Laporan Praktikum Minimal Area
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI TUMBUHAN
Acara
5
“Minimal Area (Minimal Sampling Area) atau
Kurva Spesies”
DISUSUN OLEH
NAMA
: Estamia Putri Hinely Siahaan
NIM : F05112057
KELOMPOK
: 8
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2013
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme denganlingkungannya dan yang lainnya. Berasal dari kata Yunani oikos ("habitat") danlogos ("ilmu").
Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk
hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Dalam ekologi,
makhluk hidup dipelajari sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya.
Pembahasan ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistemdengan berbagai komponen penyusunnya, yaitu faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik antara lain suhu, air, kelembaban, cahaya, dan topografi, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup
yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga
berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu
populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling memengaruhi dan merupakan suatu
sistem yang menunjukkan kesatuan. Analisis vegetasi ditujukan untuk mempelajari
tingkat suksesi, evaluasi hasil pengendalian gulma, perubahan flora (shifting)
sebagai akibat metode pengendalian tertentu dan evaluasi herbisida (trial)
untuk menentukan aktivitas suatu herbisida terhadap jenis gulma di lapangan.
Konsep dan metode analisis vegetasi sangat bervariasi tergantung keadaan
vegetasi dan tujuan analisis. Metode yang digunakan harus disesuaikan dengan
struktur dan komposisi vegetasi. Metode garis (line intercept)
biasanya digunakan untuk areal yang luas dengan vegetasi semak rendah. Metode
titik (point intercept) biasanya digunakan untuk pengamatan sebuah petak contoh
dengan vegetasi yang tumbuh menjalar (creeping). Metode visual (visual
emotion) dapat digunakan untuk suatu survey daerah yang luas dan tidak
tersedia cukup waktu. Vegetasi (dari bahasa Inggris: vegetation) dalam ekologi adalah istilah untuk keseluruhan komunitas tetumbuhan. Vegetasi merupakan bagian hidup yang tersusun dari tetumbuhan
yang menempati suatu ekosistem. Beraneka tipe hutan,kebun, padang rumput, dan tundra merupakan contoh-contoh vegetasi. Analisis vegetasi
biasa dilakukan oleh ilmuwan ekologi untuk mempelajari kemelimpahan jenis serta
kerapatan tumbuh tumbuhan pada suatu tempat. Populasi
adalah keseluruhan objek yang akan/ingin diteliti. Populasi inisering juga
disebut Universe. Anggota populasi dapat berupa benda hidup maupun benda mati,
dimana sifat-sifat yang ada padanya dapat diukur atau diamati. Populasi yang
tidak pernah diketahui dengan pasti jumlahnya disebut "Populasi
Infinit" atau tak terbatas, dan
populasi yang jumlahnya diketahui dengan pasti (populasi yang dapat diberi nomor identifikasi),
misalnya murid sekolah, jumlah karyawan tetap pabrik, dll disebut "Populasi
Finit". Suatu kelompok objek yang berkembang terus (melakukan proses
sebagai akibat kehidupan atau
suatu proses kejadian) adalah Populasi Infinitif.
TINJAUAN PUSTAKA
Analisis Vegetasi
Analisis vegetasi adalah suatu cara mempelajari susunan dan atau
komposisi vegetasi secara bentuk (struktur) vegetasi dari masyarakat tumbuh-tumbuhan. Unsur struktur vegetasi adalah bentuk
pertumbuhan, stratifikasi dan penutupan tajuk. Untuk keperluan analisis
vegetasi diperlukan data-data jenis, diameter dan tinggi untuk menentukan
indeks nilai penting dari penyusun komunitas hutan tersebut. Dengan analisis
vegetasi dapat diperoleh informasi kuantitatif tentang struktur dan komposisi
suatu komunitas tumbuhan (Greig,
1983).
Sifat
komunitas akan ditentukan oleh keadaan individu-individu tadi, dengan demikian
untuk melihat suatu komunitas sama dengan memperhatikan individu-individu atau
populasinya dari seluruh jenis tumbuhan yang ada secara keseluruhan. Ini
berarti bahwa daerah pengambilan contoh itu representatif bila didalamnya
terdapat semua atau sebagian besar dari jenis tumbuhan pembentuk komunitas
tersebut (Sagala, 1997).
Dengan
demikian pada suatu daerah vegetasi umumnya akan terdapat suatu luas tertentu,
dan daerah tadi sudah memperlihatkan kekhususan dari vegetasi secara
keseluruhan.yang disebut luas minimum (Odum,
1998).
Metode Kurva Luas Minimum
Luas minimum atau kurva spesies area merupakan langkah awal yang digunakan
untuk menganalisis suatu vegetasi yang menggunakan petak contoh (kuadrat). Luas
minimum digunakan untuk memperoleh luasan petak contoh (sampling area) yang
dianggap representatif dengan suatu tipe vegetasi pada suatu habitat tertentu
yang sedang dipelajari. Luas petak contoh mempunyai hubungan erat dengan
keanekaragaman jenis yang terdapat pada areal tersebut. Makin tinggi
keanekaragaman jenis yang terdapat pada areal tersebut, makin luas petak
contohyang dgunakan. Bentuk luas minimum dapat berbentuk bujur sangkar, empat
persegi panjang dan dapat pula berbentuk lingkaran. Luas petak contoh minimum
yang mewakili vegetasi hasil luas minimum, akan dijadikan patokan dalam
analisis vegetasi dengan metode kuadrat (Kusmana, 1997).
Metode luas
minimum dilakukan dengan cara menentukan luas daerah contoh vegetasi yang akan
diambil dan didalamnya terdapat berbagai jenis vegetasi tumbuhan. Syarat untuk
pengambilan contoh haruslah representative bagi seluruh vegetasi yang dianalisis
(Purwaningsih, 2005).
Keadaan ini
dapat dikembalikan kepada sifat umum suatu vegetasi yaitu vegetasi berupa komunitas tumbuhan yang dibentuk oleh beragam jenis populasi.
Dengan kata lain peranan individu suatu jenis tumbuhan sangat penting. Sifat
komunitas akan ditentukan oleh keadaan-keadaan individu dalam populasi.
Setelah luas minimum diketahui dan telah ditentukan, dari situlah jumlah
minimum dapat ditentukan (Mueller, 1974)
Jumlah minimum
merupakan jumlah terkecil spesies yang terdapat dalam
vegetasi. Banyak atau sedikitnya jumlah spesies dalam vegetasi
ditentukan oleh beberapa factor, yaitu:
o Iklim
Iklim merupakan factor terpenting yang
menyebabkan keragaman tumbuhan dalam suatu
daerah karena masing masing tumbuhan mempunyai
iklim dan habitat tertentu.
o Keragaman
habitat
Dengan beragamnya habitat
otomatis akan menyebabkan keragaman spesies tumbuhan
yang membuat persaingan dan kompetisi
meningkat.
o Ukuran
Daerah yang luas akan dapat menampung
jumlah individu / spesies yang banyak pula.
Beberapa penelitian membuktikan bahwa
terdapat hubungan anatar luas dan keberagaman
spesies secara kuantitatif (Whittaker, 1974).
METODOLOGI
Praktikum ini dilaksanakan hari
senin tanggal November 2014 pada pukul 15.00 – 17.00 di Laboratium FKIP Biologi
Universitas Tanjungpura. Tujuannya untuk mengetahui ukuran plot yang
representatif dari suatu area. Adapun alat dan bahan yang digunakan yaitu meteran,
pancang, tali raffia, parang, buku identifikasi, dan alat-alat tulis. Cara
kerjanya yaitu plot/petak dibuat dengan ukuran 25 x 25 cm. Jenis-jenis tumbuhan
dicatat dan diamati yang terdapat pada plot tersebut. Kemudian plot diperbesar
dengan ukuran 25 x 50 cm. Penambahan jenis pada
plot tersebut dicatat. Kemudian plot diperbesar dua kali lipat menjadi
50 x 50 cm, dan dicatat penambahan jenis tumbuhannya. Hal yang sama dilakukan
untuk perbesaran plot selanjutnya yaitu 50 x 100 cm, 100 x 100 cm dan seterusnya
sampai tidak terjadi lagi penambahan jenis tumbuhan baru. Apabila pertambahan
jenis relatif kecil (persentase penambahan jenis kira-kira 10%) maka ukuran
plot tidak diperluas lagi. Plot yang terakhir inilah yang disebut minimal area.
Grafik kurva dibuat dari hasil percobaan ini.

1.
petak 25 x 25 cm
2.
petak 25 x 50 cm
3.
petak 50 x 50 cm
4.
petak 50 x 100 cm
5.
petak 100 x 100 cm
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Pengamatan
Tabel 1. Metoda Minimal Area
No.
|
Jenis
|
Petak contoh
|
Keterangan
|
|||
1
|
2
|
3
|
4
|
|||
1
|
Spesies
a
|
11
|
-
|
3
|
2
|
|
2
|
Hedyotis
corymbosa
|
41
|
62
|
81
|
132
|
|
3
|
Phyllanthus
urinaria
|
2
|
1
|
1
|
7
|
|
4
|
Cyperus
rotundus
|
8
|
10
|
61
|
15
|
|
5
|
Physalis
angulata
|
-
|
1
|
1
|
-
|
|
6
|
Cyanthilium
cinereum
|
-
|
-
|
1
|
1
|
|
7
|
Ageratum conyzoides L.
|
-
|
-
|
-
|
2
|
|
Tabel
jeni-jenis tanaman
No.
|
Gambar dan Nama tanaman
|
Deskripsi
|
Kegunaan
|
1.
|
Bandotan
(Ageratum conyzoides L.
)
|
Habitus
herba, 1 tahun, tinggi 10 – 120 cm, batang tegak atau terbaring, daun
tunggal, bulat telur, panjang 3 – 4 cm, lebar 1 – 2,5 cm , hijau, bunga
majemuk di ketiak daun, bentuk malai rata, panjang 6 – 8 mm, tangkai
berambut, kelopak berbulu hijau, mahkota bentuk lonceng, putih dan ungu, akar
tunggang, putih dan kotor.
|
Mengobati disentri, mencret,
luka (obat luar), dan penurun panas
|
2.
|
Ciplukan (Physalis peruviana, Linn.)
|
berupa
semak/perdu rendah (tingginya sampai 1 meter) dan mempunyai umur kurang lebih
1 tahun. Tumbuh subur di dataran rendah sampai ketinggian 1550 meter diatas
permukaan laut, tersebar di tanah tegalan, sawah kering, serta dapat
ditemukan di hutan-hutan jati. Bunganya berwarna kuning, buahnya berbentuk
bulat dan berwarna hijau kekuningan bila masih muda, tetapi bila sudah tua
berwarna coklat dengan rasa asam-asam manis. Buah Ciplukan yang muda
dilindungi cangkap (kerudung penutup buah).
|
menyembuhkan
penyakit influenza, sakit tenggorokan,
bisul,
borok, batuk rejan dan kencing manis.
|
3.
![]()
4.
![]()
5.
6.
|
Meniran
(Phyllanthus niruri L.)
![]()
Rumput teki (Cyperus rotundus)
Rumput
mutiara (Hedyotis corymbosa)
![]()
Bayam tanah (Amaranthus blitum Miq)
|
Berupa semak, tanaman
semusim, tinggi 20-60 cm. Batang masif, bulat licin, tidak berambut, diameter
3 mm, berwarna hijau. Daun majemuk, berseling, anak daun 15-24, berwarna
hijau, bentuk bulat telur, panjang 1,5 cm,lebar 7 mm, tepi rata, ujung
tumpul, pangkal membulat. Bunga berwarna putih, tunggal, dekat tangkai anak
daun. Buah kotak, bulat, diameter 2 mm, berwarna hijau keunguan. Biji kecil,
keras, berwarna coklat.
Termasuk
tanaman terna, menahun, dengan tinggi antara 10 – 80 cm. Tanaman ini
dipulau Jawa tumbuh liar ditempat terbuka atau juga bisa tumbuh ditempat yang
sedikit terlindung dari sinar matahari. Dilahan pertanian jenis tanaman
rumput teki ini merupakan gulma yang sukar diberantas.
Berpenampakan
tegak atau condong, sering bercabang mulal dari pangkal batangnya dengan
tinggi 0,05 - 0,6 m. Batang bersegi empat, gundul atau dengan sisik sangat
pendek, bercabang, dengan tebal 1 mm dan berwarna hijau kecoklatan sampai
hijau keabu-abuan. Daunnya relatif kecil dengan panjang daun 2 - 5 cm, ujung
runcing, tulang daun satu di tengah. Ujung dan pangkal daunnya runcing,
berwarna hijau pucat, dengan sisik sisik kecil sepanjang tepi daunnya dengan
tangkai daun sangat pendek dan memiliki rambut pendek pada ujungnya. Akar
tanaman herba ini merupakan akar tunggang dengan garis tengah rata-rata 1 mm
dengan akar cabang berbentuk benang.
Susunan daun tunggal, tidak memiliki upih
daun, tangkai daun silindris, sisi atas agak pipih dan menebal pada
pangkalnya. Helaian daunnya bulat telur dengan susunan tulang daun menyirip,
bagian pangkal daun tumpul dan bagian ujung terbelah dan pada tepi daun
tampak rata.
.
|
Membersihkan hati, anti
radang, anti demam, peluruh dahak, peluruh haid, penambah nafsu makan, dan
mengobati penyakit hepatitis B
Sebagai obat herbal, kebanyakan yang
dipergunakan adalah bagian umbinya.
Meredakan
panas, anti radang, meluruhkan kencing, menghilangkan panas dan toxin serta
mengaktifkan sirkulasi darah. Mengobati radang amandel, radang tenggorokan,
bronchitis, pneumonia, hepatitis, penyakit radang panggul dan infeksi saluran
kemih.
sebagai
sayuran, daun bayam segar biasa dipakai sebagai lalapan. Akar tanaman bayam
dapat digunakan sebagai obat herba. Tanaman bayam sering juga digunakan
sebagai tanaman hias.
|
PEMBAHASAN
Pada
praktikum kali ini yaitu analisis vegetasi metode minimal area yang
bertujuan untuk mengetahui ukuran plot yang representatif dari suatu areal.
Analisis vegetasi itu sendiri adalah suatu cara mempelajari
susunan dan atau komposisi vegetasi secara bentuk (struktur) vegetasi
dari masyarakat tumbuh-tumbuhan. Analisis vegetasi ditujukan untuk
mempelajari tingkat suksesi, evaluasi hasil pengendalian gulma, perubahan
flora sebagai akibat metode pengendalian tertentu dan evaluasi herbisida
untuk menentukan aktivitas suatu herbisida terhadap jenis gulma di lapangan.
Sifat komunitas akan ditentukan oleh keadaan individu-individu, dengan demikian
untuk melihat suatu komunitas sama dengan memperhatikan individu-individu atau
populasinya dari seluruh jenis tumbuhan yang ada secara keseluruhan. Ini
berarti bahwa daerah pengambilan contoh itu representatif bila didalamnya
terdapat semua atau sebagian besar dari jenis tumbuhan pembentuk komunitas
tersebut. Dengan demikian pada suatu daerah vegetasi umumnya akan terdapat
suatu luas tertentu, dan daerah tadi sudah memperlihatkan kekhususan dari
vegetasi secara keseluruhan.yang disebut luas minimum. Sedangkan metode
analisis vegetasi yang dipakai pada praktikum ini adalah metode minimal area.
Minimal area adalah suatu metode dasar dalam penyelidikan ekologi tumbuhan
dengan memakai plot. Adapun alat dan
bahan yang digunakan adalah meteran, pancang, tali rafia, alat tulis, parang,
dan buku identifikasi dan daerah atau tempat dilakukannya penyelidikan yaitu di
daerah di sekitar Laboratorium Biologi FKIP UTAN. Cara kerjanya yaitu plot/petak dibuat
dengan ukuran 25 x 25 cm. Jenis-jenis tumbuhan dicatat dan diamati yang
terdapat pada plot tersebut. Kemudian plot diperbesar dengan ukuran 25 x 50 cm.
Penambahan jenis pada plot tersebut
dicatat. Kemudian plot diperbesar dua kali lipat menjadi 50 x 50 cm, dan
dicatat penambahan jenis tumbuhannya. Hal yang sama dilakukan untuk perbesaran
plot selanjutnya yaitu 50 x 100 cm, 100 x 100 cm dan seterusnya sampai tidak
terjadi lagi penambahan jenis tumbuhan baru. Apabila pertambahan jenis relatif
kecil (persentase penambahan jenis kira-kira 10%) maka ukuran plot tidak
diperluas lagi. Plot yang terakhir inilah yang disebut minimal area. Grafik
kurva dibuat dari hasil percobaan ini. Berdasarkan hasil
penyelidikan pada 5 plot yang berukuran 25
x 25 cm, 25 x 50 cm, 50 x 50 cm, 50 x
100 cm dan 100 x 100 cm, maka diperoleh data
jenis-jenis tanaman yang ada yaitu spesies a ditemukan pada plot 1, 3, dan 4; Hedyotis corymbosa ditemukan pada plot 1,2,3, dan
4; Phyllanthus
urinaria ditemukan
pada plot 1,2,3, dan 4; Cyperus rotundus ditemukan
pada plot 1,2,3, dan 4; Physalis angulata
ditemukan pada plot 2 dan 3, Cyanthilium
cinereum ditemukan pada plot 3 dan 4; dan Ageratum
conyzoides L. ditemukan
pada plot
4 saja.
KESIMPULAN
Analisis vegetasi
adalah suatu cara mempelajari susunan dan atau komposisi vegetasi secara bentuk
(struktur) vegetasi dari masyarakat tumbuh-tumbuhan. Unsur struktur vegetasi
adalah bentuk pertumbuhan, stratifikasi dan penutupan tajuk. Untuk keperluan
analisis vegetasi diperlukan data-data jenis, diameter dan tinggi untuk
menentukan indeks nilai penting dari penyusun komunitas hutan tersebut. Dengan
analisis vegetasi dapat diperoleh informasi kuantitatif tentang struktur dan
komposisi suatu komunitas tumbuhan. Pada proses
analisis vegetasi dapat dilakukan dengan beberapa cara salah satunya adalah
dengan metode kurva luas minimum.
DAFTAR PUSTAKA
Greig-Smith, P.
1983. Quantitative Plant Ecology, Studies in Ecology.
Oxford: Blackwell
Scientific
Publications.
Kusmana, C.
1997. Metode Survey Vegetasi. Bogor : IPB Press.
Mueller, Dombois, D. and H. Ellenberg.
1974. Aims and Methods of Vegetation Ecology.
New York: John Wiley & Sons.
Odum, P. E.
1998. Dasar-Dasar Ekologi. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
Purwaningsih, dan R.
Yusuf. 2005. Komposisi Jenis dan Struktur Vegetasi Hutan di Kawasan
Pakuli,
Taman Nasional Lore Lindu. Sulawesi Tengah. Biodiversitas 6 (2):
123-128.
Sagala, E.H.P,
1997. Analisa Vegetasi Hutan Sibayak II pada Taman Hutan
Rakyat Bukit Barisan Sumatera Utara. Skripsi Sarjana Biologi Medan: FMIPA USU.
Whittaker, RH.
1974. Climaxconcepts Andrecognition. In R Knapp (Ed.), Vegetation Dynamics.
Handbook of vegetation science vol. 8: 139-154. W. Junk Publishers, The Hague.
Komentar
Posting Komentar