatas 6,2. Warna transisinya menghasilkan warna orange. Apabila air yang ditetesi metil merah berwarna merah berarti semakin asam air tersebut yang menandakan kadar CO2-nya meningkat, sedangkan bila airnya berwarna kuning berarti kandungan CO2-nya kurang (Daniswara, 2009).







METODOLOGI

            Praktikum ini dilaksanakan hari senin tanggal November 2014 pada pukul 15.00 – 17.00 di Laboratium FKIP Biologi Universitas Tanjungpura. Tujuannya untuk mempelajari hubungan antara produsen dan konsumen di dalam ekosistem. Adapun alat dan bahan yang digunakan yaitu tabung/ botol biakan tertutup, siput kecil/ ikan kecil sebagai konsumen, hydrilla sebagai produsen, larutan bromthymol blue, air, sumber cahaya, dan kamar gelap. Prosedur percobaan yaitu  dua percobaan A dan B disiapkan, masing – masing terdiri dari empat tabung/ botol biakan. Tabung – tabung biakan ini ditandai dengan kode A1, A2, A3, A4 dan B1, B2, B3, B4. Tiga ulangan dibuat untuk setiap percobaan. Setiap tabung diisi dengan sejumlah air yang sama sampai permukaan air kira – kira 20 mm di bawah mulut tabung. Ditambahkan 3-5 tetes Bromthymol Blue kedalam tiap-tiap tabung. Siput/ ikan kecil dimasukkan kedalam tabung A1 dan B1,  siput/ ikan kecil Hydrilla sp ke dalam tabung biakan A2 dan B2, Hydrilla saja ke dalam tabung A3 dan B3, da hanya air ke dalam tabung A4 dan B4 sebagai kontrol. Semua tabung biakan tersebut ditutup rapat agar kedap udara. Percobaan A diletakkan ditempat yang terang (cahaya) dan percobaan B di tempat yang gelap. Tabung biakan diamati 24 jam kemudian dan warna indikator dari semua tabung dicatat (dibuat tabelnya). Dicatat pula perubahan yang terjadi dengan siput dan Hydrilla sp. Setelah itu tabung biakan A dipindahkan ke tempat gelap dan tabung biakan B ke tempat terang. Lalu, perubahannya dicatat setelah 24 jam dipindahkan. Perpindahan ini diulangi selama 7 hari.








HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

TABUNG
PERLAKUAN
HARI KE-
1
2
3
4
5
6
7
A
A1 (siput)
0
0
0
+
++
++
++
A2 (siput+ hydrilla )
++
++
++
++
++
+++
+++
A3 (Hydrilla sp)
++
++
++
++
++
++
+++
A4 (Aqua)
0
0
0
0
0
0
0
B
B1 (siput))
0
0
0
++
++
++
++
B2 (siput+ hydrilla )
++
++
+
++
++
++
+++
B3 (Hydrilla sp)
0
0
0
0
++
++
++
B4 (Aqua)
0
0
0
0
0
0
0
Keterangan :
0                    = Jernih
+          = Biru Kekuningan
++        = Agak Kekuningan
+++      = Kuning Kemerahan

Objek yang digunakan pada praktikum ini berupa siput dan tanaman Hydrilla sp. Penggunaan hewan dan tumbuhan ini dimaksudkan untuk mempelajari hubungan antara produsen dan konsumen didalam ekosistem. Hubungan antara produsen dan konsumen ini melibatkan suatu siklus yang dikenal dengan daur karbon. Daur karbon merupakan bagian dari daur energi. Reaksi fotosintesis sangat esensial untuk daur karbon maupun daur energi, melalui proses fotosintesis tersebut, karbon maupun daur energi, melalui proses fotosintesis tersebut karbondioksida hubungan sebagai mahluk hidup. Melalui proses fotosintesisnya tumbuhan hijau berperan dalam siklus karbon, karbon diubah menjadi karbondioksida kemudian diubah menjadi karbohidrat dengan bantuan energi matahari dan pigmen klorofil  (Muslimin, 1996).
Terjadi proses fotosintesis yang dilakukan oleh Hydrilla sp. yang menghasilkan O2, dimana O2 digunakan untuk proses respirasi yang dilakukan oleh siput (Lymnea sp.) Penggunaan siput karena praktikum ini akan melihat peristiwa fotosintesis dalam air yang merupakan tempat hidup dari siput. Sedangkan penggunaan Hydrilla karena merupakan hewan air yang kosmopolit atau ditemukan dimana-mana.
 Percobaan ini menggunakan larutan bromtimol blue sebagai bahan indikator. Salah satu cara untuk melihat hubungan produsen dan konsumen dalam pemakaian dan produksi karbon dalam air dapat dilakukan dengan Uji Bromtimol Biru. Bromtimol Biru merupakan suatu larutan indikator yang berwarna biru dalam larutan basa dan kuning dalam larutan asam. Gas karbon dioksida akan membentuk asam jika dilarutkan dalam air. Perubahan warna pada perlakuan disebabkan oleh perubahan kandungan karbon dioksida yang ada dalam air. Kadar karbon dioksida akan berkurang apabila terjadi proses fotosintesis oleh tumbuhan. Sebaliknya kadar karbon dioksida akan meningkat kalau terjadi proses respirasi (Umar, 2013).
Dari data pengamatan yang diperoleh, menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Pada tabung A1 yang berisi siput mengalami perubahan warna akuatik yang semula jernih menjadi agak kekuningan dengan kondisi siput yang akhirnya mati. Tabung A2 yang berisi siput dan Hydrilla mengalami perubahan warna akuatik menjadi agak kekuningan hingga kuning kemerahan dengan kondisi kedua organisme tersebut tetap hidup. Tabung A3 yang berisi Hydrilla saja mengalami perubahan warna akuatik menjadi agak kekuningan hingga kuning kemerahan dengan kondisi Hydrilla masih hidup. Namun, perubahan warna akuatik menjadi kuning kemerahan baru terjadi pada hari ke-7 dibandingkan dengan tabung A3 yang telah mengalami perubahan warna kuning kemerahan sejak hari ke-6. Tabung A4 yang berisi akuades saja digunakan sebagai kontrol untuk ketiga tabung tersebut. Hal ini dilakukan agar dapat melihat perbandingan perubahan yang terjadi.
Pada tabung B1 mengalami perubahan akuatik yang semula jernih menjadi agak kekuningan dengan kondisi siput telah mati. Tabung B2 mengalami perubahan kondisi akuatik menjadi agak kekuningan hingga kuning kemerahan dengan kondisi siput dan Hydrilla telah mati. Tabung B3 mengalami perubahan warna akuatik yang semua jernih menjadi agak kekuningan dengan kondisi Hydrilla telah mati. Dan tabung B4 sebagai kontrol.
Dari kedua percobaan ini dengan kondisi yang berbeda, yaitu tabung A di tempat terang dan tabung B di tempat gelap jelas menunjukkan hasil yang berbeda. Oleh sebab itu cahaya mempengaruhi daur karbon karena dibutuhkan dalam proses fotointesis.
Terutama pada tabung A3 dan B3 yang berisi Hydrilla saja. Tabung A3 menunjukkan perubahan warna akuatik menjadi agak kekuningan hingga warna kuning kemerahan. Sedangkan tabung B3 tidak menunjukkan perubahan warna akuatik sejak hari pertama sampai hari ke-4, berulah pada hari ke-5 terjadi perubahan warna akuatik menjadi agak kekuningan. Hal ini disebabkan pada tabung B3 Hydrilla tidak dapat melangsungkan fotosintesis didalam akuatik. Akibatnya daur karbon terjadi sangat lambat yang ditandai dengan perubahan warna akuatik tersebut. Adanya daur karbon terlihat dari perubahan kondisi dan warna akuatik dalam botol biakan. Kondisi akuatik tersebut dapat terjadi karena adanya hubungan antara organisme yaitu produsen (Hydrilla) dan konsumen (siput) yang melangsungkn proses respirasi dan fotosintesis. Respirasi yang dilakukan siput dan fotosintesis yang dilakukan (Hydrilla) melibatkan senyawa karbon berupa CO2.






KESIMPULAN

            Dari hasil pengamatan yang dilakukan diketahui adanya daur karbon dari kedua percobaan tersebut dengan empat perlakuan yang berbeda. Adanya daur karbon terlihat dari perubahan kondisi dan warna akuatik dalam botol biakan. Kondisi akuatik tersebut dapat terjadi karena adanya hubungan antara organisme yaitu produsen dan konsumen didalam ekosistem berupa botol biakan. Respirasi yang dilakukan konsumen dan fotosintesis yang dilakukan produsen melibatkan senyawa karbon berupa CO2. Oleh sebab itu cahaya mempengaruhi daur karbon karena dibutuhkan dalam proses fotosintesis.







DAFTAR PUSTAKA

Campbell .  2004. Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta: Erlangga.
  Daniswara, 2009. Produsen dan Konsumen Perairan. (online). (http//daniswara.         wordpress.com).     Diakses pada tanggal 21 November 2014.
Jansen, H. 2004. Carbon Cycling in Earth System: A Soil Science Presperctive. New York :           Mc         Graw Hill             Companies.

Lim, D. 1998. Microbiology Second Edition. New York : Mc Graw Hill Companies.

Muslimin,W. 1996. Mikrobiologi Lingkungan. Jakarta : UI Press.

Prawirohartono, S.  2001. Siklus Karbon. Jakarta : Bumi Aksara.

Rusaddy. 2009. Ekosistem Perairan. (online). (http://myopera.com). Diakses pada tanggal 21                   November 2014.

Salisbury dan Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Bandung : ITB Press.

Sasmita, D. 1994. Materi Pokok Biologi Umum. Jakarta : Depdikbud.

Umar, R. 2013. Penuntun Praktikum Ekologi Umum. Makassar : Jurusan Biologi Universitas              
      Hasanuddin.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Praktikum Ekologi Tumbuhan Fenologi

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI TUMBUHAN "TRANSPIRASI"