Laporan Praktikum pengamatan Tahap Perkembangan Embrio Ayam

LAPORAN EMBRIOLOGI DAN HSTOLOGI HEWAN

PERCOBAAN 4

(Pengamatan Tahap Perkembangan Embrio Ayam )

Hasil gambar untuk lambang untan 
  Oleh :
          Estamia Putri Hinely Siahaan
          F05112057


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Tanjungpura
Pontianak
2015





Pengamatan Tahap Perkembangan Embrio Ayam

A.    Tujuan
                              1.            Mengamati tahapan perkembangan embrio ayam pada berbagai umur.
                              2.            Menggambarkan dan memberi keterangan berdasarkan pengamatan.

B.     Dasar Teori
   Embrio adalah sebuah eukariota diploid multisel dalam tahap paling awal dari perkembangan. Dalam organisme yang berkembang biak secara seksual, ketika satu sel sperma membuahi ovum, hasilnya adalah satu sel yang disebut zigot yang memiliki seluruh DNA dari kedua orang tuanya. Dalam tumbuhan, hewan, dan beberapa protistazigot akan mulai membelah oleh mitosis untuk menghasilkan organisme multiselular. Hasil dari proses ini disebut embrio (Hardi, 1993).
Perkembangan embrio ayam adalah perkembangan terjadi di  luar tubuh  induknya. Selama berkembang, embrio memperoleh makanan dan perlindungan yang dari telur berupa kuning telur, albumen, dan kerabang telur. Itulah sebabya telur unggas selalu relatif besar. Perkembangan embrio ayam tidak dapat seluruhnya dilihat, dengan mata telanjang, melainkan perlu bantuan alat khusus seperti mikroskop atau kaca pembesar.
Layaknya seorang bayi dalam perut ibunya, embrio anak ayam dalam telur juga mengalami perkembangan yang signifikan dari hari ke hari.  Embrio di dalam telur sebagai awal mula kehidupan seekor anak ayam ternyata  memiliki keunikan pertumbuhan di dalamnya. Secara umum embrio telur ayam mengalami perkembangan dari hari ke hari yang dimulai dengan asal mula lempengan embrio pada tahap blastodermal. Pada hari pertama ini nampak ada rongga segmentasi yang berada di bawah area pelusida, terdapat cincin yang berwarna lebih gelap dari sekitarnya. Hari ke dua jalur pertama pada pusat blastoderm mulai muncul, membran vitelum mulai muncul yang merupakan organ yang berperan dalam penutrisi makanan embrio. Hari ketiga embrio telah berada disisi kiri dan mulai muncul system peredaran darah, struktur jantung sudah mulai nampak berdenyut. Hari keempat rongga amniotik mulai berkembang mengelilingi embrio yang berisi cairan amniotik yang berfungsi untuk melindungi embrio dan memperbolehkan embrio bergerak. Nampak pula tunas-tunas anggota badan yang akan berkembang seperti tunas anggota badan bagian depan dan tunas badan bagian belakang. Hari kelima, embrio mengalami peningkatan ukuran dan mulai membentuk huruf C dengan kata lain calon bakal kepala bergerak mendekati ekor (Kimball, 1992).
Ada tiga fase perkembangan yolk, yaitu fase cepat antara 4-7 hari sebelum ovulasi dan fase lambat pada 10-8 hari sebelum ovulasi, serta pada 1-2 hari sebelum ovulasi. Akibat perkembangan cepat tersebut maka akan terbentuk gambaran konsentris pada kuning telur. Hal ini disebabkan oleh perbedaan kadar xantofil dan karotenoid pada pakan yang dibelah oleh latebra yang menghubungkan antara inti yolk dan diskus germinalis. Folikel dikelilingi oleh pembuluh darah, kecuali pada bagian stigma. Apabila ovum masak, stigma akan robek sehingga terjadi ovulasi. Robeknya stigma ini dikontrol oleh hormon LH. Melalui pembuluh darah ini, ovarium mendapat suplai makanan dari aorta dorsalis.
Berbeda dengan mamalia, unggas dalam hal ini ayam mengalami perkembangan embrio ayam di  luar tubuh  induknya. Selama perkembangan dalam telur, embrio memperoleh makanan dari telur.Perkembangan embrio ayam tidak bisa dilihat, dengan mata telanjang, melainkan dengan alat yang biasa disebut "candler" dan prosesnya dinamakan "candling". Biasanya candling dilakukan pada hari ke 7 dan hari ke 18 dalam inkubator (mesin tetas) dengan tujuan hari ke 7 yaitu menseleksi telur yang infertil (tidak ada embrio) dan hari ke 12 yaitu menyeleksi embrio yang mati. Dalam perkembangannya, embrio dibantu oleh  kantung kuning telur, amnion, dan alantois. Dinding kantung kuning  telur dapat menghasilkan enzim yang berfungsi  mengubah isi kuning telur sehingga mudah diserap embrio. Amnion berfungsi sebagai bantal, sedangkan alantois berfungsi sebagai pembawa oksigen ke embrio,menyerap zat asam dari embrio, mengambil sisa-sisa pencernaan yang terdapat dalam ginjal dan menyimpannya dalam alantois, serta membantu mencerna albumen. Pada suhu dan kelembaban yang tepat atau ideal, anak ayam akan menetas di hari ke 21. Berikut merupakan tahapan perkembangan embrio ayam dalam telur selama 3 hari :
1.    Bentuk awal embrio pada hari pertama belum terlihat jelas, sel benih berkembang menjadi bentuk seperti cincin dengan bagian tepinya gelap, sedangkan bagian tengahnya agak terang. Bagian tengah ini merupakan sel benih betina yang sudah dibuahi yang dinamakan zygot blastoderm.
Setelah lebih kurang 15 menit setelah pembuahan, mulailah terjadi pembiakan sel-sel bagian awal perkembangan embrio. Jadi didalam tubuh induk sudah terjadi perkembangan embrio.
2.    Bentuk awal embrio hari kedua mulai terlihat jelas. Pada umur ini sudah terlihat primitive streake – suatu bentuk memanjang dari pusat blastoderm – yang kelak akan berkembang menjadi embrio. Pada blastoderm terdapat garis-garis warna merah yang merupakan petunjuk mulainya sistem sirkulasi darah.
3.    Pada  hari ke 3 jantung sudah mulai terbentuk dan berdenyut serta bentuk embrio sudah mulai tampak. Dengan menggunakan alat khusus seperti mikroskop  gelembung dapat dilihat gelembung bening, kantung amnion, dan awal perkembangan alantois. Gelembung-gelembung bening tersebut nantinya akan menjadi otak. Sementara kantong amnion yang berisi cairan warna putih berfungsi melindungi embrio dari goncangan dan membuat embrio bergerak bebas (Pramudiksa, 2015).
Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan lanjut embrio telur ayam yaitu: Suhu lingkungan,  intensitas cahaya, medium, jarak lampu terhadap embrio.

           
C.                Metodologi
1.         Waktu dan Tempat
Waktu      : Rabu, 8 April 2015
Tempat     : Laboratorium Biologi FKIP UNTAN

2.         Alat dan Bahan
a.         Alat yang digunakan :
-          Inkubator                                                       - Gelas objek
-          Cawan petri                                                    - Mikroskop
-          Gunting                                                          - Pinset
b.        Bahan yang digunakan :
-            Telur ayam kampung
-            NaCl fisiologis 0,9%
-            Kertas saring

3.         Cara Kerja
1.      Telur ayam kampung yang telah diinkubasi selama 24 jam, 48 jam,  dan 72 jam dipilih.
2.      Cangkang telur yang telah diinkubasi selama 24 jam dipecahkan dan dituangkan ke dalam cawan petri yang telah diberi NaCl fisiologis 0,9 %.
3.      Lubang pada kertas saring dibuat dengan menggunakan gunting, lubang pada kertas saring disesuaikan dengan besar embrio ayam yang akan diamati.
4.      Kertas saring diletakkan pada diatas bakal embrio sehingga hanya bakal embrio yang tampak pada lubang kertas saring tersebut.
5.      Kertas saring diangkat dengan mengggunakan pinset sehingga embrio yang telah dibersihkan ikut bersama dengan kertas saring.
6.      Embrio dipindahkan ke atas gelas objek dan diletakkan dibawah mikroskop, kemudian diamati dan digambar bagian-bagiannya.
7.      Perlakuan yang sama dilakukan untuk telur dengan masa inkubasi 48 jam dan 72 jam.

D.      Hasil Pengamatan
No.
Gambar
Keterangan
1.
Embrio 24 jam
 2.
Embrio 48 jam
3.
Embrio 72 jam

E.       Pembahasan
                 Pada percobaan ini, dilakukan pengamatan tahapan perkembangan embrio ayam pada berbagai umur dan menggambarkan serta memberi keterangan berdasarkan pengamatan. Pertumbuhan dan perkembangan embrionik adalah pertumbuhan dan perkembangan selama masa embrio. Pertumbuhan dan perkembangan masa embrio melalui suatu tahap tertentu yang sistematik dan teratur. Pertumbuhan dan perkembangan embrionik diawali dengan pertemuan sel telur (ovum) dengan sperma sehingga menghasilkan sebuah sel yang disebut zigot. Zigot selanjutnya mengalami masapertumbuhan dan perkembangan melalui tahap-tahap yaitu pembelahan zigot, gastrulasi dan organogenesis. Secara umum embrio telur ayam mengalami perkembangan dari hari ke hari yang dimulai dengan asal mula lempengan embrio pada tahap blastodermal. Pada hari pertama ini nampak ada rongga segmentasi yang berada di bawah area pelusida, terdapat cincin yang berwarna lebih gelap dari sekitarnya. Hari ke dua jalur pertama pada pusat blastoderm mulai muncul, membran vitelum mulai muncul yang merupakan organ yang berperan dalam penutrisi makanan embrio. Hari ketiga embrio telah berada disisi kiri dan mulai muncul system peredaran darah, struktur jantung sudah mulai nampak berdenyut. Hari keempat rongga amniotik mulai berkembang mengelilingi embrio yang berisi cairan amniotik yang berfungsi untuk melindungi embrio dan memperbolehkan embrio bergerak. Nampak pula tunas-tunas anggota badan yang akan berkembang seperti tunas anggota badan bagian depan dan tunas badan bagian belakang. Hari kelima, embrio mengalami peningkatan ukuran dan mulai membentuk huruf C dengan kata lain calon bakal kepala bergerak mendekati ekor. Adapun hasil pengamatan dari praktikum ini yang menggunakan preparat embrio ayam pada usia 24, 48, dan 72 jam. Pada preparat embrio ayam 24 jam lima buah somit terbentuk di bagian kanan dan kiri atau pada bagian lateral notochord. Pada tahap ini terbentuk penebalan yang disebut vesicular optic. Darah dan pembuluh darah yang tumbuh dari pulau pulau darah (area apaca vasculora) mengalami pertumbuhan, sedangkan pulau pulau darah yang berasal dari sel-sel mesoderm yang dapat berdifferensiasi menjadi berbagai jenis sel dan jaringan yang terdapat di mesenkim. Somit ini nanti akan berkembang menjadi otot-otot penting dalam tubuh. Preparat 24 jam dapat dibedakan antara daerah intra embrional dengan daerah ekstraembrional. Epiblast bagian tengah yang lebih terang disebut area pelusida, bagian tepi yang lebih gelap disebut daerah opaca. Daerah intra embrional yakni terdiri dari daerah pellusida dan daerah opaka. Daerah kepala akan mengalami perkembangan yang cepat, namun karena adanya daerah batas pertumbuhan (zone over growth), terjadi lipatan kepala (head fold), mula-mula ke ventral. Setelah ke ventral daerah agak terangkat melipat ke posterior. Pada preparat embrio ayam 48 jam embrio ayam pada fase ini mengalami perubahan yang sangat      besar    dan jelas. Terbentuknya lensa mata, optic cup dan otak. Selain     itu, menurut Syahrum (1994), preparat embrio ayam umur 48 jam,      kepala embrio mengalami pelekukan (chepalic flexure) sehingga mesenchepalon  tampak di sebelah dorsal dan prosenchepalon dan rhombenchepalon tampak sejajar. Badan embrio memutar sepanjang sumbunya sehingga pandangan dari dorsal tampak kepala bagian kanan, badan bagian posterior masih menunjukkan bagian dorsal (tampak sebelah atas). Bagian badan        sebelah tengah telah menunjukkan adanya lipatan lateral (lateral body fold) sedangkan di daerah ekor telah terjadi pula tail fold (lipatan yang akan menyelubungi daerah ekor). Lama-kelamaan, seluruh bagian   badan embrio berada dalam selubung amnion, setelah semua lipatan-     lipatan bertemu. Pada akhir perkembangan embrio ayam umur 48 jam, terbentuk dua membran ekstra embrional yaitu amnion dan khorion. Pada preparat embrio ayam 72 jam embrio mengalami pelekukan servikal sehingga daerah rhombencephalon  berada di sebelah dorsal dan telencephalon mendekati perkembangan jantung. Di daerah setinggi AIP terjadi penebalan mesoderm yang akan berkembang menjadi upper limb bud, atau wing bud, merupakan primordia sayap. Sedangkan di daerah kauda dibentuk lower limb bud yaitu primordia kaki. Dua pasang yang pertama menunjukkan adanya sobekan pada sebagian closing plate. Selanjutnya evaginasi ventral usus depan berikutnya membentuk primordia hepar       kranial. Esophagus merupakan tabung yang pendek, terletak disebelah belakang primordia paru-paru. Kemudian usus depan membuka dinding dorsal setinggi divertikulum hepar bagian kaudal dan terjadi             penebalan yang akan membentuk primordia dorsal pankreas. Usus          belakang mengalami divertikulum ventral membentuk      kantong allantois. Tepat disebelah kaudal allantois   ektoderm dan entoderm bersatu membentuk membran kloaka yang kalau pecah akan membentuk anus.

F.   Kesimpulan
1.    Perkembangan embrio ayam adalah perkembangan terjadi di  luar tubuh  induknya. Selama berkembang, embrio memperoleh makanan dan perlindungan yang dari telur berupa kuning telur, albumen, dan kerabang telur.
2.    Pada percobaan ini, dilakukan pengamatan pada telur ayam yang diinkubasi selama 24 jam, 48 jam, dan 72 jam.
3.    Preparat 24 jam dapat dibedakan antara daerah intra embrional dengan daerah ekstraembrional. 
4.    Preparat embrio ayam umur 48 jam,      kepala embrio mengalami pelekukan (chepalic flexure) sehingga    mesenchepalon  tampak di sebelah  dorsal     dan  prosenchepalon  dan  rhombenchepalon tampak sejajar. Pada akhir perkembangan embrio ayam umur 48 jam   ,terbentuk dua membran ekstra embrional yaitu amnion dan khorion.
5.    Embrio mengalami pelekukan servikal sehingga  daerah rhombencephalon  berada di sebelah dorsal dan telencephalon mendekati perkembangan jantung.








DAFTAR PUSTAKA


Kimball, john W. 1992. Biologi edisi ke-5 jilid 2. Penerbit Erlangga :          Jakarta.

Pramukdiksa, Azzury. 2015. Perkembangan Embrio Ayam. (online).           (www.duniatentangayam.blogspot.com), diakses tanggal 12 Mei           2013.

Susilo, Hardi, dkk. 1993.  Struktur dan Perkembangan    Hewan.Yogyakarta : UGM.

           Sutasurya, L.A., dan Tien W.S. 1980. Panduan Praktikum Embriologi.   Bandung : Institut Teknologi Bandung.

         Syahrum, M. H; Kamaluddin dan A. Djokronegoro. 1994. Reproduksi dan           Embriologi dari Satu Sel menjadi Organisme. Jakarta: Universitas      Indonesia.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Praktikum Ekologi Tumbuhan

Laporan Praktikum Minimal Area

Laporan Praktikum Ekologi Perairan