Lapo0ran Praktikum Penghambatan Tunas Lateral dan Dominasi Tunas Apikal

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI TUMBUHAN

Penghambatan Tumbuh Tunas Lateral dan Dominansi Tunas Apikal”


Hasil gambar untuk lambang  untan 


Oleh:

Estamia Putri Hinely Siahaan

F05112057




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2014





Abstrak

            Tunas apikal adalah tunas yang tumbuh di pucuk(puncak) batang. Dominasi apikal dan pembentukan cabang lateral dipengaruhi oleh keseimbangan konsentrasi hormon. Dominasi apikal diartikan sebagai persaingan antara tunas pucuk dengan tunas lateral dalam hal pertumbuhan. Selama masih ada tunas pucuk/apikal, pertubuhan tunas lateral akan terhambat sampai jarak tertentu dari pucuk. Dominasi apikal disebabkan oleh auksin yang didifusikan tunas pucuk ke bawah (polar) dan ditimbun pada tunas lateral. Hal ini akan menghambat pertumbuhan tunas lateral karena konsentrasinya masih terlalu tinggi. Pucuk apikal merupakan tempat memproduksi auksin ( Dahlia 2001)  Auksin adalah zat hormon tumbuhan yang ditemukan pada ujung batang, akar dan pembentukan bunga yang berfungsi untuk mengatur pemanjangan sel didaerah belakang meristem ujung. Menurut Hopkins (1995), auksin merupakan hormon pertama yang ditemukan dan disintesis dalam batang, akar apeks dan ditransportasikan di aksis tanaman. hormon auksin diproduksi secara endogen pada bagian pucuk tanaman. Dominasi apikal biasanya ditandai dengan pertumbuhan vegetatif tanaman seperti, pertumbuhan akar, batang dan daun. Dominasi apikal dapat dikurangi dengan mendorong bagian pucuk tumbuhan sehingga produksi auksin yang disintesis pada pucuk akan terhambat bahkan terhenti. Hal ini akan mndorong pertumbuhan tunas lateral(ketiak daun). Auksin yang terhenti dapat digantikan dengan beberapa jenis hormon IAA yang berfungsi dengan Lanolin untuk mengetahui pertumbuhan lateralnya (Salisbury & Ross 1995). Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah pisau silet, sudip, gelas preparat, gelas penutup dan mikroskop dan bahan yang digunakan yaitu kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus) dalam pot, pasta lanolin, pasta IAA 400 ppm. Cara kerja yang dilakukan yaitu 6 kecambah kacang hijau berumur 5 hari disediakan dalam pot. Perkecambahan dilakukan diruang gelap pada suhu 25ºC. Dua kecambah dipotong pucuknya tepat di bawah pasangan daun pertama dengan pisau silet dan ujung sisa batangnya diberi pasta lanolin. Dua kecambah lainnya dipotong dan ujung sisa batangnya diberi pasta IAA. Sisa  kecambah dibiarkan sebagai kontrol. Setiap keambah diberi etiket sesuai dengan perlakuan yang diberikan. Pot disimpan di ruang gelap. Setelah 7 hari pasta lanolin dan pasta IAA dibersihkan dan diganti dengan yang baru. Setelah 14 hari diadakan pengamatan sebagai berikut : panjang tunal lateral (kalau ada), garis tengah ujung batang yang diberi pasta diukur dan bandingkan dengan garis tengah tanaman kontrol. Diamati di bawah  mikroskop penampang melintang batang kontroldan ujung batang yang mendapat perlakuan.   

Kata kunci : Auksin, tunas lateral, tunas apikal










Pendahuluan

Auksin berasal dari bahasa Yunani “Auxano” yang berarti tumbuh atau bertambah. Auksin merupakan golongan dari substansi pemacu pertumbuhan tanaman dan morfogen (fitohormon) yang paling awal ditemukan (Woodward, dkk,. 2005). Salah satu anggota dari auksin yang paling dikenal adalah IAA. Suatu system sel tumbuhan memerlukan auksin untuk pertumbuhan, pembagian tugas (divisi,) maupun ekspansi selular. Fungsi auksin tergantung pada jaringan yang spesifik,  seperti pada batang, akar, dan buah. Auksin dapat memacu pemanjangan apical batang, ekspansi lateral rambut akar, atau ekspansi isodiametrik dalam pertumbuhan buah. Beberapa kasus (pertumbuhan koleoptil), auksin memacu ekspansi selular tanpa adanya pembagian divisi dalam sel tersebut. Kasus lainnya, auksin dapat mendorong pembagian divisi dan ekspansi sel dalam jaringan yang sama seperti inisiasi akar.

Auksin disintesis dalam jumlah besar dalam tunas apical tumbuhan dan bergerak secara basipetal (kearah pangkal batang) ke seluruh bagian tumbuhan. Aliran auksin ini berpengaruh mendorong pemanjangan sel batang dan sekaligus menghambat pertumbuhan tunas pada ketiak daun (tunas lateral). Hal ini mengakibatkan pertumbuhan ke atas yang cepat. Bercabang atau tidaknya suatu tumbuhan biasanya bergantung pada banyaknya auksin yang dihasilkan dalam tunas apical, tetapi juga dengan memberikan senyawa-senyawa kimia tertentu atau dengan memberikan lingkungan fisik tertentu yang dapat menurunkan kandungan auksin tumbuhan. Pemangkasan pucuk untuk mengatasi dominansi apical diterapkan dalam praktek budidaya tanaman dengan tujuan membentuk tanaman atau membuatnya tumbuh menyemak. Pemberian auksin pada tumbuhan yang telah dipangkas dapat menghambat pula perkembangan tunas lateral, suatu keadaan yang mirip dengan dominansi tunas apical, dengan demikian tunas lateral tetap dominan (Katuuk, 1989).
Auksin sangat berperan penting dalam dominasi tunas apikal, merupakan sebuah fenomena dari pusat percabangan tumbuhan yang tumbuh lebih dominan daripada percabangan lainnya. Tunas apikal adalah bagian yang memproduksi hormon auksin yang dapat berdifusi ke bawah dan menunjang pertumbuhan tunas lateral, dilain pihak pertumbuhan ini akan menimbulkan kompetisi pada tunas apikal terhadap cahaya matahari dan nutrisi. Apabila prinsip dari dominasi apikal dapat dipahami, maka akan sangat membantu dalam manajemen tumbuhan. Manajemen tumbuhan dapat berupa memanipulasi respon natural, seperti pengaruh hormon auksin untuk menghasilkan tumbuhan yang dapat diatur ukuran, bentuk, maupun produktivitas buahnya (Anonim, 2010).
           Auksin adalah zat hormon tumbuhan yang ditemukan pada ujung batang, akar dan pembentukan bunga yang berfungsi untuk mengatur pemanjangan sel didaerah belakang meristem ujung (Paponov, dkk,. 2008). Auksin merupakan hormon pertama yang ditemukan dan disintesis dalam batang, akar apex dan ditransportasikan di aksis tanaman. Hormon auksin diproduksi secara endogen pada bagian pucuk tanaman. Dominasi apikal biasanya ditandai dengan pertumbuhan vegetatif tanaman seperti, pertumbuhan akar, batang dan daun. Dominasi apikal dapat dikurangi dengan mendorong bagian pucuk tumbuhan sehingga produksi auksin yang disintesis pada pucuk akan terhambat bahkan terhenti. Hal ini akan mendorong pertumbuhan tunas lateral (ketiak daun) (Hopkins, 1995). Auksin yang terhenti dapat digantikan dengan beberapa jenis hormon IAA yang berfungsi dengan Lanolin untuk mengetahui pertumbuhan lateralnya (Paponov, dkk, 2008).

Tunas apikal adalah tunas yang tumbuh di pucuk (puncak) batang. Dominasi apikal dan pembentukan cabang lateral dipengaruhi oleh keseimbangan konsentrasi hormon. Dominasi apikal diartikan sebagai persaingan antara tunas pucuk dengan tunas lateral dalam hal pertumbuhan. Selama masih ada tunas pucuk/apikal, pertubuhan tunas lateral akan terhambat sampai jarak tertentu dari pucuk. Dominasi apikal disebabkan oleh auksin yang didifusikan tunas pucuk ke bawah (polar) dan ditimbun pada tunas lateral. Hal ini akan menghambat pertumbuhan tunas lateral karena konsentrasinya masih terlalu tinggi. Pucuk apikal merupakan tempat memproduksi auksin (Dahlia, 2001).
Auksin berperan dalam penghambatan tunas lateral dan menunjang dominansi apical, sehingga tanaman menjadi tumbuh dengan cepat ke atas. Salah satu anggota dari auksin yang paling dikenal adalah IAA. IAA berpengaruh terhadap pertumbuhan tunas lateral. Oleh karena itu untuk meneliti pengaruh IAA, dilakukan percobaan mengenai penghambatan tunas lateral dan dominansi apical dengan menggunakan kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus) dengan beberapa perlakuan. Percobaan ini bertujuan untuk meneliti pengaruh auksin terhadap pertumbuhan tunas lateral.
            Praktikum ini dilaksanakan pada hari kamis tanggal 22 Mei 2014 pukul 12.30 WIB di Laboratorium Biologi FKIP UNTAN. Alat yang digunakan yaitu pisau silet, sudip, gelas preparat, gelas penutup dan mikroskop. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus) dalam pot, pasta lanolin, pasta IAA 400 ppm. Cara kerja yang dilakukan yaitu 6 kecambah kacang hijau berumur 5 hari disediakan dalam pot. Perkecambahan dilakukan diruang gelap pada suhu 25ºC. Dua kecambah dipotong pucuknya tepat di bawah pasangan daun pertama dengan pisau silet dan ujung sisa batangnya diberi pasta lanolin. Dua kecambah lainnya dipotong dan ujung sisa batangnya diberi pasta IAA. Sisa  kecambah dibiarkan sebagai kontrol. Setiap keambah diberi etiket sesuai dengan perlakuan yang diberikan. Pot disimpan di ruang gelap. Setelah 7 hari pasta lanolin dan pasta IAA dibersihkan dan diganti dengan yang baru. Setelah 14 hari diadakan pengamatan sebagai berikut : panjang tunal lateral (kalau ada), garis tengah ujung batang yang diberi pasta diukur dan bandingkan dengan garis tengah tanaman kontrol. Diamati di bawah  mikroskop penampang melintang batang kontroldan ujung batang yang mendapat perlakuan.  












Hasil  Dan Pembahasan

Tabel 1 Pengamatan Panjang Tumbuhan Biji Kacang Hijau ( Phaseolus radiatus )
Perlakuan
Panjang Sebelum di beri IAA (5 Hari)
Panjang Sesudah (cm)
 (14 Hari)
Kontrol 1
28,5 cm
30,7 cm ( Tidak Ada )
Kontrol 2
26 cm
37,5 cm ( Tidak Ada )
Rata-rata
27,25 cm
34,1 cm
IAA 1
20 cm
33,7 cm (tanpa daun lateral tapi muncul tunas baru )
IAA 2
16 cm
22,2 cm (tanpa daun lateral tapi sudah muncul tunas baru)
Rata-rata
18 cm
27,95 cm

Tabel 2. Perbandingan Panjang Tunas Lateral Sebelum dan Sesudah Perlakuan
No
Perlakuan
Sebelum
Sesudah
1
Kontrol I
0
0
2
Kontrol II
0
0
3
IAA I
0
0,1
4
IAA II
0
0,1


             
Pembahasan

 Auksin sebagai faktor penyebab dominasi apical ini merupakan hormon yang diproduksi secara alamiah dalam tumbuh tanaman ( Katuk, 1989 ). Auksin banyak digunakan dalam kerja mikropropagasi dan bekerja sama dengan medium makanan ( nutrien ) untuk memelihara pertumbuhan kalus, suspensi sel atau organ ( seperti meristem, tunas dan ujung akar ) dan mengatur morfogenesis. Dominasi apikal tersebut menyebabkan tanaman dapat tumbuh lebih tinggi dan meningkatkan eksposur tanaman terhadap cahaya matahari. Produksi auksin oleh tunas apikal berdifusi ke arah bawah tumbuhan mengikuti gaya gravitasi serta menghambat pertumbuhan tunas lateral. Pemotongan tunas apikal beserta hormonnya akan menyebabkan tunas lateral dorman yang terletak di bawah untuk mulai tumbuh. Ketika tunas apikal dihilangkan, sumber auksin dihapus. Konsentrasi auksin yang jauh lebih rendah menyebabkan tunas lateral terpacu untuk tumbuh. Tunas lateral akan lebih sensitive terhadap auksin daripada tunas apikal. Kemudian, tunas yang berada diantara ketiak daun dan batang menghasilkan percabangan baru yang akan berkompetisi untuk menjadi titik tumbuh. Pergerakan auksin pada tempat sintesisnya dilakukan dengan system translokasi floem apabila terjadi dalam jarak yang cukup jauh dan melalui mekanisme auksin polar transport apabila dilakukan antar sel yang berdekatan. Semakin banyak jumlah auksin yang diebrikan maka akan semakin terhambat  pertumbuhan tunas lateral.  Penutupan ujung batang dengan plastik hitam akan lebih mengaktifkan kerja auksin karena auksin bekerja optimal dengan keadaan tidak ada cahaya matahari. Alhasil batang tumbuh dengan  keadaan  menguning  dan  kurankuat.  pengaruh  auksin  yang dibentuk  pada tanamayang tidak  dipotong  (auksin  alami)  lebih  cepat dibandingkaauksiyang batangnya dipotong  (auksisintetiksehingga tunas lateral tumbuh lambat pada auksin sintetik. Hal ini disebabkan auksin alami  bekerjlebih  aktif dan  adaptidengan keadaan tanaman sehingga auksin bekerja optimal.berebda dengan auksin sintetik yang bekerja kurang aktif terhaddap penghambatan tunas lateradan kurang adaptif  dengan keadaan tanaman sehingga  untuk bekerja  optimal  auksisintetik  harus beradaptasi dahulu terhadap lingkungan internal tanaman. Auksin merupakan hormon pertumbuhan pada tumbuhan yang mempunyai peranan luas terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Sifat penting auksin adalah berdasarkan konsentrasinya, dapat merangsang dan menghambat pertumbuhan. Auksin berperan penting dalam perubahan dan pemanjangan sel. hormon auksin diproduksi secara endogen pada bagian pucuk apikal tanaman. Fungsi dari hormon auksin ini dalah membantu dalam proses mempercepat pertumbuhan, baik itu pertumbuhan akar maupun pertumbuhan batang. Percobaan dilakukan di keadaan tertutup yaitu di dalam kardus. Hal ini dilakukan agar merangsang pembentukan auksin pada kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus). Setelah 5 hari kecambah mengalami pertumbuhan ke atas yang sangat cepat sehingga terjadi pemanjangan sel. Kemudian dilakukan pemotongan pada pucuk kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus) dan diberi IAA pada ujungnya, sedangkan kecambah yang lain digunakan sebagai tanaman control yang tidak diolesi dengan IAA. Pucuk kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus) yang dipotong akan menghentikan kerja auksin, sedangkan kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus) yang dijadikan sebagai tanaman control tetap mengaktifkan kerja auksin. Ketika kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus) diolesi dengan IAA akan mengaktifkan kerja auksin kembali, karena IAA ialah pengganti auksin.  Pengaruh konsentrasi auksin dalam konsentrasi rendah pada tunas lateral ternyata mampu membuatnya tumbuh lebih pesat dan menunjukkan sensivitasnya. Sehingga tanaman akan dapat tumbuh dengan cepat stelah diberi IAA daripada tidak diberi IAA atau tumbuh normal. hal tersebut membuktikan bahwa pada kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus) control mengalami pemanjangan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus) diberi IAA. Hal ini disebabkan oleh pada kecambah kacang hijau control tetap mengaktifkan kerja auksin sehingga meristem terus membelah, dan terjadi pemanjangan sel. Pada beberapa tanaman pertumbuhan ujung batang sering mendominasi pertumbuhan  bagian lain sehingga pembentukan cabang lateral dihambat, penomena ini disebut sebagai dominansi apical. Pada perlakuan kecambah kacang hijau yang dipotong dan diberi IAA (konsentrasi auksin bertambah) seharusnya mengalami inisiasi pada bagian basipetal sehingga merangsang pembentukan tunas lateral (Darmanti, dkk., 2009).



KESIMPULAN

            Jadi, auksin berperan dalam penghambatan tunas lateral dan menunjang dominansi apical, sehingga tanaman menjadi tumbuh dengan cepat ke atas. Salah satu anggota dari auksin yang paling dikenal adalah IAA. IAA berpengaruh terhadap pertumbuhan tunas lateral. Oleh karena itu untuk meneliti pengaruh IAA, dilakukan percobaan mengenai penghambatan tunas lateral dan dominansi apical dengan menggunakan kecambah kacang hijau (Phaseolus radiatus) dengan beberapa perlakuan. Percobaan ini bertujuan untuk meneliti pengaruh auksin terhadap pertumbuhan tunas lateral. Pengaruh konsentrasi auksin dalam konsentrasi rendah pada tunas lateral ternyata mampu membuatnya tumbuh lebih pesat dan menunjukkan sensivitasnya.

  









DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Apical Dominance.http://en.wikipedia.org/wiki/Apical Dominance diakses  pada 30  
       Mei 2014

Katuuk, R. P. J. 1989. Tehnik Kultur Jaringan dalam Mikropropagasi Tanaman. Departemen P dan    
       K:          Jakarta.

Dahlia.2001. Fisiologi Tumbuhan Dasar. Malang: UM Press.

Darmanti, Sri. et al,. 2009. Perlakuan Defoliasi untuk meningkatkan pembentukan dan pertumbuahn           cabang lateral jarak pagar : Fak. MIPA UNDIP

Hopkins W G. 1995. Introduction to Plant Physiology. New York : John Willey and Sons, Inc.

Paponov I, et al.  2008. Comprehensive transcriptome analysis of auxin responses in Arabidopsis.   Mol Plant. doi: 10.1093/mp/ssm021diakses tanggal 30 Mei 2014.

Wattimena G A. 1998. Zat Pengatur Tubuh Tanaman. Bogor: Pusat Antar Universitas Bogor.

Woodward AW, Bartel B . 2005 Auxin: regulation, action, and interaction. Ann Bot (Lond) 95:707– 
        735. doi:10.1093/aob/mci083 diakses tanggal 30 Mei 2014.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Praktikum Ekologi Tumbuhan

Laporan Praktikum Minimal Area

Laporan Praktikum Ekologi Tumbuhan Fenologi