Laporan Praktikum Persaingan Antara Tanaman Sejenis

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI TUMBUHAN

ACARA 3

PERSAINGAN ANTARA TANAMAN SEJENIS (INTRA SPESIFIK)

Hasil gambar untuk lambang untan

DISUSUN OLEH :

     Estamia Putri Hinely Siahaan
                   F05112057
                KELOMPOK : 8

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2015






ABSTRAK
            Di alam bebas tumbuhan tidak bersaing satu sama lain dengan cara fisik seperti hewan, tetapi menggunakan pengaruh terhadap lingkungan tempat hidup. Akar suatu tumbuhan dapat lebih kuat dalam pengambilan unsur pada tempat tumbuh yang sama. Persaingan tumbuh ini merupakan suatu cara bagaimana tumbuhan tersebut berjuang untuk memperoleh kebutuhannya untuk kelangsungan hidupnya dan untuk bertahan hidup. Apabila pertumbuhan salah satu tumbuhan tersebut baik maka tumbuhan tersebut memenangkan persaingan tersebut. Dampak dari peristiwa kompetisi adalah makhluk hidup tetap mempertahankan hidup atau menderita dan akhirnya tidak mampu bertahan melanjutkan siklus hidup. Hal inilah yang akan diamati untuk melihat kenyataan bahwa individu tanaman yang bersaing tetap tumbuh dengan baik atau mengalami kemunduran. Persaingan dapat terjadi diantara sesama jenis atau antar spesies yang sama (intraspesific competition), dan dapat pula terjadi diantara jenis-jenis yang berbeda (interspesific competition). Persaingan sesama jenis pada umumnya terjadi lebih awal dan menimbulkan pengaruh yang lebih buruk dibandingkan persaingan yang terjadi antar jenis yang berbeda. Sarana pertumbuhan yang sering menjadi pembatas dan menyebabkan terjadinya persaingan diantaranya air, nutrisi, cahaya, karbon dioksida, dan ruang. Persaingan terhadap air dan nutrisi umumnya lebih berat karena terjadi pada waktu yang lebih awal. Faktor utama yang mempengaruhi persaingan antar jenis tanaman yang sama diantaranya kerapatan. Pengaruh persaingan dapat terlihat pada laju pertumbuhan (misalnya tinggi tanaman dan diameter batang), warna daun atau kandungan klorofil, serta komponen dan daya hasil. Oleh karena itu, percobaan kali ini dilakukan untuk mempelajari pengaruh jarak tanam (kerapatan tanaman) terhadap laju pertumbuhan tinggi tanaman. Alat yang digunakan yaitu pot/polibag berisi tanah dan embrat . Sedangkan bahan yang digunakan adalah biji jagung. Prosedur yang dilakukan yaitu beberapa  biji jagung yang baik direndam selama satu jam dan ditanam di dalam pot/polibag dengan perlakuan sebagai berikut: beberapa pot yang ditanami dengan tanaman sejenis disediakan sebagai cadangan untuk penyulaman apabila ada tanaman yang mati. Penyiraman dilakukan setiap hari dan diamati setiap minggu serta diukur tinggi tanaman sampai tanaman berumur 4 minggu.

Kata kunci : persaingan intraspesifik, jarak tanam (kerapatan tanaman), dan tanaman                           sejenis







PENDAHULUAN
Kompetisi adalah interaksi antar individu yang muncul akibat kesamaan kebutuhan akan sumberdaya yang bersifat terbatas, sehingga membatasi kemampuan bertahan (survival), pertumbuhan dan reproduksi individu penyaing. Kompetisi didefinisikan sebagai interaksi antar individu yang berakibat pada pengurangan kemampuan hidup mereka. Kompetisi dapat terjadi antar individu dari satu jenis yang sama (intraspesifik) atau dari jenis individu berbeda (interspesifik). Kompetisi dapat didefinisikan sebagai salah satu bentuk interaksi antar tumbuhan yang saling memperebutkan sumber daya alam yang tersedia terbatas pada lahan dan waktu sama yang menimbulkan dampak negatif terhadap pertumbuhan dan hasil salah satu jenis tumbuhan atau lebih. Sumber daya alam tersebut contohnya air, hara, cahaya, CO2, dan ruang tumbuh. Definisi kompetisi sebagai interaksi antara dua atau banyak individu apabila suplai sumber yang diperlukan terbatas, dalam hubungannya dengan permintaan organisme atau kualitas sumber bervariasi dan permintaan terhadap sumber yang berkualitas tinggi lebih banyak.organisme mungkin bersaing jika masing-masing berusaha untuk mencapai sumber yang paling baik di sepanjang gradien kualitas atau apabila dua individu mencoba menempati tempat yang sama secara simultan. Sumber yang dipersaingkan oleh individu adalah untuk hidup dan bereproduksi contohnya makanan, oksigen, dan cahaya (Naughton, 1990).
             Secara teoritis, apabila dalam suatu populasi yang terdiri dari dua spesies, maka akan terjadi interaksi diantara keduanya. Bentuk interaksi tersebut dapat bermacam-macam, salah satunya adalah kompetisi. Kompetisi dalam arti yang luas ditujukan pada interaksi antara dua organisme yang memperebutkan sesuatu yang sama. Kompetisi antar spesies merupakan suatu interaksi antar dua atau lebih populasi spesies yang mempengaruhi pertumbuhannya dan hidupnya secara merugikan. Bentuk dari kompetisi dapat bermacam-macam. Kecenderungan dalam kompetisi menimbulkan adanya pemisahan secara ekologi, spesies yang berdekatan atau yang serupa dan hal tersebut dikenal sebagai asas pengecualian kompetitif (competitive exclusion principles). Kompetisi dalam suatu komunitas dibagi menjadi dua, yaitu kompetisi sumber daya (resources competition/ scramble atau exploitative competition ), yaitu kompetisi dalam memanfaatkan secara bersama-sama sumber daya yang terbatas. Inferensi (inference competition atau contest competition), yaitu usaha pencarian sumber daya yang menyebabkan kerugian pada individu lain, meskipun sumber daya tersebut tersedia secara tidak terbatas. Biasanya proses ini diiringai dengan pengeluaran senyawa kimia (allelochemical) yang berpengaruh negatif pada individu lain.
            Kompetisi intraspesifik dapat menghasilkan penyesuaian keseimbangan oleh dua spesies atau dari satu populasi menggantikan yang lain. Persaingan terjadi bila kedua individu mempunyai kebutuhan sarana pertumbuhan yang sama sedangkan lingkungan tidak menydiakan kebutuhan sarana pertumbuhan yang sama sedangkan lingkungan tidak menyediakan kebutuhan tersebut dalam jumlah yang cukup. Persaingan ini akan berakibat negatif atau meenghambat pertumbuhan individu – individu yang terlibat (Campbell, 2002).
Untuk mendapatkan hasil yang tinggi pada tanaman jagung petani sering menambahkan pupuk organik karena pengaruhnya terhadap tanaman nampak lebih cepat dibanding dengan pengaruk pupuk organik. Selain itu, pupuk anorganik mengandung unsur – unsur dalam jumlah atau presentase yang tinggi. Presentase kandungan unsur hara anorganik relatif tiinggi sehingga petani cenderung menggunakan pupuk ini. Namun pupuk anorganik menimbulkan dampak yang kurang baik misalnya tanah menjadi rusak, pencemaran air dan udara serra keseimbangan hara terganggu sehingga lahan pertanian menjadi kritis (Indriani, 2001).
Persaingan terjadi ketika organisme baik dari spesies yang sama maupun dari spesies yang berbeda menggunakan sumber daya alam. Di dalam menggunakan sumber daya alam, tiap-tiap organisme yang bersaing akan memperebutkan sesuatu yang diperlukan untuk hidup dan pertumbuhannya. Persaingan yang dilakukan organisme-organisme dapat memperebutkan kebutuhan ruang (tempat), makanan, unsure hara, air, sinar, udara, agen penyerbukan, agen dispersal, atau faktor-faktor ekologi lainnya sebagai sumber daya yang dibutuhkan oleh tiap-tiap organisme untuk hidup dan pertumbuhannya (Indriyanto, 2006).
 Harper (1961) dalam Setiadi (1989), menyatakan bahwa persaingan antar jenis digunakan untuk menggambarkan adanya persaingan antara individu-individu tanaman yang sejenis. Persaingan antar jenis terdiri atas:
         Persaingan aktivitas
         Persaingan sumberdaya alam
Persaingan antar jenis yang terdiri atas fase sedling sangat menentukan jumlah tanaman yang dapat hidup sampai tingkat dewasa (Setiadi, 1989).
Persaingan intra spesifik pada tumbuhan dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu:
a.       Jenis tanaman : Sifat-sifat biologi tanaman, sistem perakaran, bentuk pertumbuhan dan fisiologi tumbuhan. Misal sistem perakaran tanaman ilalang yang menyebar luas menyebabkan persaingan dalam memperebutkan unsur hara. Bentuk daun yang lebar seperti daun talas menyebabkan laju transpirasi yang tibggi sehingga menimbulkan persaingan dalam memperebutkan air.
b.      Kepadatan tumbuhan : jarak yang sempit antar tanaman pada suatu lahan menyebabkan persaingan terhadap zat-zat makanan hal ini karena zat hara yang tersedia tidak mencukupi bagi pertumbuhan tanaman.
c.       Penyebaran tanaman : penyebaran tanaman dapat dilakukan melalui penyebaran biji dan melalui rimpang (akar tunas). Tanaman yang penyebarannya dengan biji mempunyai kemampuan bersaing yang lebih tinggi dari tanaman ynag menyebar melalui rimpang. Namun demikian persaingan penyebaran tanaman tersebut sangat dipengaruhi factor-faktor lingkungan lain seperti suhu, cahaya, oksigen dan air.
d.      Waktu: adalah lamanya tanaman sejenis hidup bersama. Periode 25-30% pertama dari daur tanaman merupakan periode yang paling peka terhadap kerugian yang disebabkan oleh persaingan (Wijiyanti, 2008).







           
METODOLOGI
            Praktikum ini dilaksanakan hari senin tanggal November 2014 pada pukul 15.00 – 17.00 di Laboratium FKIP Biologi Universitas Tanjungpura. Tujuannya untuk mempelajari pengaruh jarak tanam (kerapatan tanaman) terhadap laju pertumbuhan tinggi tanaman. Alat yang digunakan yaitu pot/polibag berisi tanah dan embrat . Sedangkan bahan yang digunakan adalah biji jagung. Prosedur yang dilakukan yaitu beberapa pot/polibag diisi dengan tanah. Biji jagung dipilih yang masih baikdan direndam selama satu jam. Biji-biji tersebut lalu ditanam di dalam pot/polibag yang telah diisi tanah dengan perlakuan sebagai berikut: beberapa pot yang ditanami dengan tanaman sejenis disediakan sebagai cadangan unutk penyulaman apabila ada tanaman yang mati. Penyiraman dilakukan setiap hari. Pengamatan dilakukan setiap minggu dan diukur tinggi tanaman sampai tanaman berumur 4 minggu. Tinggi tanaman yang berbeda jaraknya, dibandingkan pada setiap jenis tersebut. Grafik pertumbuhan untuk masing-masing pot dibuat. Besaran pada sumbu X dinyatakan dalam waktu/minggu dan pada sumbu Y dinyatakan dengan LPT (Laju Pertumbuhan Tanaman). Untuk mengetahui pengaruh yang nyata dari setiap perlakuan, dilakukan uji statistik.






  
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Pengamatan
Tabel 1. Persaingan Tinggi Tanaman Jagung
 HO = Ada pengaruh jarak tanam (kerapatan tanaman) terhadap laju pertumbuhan tinggi tanaman jagung
Minggu
Perlakuan
Total
Rata-rata
1 (Kontrol)
2 (2 biji)
3 (4 biji)
4 (6 biji)
1
1.5
1.5
0.87
3.33
7.2
1.8
2
17.6
19.55
19.8
15.9
72.85
18.21
3
29.42
26.56
23.67
19.33
98.98
24.74
4
59.37
34.67
26.43
22.39
142.86
35.72
Total
107.89
82.28
70.77
60.95
321.89

Rata-rata
26.97
20.57
17.69
15.23



 Tabel ANOVA
Source
Df
SS
MS
F test
Treatment
3
307.56
102.52
0.41
Experimental error
12
3001.33
250.11

Total
15
3308.89



Kesimpulan :
Ftabel pada α = 5 % pada df treatment = 3 dan df error = 12 adalah 3,49
Maka F test= 0,41 < F tabel=3,49, maka Ho diterima (Tidak signifikan) dan ada cukup bukti untuk menyatakan bahwa tidak ada perbedaan antara keempat perlakuan terhadap tinggi tanaman jagung atau tidak ada pengaruh jarak tanam terhadap tinggi tanaman jagung.


Tabel 2. Tabel pengamatan jumlah daun pada jagung (Zea mays)
HO= ada pengaruh jarak tanam (kerapatan tanaman) terhadap jumlah daun tanaman jagung
Minggu ke
Perlakuan terhadap tinggi tanaman
Total
Rata – rata
1 ( kontrol )
2 ( 2 biji )
3 ( 4 biji )
4 (6 biji)
1
2
2
1
0.67
5.67
1.42
2
4
1.5
2
2.5
10
2.5
3
8
5
4
3
20
5
4
10
7
5.5
5
27.5
6.87
Total
24
15.5
12.5
11.17
63.17

Rata-rata
6
3.87
3.12
2.79



 Tabel Anova jumlah daun jagung (Zea Mays)
Source
Df
SS
MS
F test
Treatment
3
24.92
8.31
1.22
Experimental error
12
81.88
6.82

Total
15
106.80



Kesimpulan :
Ftabel pada α = 5 % pada df treatment = 3 dan df error = 12 adalah 3,49
Maka F test = 1,22 < F tabel =3,49 ,maka Ho diterima dan ada cukup bukti untuk menyatakan bahwa tidak ada perbedaan antara keempat perlakuan jarak tanam terhadap jumlah daun pada tanaman jagung.

                 Pada percobaan ini yaitu mengenai persaingan intraspesifik yang bertujuan untuk mempelajari pengaruh jarak tanam (kerapatan tanaman) terhadap laju pertumbuhan tinggi tanaman. Kompetisi intraspesifik dapat menghasilkan penyesuaian keseimbangan oleh dua spesies atau dari satu populasi menggantikan yang lain. Persaingan terjadi bila kedua individu mempunyai kebutuhan sarana pertumbuhan yang sama sedangkan lingkungan tidak menydiakan kebutuhan sarana pertumbuhan yang sama sedangkan lingkungan tidak menyediakan kebutuhan tersebut dalam jumlah yang cukup. Persaingan ini akan berakibat negatif atau meenghambat pertumbuhan individu – individu yang terlibat. Persaingan intra spesifik pada tumbuhan dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu jenis tanaman yang merupakan sifat-sifat biologi tanaman, sistem perakaran, bentuk pertumbuhan dan fisiologi tumbuhan. Misal sistem perakaran tanaman ilalang yang menyebar luas menyebabkan persaingan dalam memperebutkan unsur hara. Bentuk daun yang lebar seperti daun talas menyebabkan laju transpirasi yang tibggi sehingga menimbulkan persaingan dalam memperebutkan air; kepadatan tumbuhan yaitu jarak yang sempit antar tanaman pada suatu lahan menyebabkan persaingan terhadap zat-zat makanan hal ini karena zat hara yang tersedia tidak mencukupi bagi pertumbuhan tanaman; penyebaran tanaman yaitu penyebaran tanaman dapat dilakukan melalui penyebaran biji dan melalui rimpang (akar tunas). Tanaman yang penyebarannya dengan biji mempunyai kemampuan bersaing yang lebih tinggi dari tanaman ynag menyebar melalui rimpang. Namun demikian persaingan penyebaran tanaman tersebut sangat dipengaruhi factor-faktor lingkungan lain seperti suhu, cahaya, oksigen dan air; waktu yaitu adalah lamanya tanaman sejenis hidup bersama. Periode 25-30% pertama dari daur tanaman merupakan periode yang paling peka terhadap kerugian yang disebabkan oleh persaingan.
                 Dari data yang diperoleh dapat dilihat bahwa bahwa tidak ada perbedaan antara keempat perlakuan terhadap tinggi tanaman jagung atau tidak ada pengaruh jarak tanam terhadap tinggi tanaman jagung. Hal ini dikarenakan ketidaktelitian praktikan dalam menentukan jarak antar tanaman, sehingga diperoleh hasil yang tidak signifikan. Seharusnya, hasil yang diperoleh sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa apabila terjadi persaingan, maka terdapat pengaruh yang nyata terhadap tanaman. Misalnya memperngaruhi tinggi tanaman tersebut karena terhambat pertumbuhan dan perkembangannya.







KESIMPULAN
             Dari percobaan ini dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak ada perbedaan antara keempat perlakuan terhadap tinggi tanaman jagung atau tidak ada pengaruh jarak tanam terhadap tinggi tanaman jagung.






DAFTAR PUSTAKA

Campbell, NA. 2002. Biologi jilid II. Jakata : Erlangga

Indriani, Ida. 2001. Biologi 3. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Indriyanto. 2006. Ekologi Hutan. Jakarta : Bumi Aksara.

Naughhton. 1973. Ekologi Umum edisi Ke 2. Yogyakarta : UGM Press.

Setiadi, Dede. 1989. Dasar-Dasar Ekologi. Jakarta :Departemen Pendidikan & Kebudayaan                
       Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat.

Wijiyanti, Fahma. 2008. Penuntun Praktikum Ekologi. Jakarta : Fakultas Sains dan  Tekhnologi 
       UIN.







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Praktikum Ekologi Tumbuhan

Laporan Praktikum Minimal Area

Laporan Praktikum Ekologi Perairan