Laporan Praktikum Ekologi Tumbuhan Fenologi

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI TUMBUHAN
ACARA 2

FENOLOGI

 

DISUSUN OLEH :

     Estamia Putri Hinely Siahaan
                    F05112057

                KELOMPOK : 8

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2015





ABSTRAK
            Tumbuhan memiliki kalender peristiwa-peristiwa atau fase-fase dalam hidupnya seperti waktu pertunasan, waktu pertumbuhan daun baru, waktu pengguguran daun, waktu berbuah, waktu berbunga, serta waktu pertumbuhan diameter batang. Rangkaian peristiwa-peristiwa inilah yang dinamakan fenologi. Fenologi mempelajari penampakan aktivitas tumbuhan yang terjadi secara berkala pada waktu-waktu tertentu dalam satu tahun. Fenologi sebagai ilmu pengetahuan hingga saat ini masih berdasar pada hasil observasi tentang tahapan perkembangan tumbuhan (phenophase) eksternal yang tampak, seperti perkecambahan biji, pembungaan, perubahan warna daun, gugur daun dan semi daun. Oleh karena itu, percobaan kali ini dilakukan untuk mengamati perkembangan kacang hijau dari germinasi hingga berusia 7 – 8 minggu. Adapun alat yang digunakan yaitu kaliper, penggaris atau meteran, kertas berpetak, timbangan, pot, dan embrat. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu biji kacang hijau, tanah, dan air. Cara kerja yang dilakukan yaitu perkembangan semenjak tahap germinasi dicatat, saat kotiledon mulai nampak, saat daun pertama muncul, saat pertumbuhan daun masa vegetatif, saat mulai reproduktif. Data temperatur tanah dan udara, presipitasi, kelembapan dan cahaya dicatat juga setiap hari.
Kata kunci : fenologi, tahap perkecambahan, tahap pertumbuhan daun baru, tahap berbunga, dan tahap pertumbuhan diameter batang.






PENDAHULUAN
Fenologi adalah ilmu yang mempelajari pengaruh iklim atau lingkungan sekitar terhadap penampilan suatu organisme atau populasi. Aspek utama yang dipelajari adalah bagaimana alam berubah sejalan dengan perjalanan siklus waktu/musim. Ilmu ini dapat dianggap sebagai bagian dari ekologi dan biogeografi. Fenologi mempelajari penampakan aktivitas tumbuhan yang terjadi secara berkala pada waktu-waktu tertentu dalam satu tahun. Fenologi sebagai ilmu pengetahuan hingga saat ini masih berdasar pada hasil observasi tentang tahapan perkembangan tumbuhan (phenophase) eksternal yang tampak, seperti perkecambahan biji, pembungaan, perubahan warna daun, gugur daun dan semi daun. Pengamatan fenologis akan lebih baik jika dapat dilengkapi dengan data deferensiasi anatomis maupun aktifitas biokimia pada tumbuhan. Data fenologis dapat memberikan informasi yang bernilai ekologis misalnya tentang karakter spesies pada suatu daerah dan pengaruh perubahan musim terhadap aktifitas tumbuhan. Fenologi berkaitan erat dengan adaptasi sedangkan adaptasi rendah dapat mempengaruhi eksistensi tumbuhan di suatu tempat dan membatasi penyebaran geografis tumbuhan tersebut. Untuk kepentingan terapan, aktifitas fenologi tumbuhan seringkali dipakai sebagai indicator adanya perubahan musim yang bersifat timbal balik dengan perubahan aktifitas tumbuhan, karena adanya sinkronisasi antara musim dan aktifitas fenologi tumbuhan (Anwar, 2011).
            Fenologi adalah ilmu tentang periode fase-fase yang terjadi secara alami pada tumbuhan. Berlangsungnya fase-fase tersebut sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan sekitar, seperti lamanya penyinaran, suhu dan kelembaban udara (Fewless, 2006).
            Seperti fenologi perbungaan pada beberapa jenis anggrek agar bunganya segera mekar, harus mendapatkan stimulasi udara panas dan atau dingin, tergantung jenis anggrek tersebut (Dressler, 1981).
            Fenologi perbungaan suatu jenis tumbuhan adalah salah satu karakter penting dalam siklus hidup tumbuhan karena pada fase itu terjadi proses awal bagi suatu tumbuhan untuk berkembang biak. Suatu tumbuhan akan memiliki perilaku yang berbeda-beda pada pola perbungaan dan perbuahannya, akan tetapi pada umumnya diawali dengan pemunculan kuncup bunga dan diakhiri dengan pematangan buah (Tabla, 2004).
            Pengamatan fenologi tumbuhan yang seringkali dilakukan adalah perubahan masa vegetatif ke generatif dan panjang masa generatif tumbuhan tersebut. Ini biasanya dilakukan melalui pendekatan dengan pengamatan umur bunga, pembentukan biji dan saat panen. Penelitian yang dilakukan oleh Loveless et al. (2006) mengamati fenologi perbungaan pada Swietenia macrophylla dan diakhiri pada evaluasi tingkat buah masak (Sitompul, 1995).




           
METODOLOGI
            Praktikum ini dilaksanakan hari senin tanggal November 2014 pada pukul 15.00 – 17.00 di Laboratium FKIP Biologi Universitas Tanjungpura. Tujuannya untuk mengamati perkembangan kacang hijau dari germinasi hingga berusia 7 – 8 minggu. Adapun alat yang digunakan yaitu kaliper, penggaris atau meteran, kertas berpetak, timbangan, pot, dan embrat. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu biji kacang hijau, tanah, dan air. Cara kerjanya yang dilakukan dengan menyiapkan 10 pot/polibag yang telah berisi 2 anakan kacang hijau berumur 1 minggu. Kemudian, penyiraman dilakukan setiap hari dengan jumlah air yang sama. Tempatkan 5 pot dilapangan terbuka dan 5 pot lainnya di dalam lingkungan hutan. Lakukan pengukuran terhadap suhu udara dan tanah, kelembapan, cahaya, dan curah hujan pada kedua tempat setiap hari. Tinggi tanaman diukur setiap minggu dan dihitung pertambahan pertumbuhan tinggi tanaman tiap minggu. Rata – rata faktor iklim mingguan dihitung berdasarkan data temperatur udara dan tanah, kelembapan, cahaya, dan curah hujan. Pengamatan dilakukan sampai mulai tahap generatif (kira-kira 7-8 minggu). Lakukan perhitungan statistik pengaruh iklim terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau dan dibandingkan pertumbuhan tanaman di kedua tempat. Selanjutnya, perkembangan semenjak tahap germinasi dicatat, saat kotiledon mulai nampak, saat daun pertama muncul, saat pertumbuhan daun masa vegetatif, saat mulai reproduktif. Data temperatur tanah dan udara, presipitasi, kelembapan dan cahaya dicatat setiap hari. Hal lain yang dapat terjadi dicatat juga. Kemudian, data dianalisa dan dibuat grafiknya. Dan dibandingkan fenologi tanaman kacang hijau di kedua tempat. 






HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pengamatan
Tabel 1. Pengamatan Fenologi Kacang Hijau
No.
Stadium Tumbuh
Lapangan
Naungan
Hari ke-
Hari ke-
1.
Germinasi
1
1
2.
Biji kecambah sampai kotiledon
2
2
3.
Kotiledon terbuka
3
3
4.
Daun tripoliate pertama
8
5
5.
Daun tripoliate kedua
20
13
6.
Daun tripoliate ketiga
37
22

Tabel 2. Pengamatan Jumlah Daun Kacang Hijau di Lapangan
Ulangan
Lapangan Minggu ke-
1
2
3
4
5
6
7
8
1
2
3
4
7
8
9
11
13
2
2
4
5
8
10
11
12
15
3
2
3
4
7
9
10
12
14
4
2
3
4
8
9
11
12
14
5
2
4
4
8
9
11
13
15
Rata-rata
2
3.4
4.2
7.6
9
10.4
12
14.2

Tabel 3. Pengamatan Jumlah Daun Kacang Hijau di Naungan
Ulangan
Lapangan Minggu ke-
1
2
3
4
5
6
7
8
1
2
4
6
6
8
0
0
0
2
2
4
4
6
6
4
0
0
3
2
4
4
6
6
0
0
0
4
2
2
6
6
8
8
0
0
5
2
2
4
6
6
6
0
0
Rata-rata
2
3.2
4.8
6
6.8
3.6
0
0
0 = tanaman telah mati

            Pada  praktikum kali ini yaitu mengenai fenologi yang bertujuan untuk mengamati perkembangan kacang hijau dari germinasi hingga berusia 7 – 8 minggu. Ada dua perlakuan pada percobaan ini yaitu dengan menumbuhkan kacang hijau di lapangan dan di naungan. Adapun cara kerjanya dengan mengukur tinggi tanaman setiap minggu dan dihitung pertambahan pertumbuhan tinggi tanaman tiap minggu. Pengamatan dilakukan sampai mulai tahap generatif (kira-kira 7-8 minggu). Selanjutnya, perkembangan semenjak tahap germinasi dicatat, saat kotiledon mulai nampak, saat daun pertama muncul, saat pertumbuhan daun masa vegetatif, saat mulai reproduktif. Lalu, dibandingkan fenologi tanaman kacang hijau di kedua tempat. 
            Dari data yang diperoleh dapat dilihat bahwa siklus atau perkembangan kacang hijau dilapangan dimulai dari tahap germinasi pada hari pertama. Kemudian, hari ke-2 biji kecambah sampai kotiledon mulai keluar. Hari ke-3 kotiledon sudah terbuka. Sampai pada hari ke-8 muncul daun tripoliate pertama. Kemudian, bertambah lagi daun tripoliate kedua pada hari ke-20. Dan pada hari ke-37 yaitu tepat 8 minggu muncul daun tripoliate ketiga. Rata-rata ukuran tinggi tanaman dilapangan pada usia 8 minggu mencapai 14,2 cm. Sedangkan siklus atau perkembangan kacang hijau pada perlakuan 2 yaitu di naungan dimulai dari tahap germinasi pada hari pertama. Pada hari ke-2 biji kecambah sampai kotiledon mulai keluar. Hari ke-3 kotiledon sudah terbuka. Namun, pada hari ke-5 sudah muncul daun tripoliate pertama, lebih cepat 3 hari dari perlakuan pertama. Kemudian, bertambah lagi daun tripoliate kedua pada hari ke-13. Dan pada hari ke-22 minggu terakhir muncul daun tripoliate ketiga. Namun, tanaman sudah mati sebelum mencapai usia 8 minggu. Rata-rata ukuran tinggi tanaman pada hari terakhir sebelum mati yaitu saat usia 6 minggu hanya mencapai 3,6 cm.
            Dari kedua fenologi tersebut dapat dilihat perbedaannya. Fenologi kacang hijau yang mendapat perlakuan pertama yaitu di lapangan tumbuh dan berkembang dengan sangat baik. Hal ini dikarenakan kacang hijau tersebut mendapat penyinaran, suhu, dan kelembapan udara yang cukup sehingga mengalami fase-fase yang teratur dan baik pula. Maka, percobaan ini  sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa fenologi adalah ilmu tentang periode fase-fase yang terjadi secara alami pada tumbuhan. Berlangsungnya fase-fase tersebut sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan sekitar, seperti lamanya penyinaran, suhu dan kelembaban udara (Fewless, 2006). Sedangkan fenologi kacang hijau yang mendapat perlakuan kedua (di naungan) tidak tumbuh dan berkembang dengan baik. Karena kurang cukup  mendapat penyinaran  matahari, suhu dan kelembaban udara untuk pertumbuhan dan perkembangan hidupnya, sehingga mengalami kematian dengan cepat atau kurang dari usia 8 minggu. Oleh sebab itu, keadaan lingkungan sekitar seperti lamanya penyinaran, suhu dan kelembaban udara sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan demi mencapai fenologi yang baik.





KESIMPULAN
            Keadaan lingkungan sekitar seperti lamanya penyinaran, suhu dan kelembaban udara sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Faktor-faktor lingkungan tersebut  penting bagi tumbuhan demi mencapai fenologi yang baik dimulai dari tahapan perkembangan tumbuhan (phenophase) eksternal yang tampak, seperti perkecambahan biji, pembungaan, perubahan warna daun, gugur daun dan semi daun.






DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Hairil. 2011. Pengertian Fenologi. (online). http://erilbiologi2008.blogspot.com/2011         /0 
     5/pengertian-fenologi.html. Diakses tanggal 24 Januari 2015.

Dressler, R.L. 1981. The Orchids Natural History and Classification. Cambridge : Harvard                
     University Press.

Fewless, G. 2006. Phenology. (online). hhtp://www.uwgb.edu/biodiversity/phenology/index.        
     htm. Diakses tanggal 24 Januari 2015.

Lovelless, D. Marylin, Grogan dan James. 2006. Flowering Phenology, Flowering Neighborhood, 
     and Fruiting in Swietenia macrophylla, Big-Leaf Mahagony, in        SouthernPara,Brazil.(online). 
     http://www.2006.botanyconference.org/engine/search/         index.php?func=detail&aid=442. 
     Diakses tanggal 24 Januari 2015.

Tabla, V.P. dan C.F. Vargas. 2004. Phenology and phenotypic natural selection on the      flowering 
     time of a deceit-pollinated tropical orchid, Myrmecophila christinae.             Annals of Botany, 
     94(2): 243-250.             http://aob.oxfordjournals.org/cgi/content/full/94/2/243. Diakses tanggal 
     24 Januari             2015.

Sitompul, S.M. dan B. Guritno. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman. Yogyakarta: Gajah            
     Mada University Press.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Praktikum Ekologi Tumbuhan

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI TUMBUHAN "TRANSPIRASI"