Laporan Praktikum Jaringan pada Akar dan Batang Monokotil dan Dikotil
LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN
FISIOLOGI TUMBUHAN
“JARINGAN PADA AKAR DAN BATANG
MONOKOTIL DAN
DIKOTIL”

Oleh:
Estamia Putri Hinely Siahaan
F05112057
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2014
Abstrak
Jika dilihat tubuh
tumbuhan hampir sama dengan tubuh hewan secara struktural, yaitu
tersusun oleh berbagai jaringan dan organ yang saling mendukung untuk
melangsungkan fungsi dan aktivitas hidup. Jaringan merupakan sekumpulan sel
yang mempunyai bentuk, fungsi dan sifat yang sama. Untuk membentuk suatu
jaringan, sel-sel mengalami spesialisasi dan diferensiasi. Jaringan-jaringan akan menyusun diri menjadi suatu pola yang
jelas diseluruh bagian tumbuhan dan hewan. Jaringan pada tubuh tumbuhan
dibedakan atas dua bagian yaitu jaringan meristem dan jaringan dewasa. Jaringan
meristem adalah jaringan yang masih muda dan selalu aktif membelah atau
bersifat embrional sedangkan jaringan
dewasa adalah jaringan yang yang tidak lagi dapat membelah atau berdiferensiasi. Jaringan meristem dapat dibedakan menjadi jaringan meristem primer (titik tumbuh primer) yang berasal dari pembelahan
sel-sel lembaga yang terdapat pada bagian aplikal akar, batang dan daun serta menyebabkan pertumbuhan memanjang dan
jaringan meristem yang berasal dari bentuk-bentuk sel dewasa menjadi embrional
lagi, terdapat pula kambium serta dapat menyebabkan pertumbuhan. Sedangkan
jaringan dewasa terbagi menjadi jaringan
pelindung, jaringan parenkim, jaringan penyokong dan jaringan pengangkut yang terdiri atas xilem dan floem. Terdapat perbedaan-perbedaan antara jaringan hewan dan
jaringan tumbuhan baik dari segi struktur maupun sel-sel penyusunnya.
Berdasarkan hal tersebut, untuk dapat mengetahui perbedaan-perbedaan antara
jaringan tumbuhan dari segi struktur maupun sel-sel penyusunnya, maka
dilakukanlah percobaan pengamatan mikroskopis ini. Pada praktikum ini alat yang digunakan yaitu sebuah mikroskop. Sedangkan
bahan yang digunakan yaitu preparat awetan batang dan akar Zea mays, preparat awetan akar Helianthus
annus. , preparat awetan Arachis
hypogaea I.S, batang tanaman Arthocarpus
integra dan batang Cyperus sp.
Kata kunci : jaringan
pelindung, jaringan parenkim, jaringan penyokong dan jaringan
pengangkut, xilem, dan floem
Pendahuluan
Jaringan
adalah sekumpulan sel yang berkaitan erat satu sama lain serta memiliki
struktur dan fungsi yang sama. Ilmu yang mempelajari tentang struktur jaringan
disebut histologi. Untuk memebentuk suatu jaringan, sel-sel mengalami
spesialisasi dan diferensiasi. Berbagai jaringan tersusun dan terorganisasi
dalam bentuk organ . Jaringan penyusun tubuh tumbuhan dibedakan atas dua bagian
yaitu jaringan meristem dan jaringan dewasa. Jaringan meristem adalah jaringan
yang masih muda dan selalu aktif membela atau bersifat embrional sedangkan
jaringan dewasa adalah jaringan yang tidak dapat lagi berdiferensiasi terdiri
dari jaringan pengangkut, jaringan pelindung, jaringan parenkim dan jaringan
gabus. Menurut Taryono, (1995) jaringan meristem dapat dibedakan menjadi dua
bagian yaitu :
a. Jaringan Meristem Primer
Jaringan ini merupakan jaringan yang berasal dari pembelahan sel-sel
lembaga (embrio)
yang terdapat pada bagian apikal akar, batang dan daun serta menyebabkan
pertumbuhan
memanjang.
b. Jaringan Meristem Sekunder
Jaringan ini berasal dari bentuk-bentuk sel dewasa menjadi embrional
lagi, terdapat pula
kambium serta dapat menyebabbkan pertumbuhan.
c Jaringan
Pelindung
Jaringan ini
terletak pada bagian terluar dari tumbuhan yang berfungsi sebagai pelindung jaringan
bagian dalam. Jaringan ini juga berfungsi sebagai tempat penyerapan zat seperti
pada daun yang dapat melakukan pertukaran gas dan ekskresi.
d. Jaringan Parenkim
Merupakan jaringan dasar yang terbentuk dari meristem
dasar. Setelah dewasa sel-sel parenkim masih mampu melakukan pembelahan, selain
itu jaringan ini terdapat pada hampir semua tubuh tumbuhan.
e. Jaringan
Penyokong
Jaringan ini berfungsi sebagai penyokong tubuh tumbuhan, terdiri dari
kolenkim dan sklerenkim. Kolenkim
merupakan jaringan penyokong pada organ tubuh muda dan tua pada tumbuhan lunak
sedangkan sklerenkim merupakan jaringan penguat yang sel-selnya mengalami
penebalan sekunder.
e. Jaringan
Pengangkut
Jaringan ini terdiri dari dua bagian yakni xilem dan
floem. Xilem berfungsi untuk mengangkut zat-zat dan garam-garam mineral dari
tanah kedaun sedangkan floem berfungsi mangangkut hasil fotosintesis berupa sari-sari
makanan dari daun keseluruh tubuh tumbuhan (Taryono, 1995)
BATANG
Bagian
aerial tumbuhan terdiri atas batang dengan organ-organ lateral. Pada umumnya
tegak, tetapi bisa juga horizontal atau plagiotrop.Fase vegetatif organ lateral
adalah daun (dengan sifat pertumbuhan terbatas, simetris dorsiventral, dan
bentuk beragam) dan tunas yang pertumbuhannya tak terbatasdan biasanya simetris
radial. Batang dengan daun-daun membentuk tajuk. Tempat menempelnya daun
disebut buku dan bagian di antara buku-buku disebut ruas .Tunas
biasanya terletak di ketiak daun(Campbell, 1999).
Pada
masa reproduktif, bunga atau karangan bunga berkembang secara lateral, terminal
atau keduanlya. Bunga berkembang dari meristem lateral atau meristem apeks.
Apabila meristem apeks terus tumbuh, maka sistem tajuk tersebut disebut monopodial.
Apabila meristem apeks tidak terus tumbuh dan pertumbuhan diteruskan oleh
meristem lateral, disebut sympodial (Ross, 1995) .
Anatomi Batang Dikotil
Pada
batang dikotil muda terdapat tiga daerah yaitu epidermis, korteks dan
stele.Epidermis terdiri dari selapis sel dan merupakan bagian terluar batang.
Pada epidermis terdapat stoma dan beragam tipe trikoma. Dinding luar menebal
dan mengalami kutinisasi. Sel-sel epidermis rapat dan tidak memiliki ruang
antara sel. Epidermis berperan dalam mencegah transpirasi dan melindungi
jaringan dalam dari kerusakan mekanis dan penyakit (Roewitawati,
2008).
Daerah
di sebelah dalam epidermis adalah korteks, dan pada bagian dalam korteks
dibatasi oleh perisikel. Korteks terbagi menjadi dua daerah yaiatu daerah
kolenkim dan daerah parenkim (Atinirmala,
2006).
Kolenkim
menempati posisi di bawah epidermis, dan parenkim di sebelah dalam kolenkim.
Stele terdiri atas perisikel, berkas vaskuler dan empulur. Berkas vaskuler
tersusun melingkar. Masing-masing berkas terdiri atas xilem, kambium dan
floem.Pada bagian tengah batang dikotil tersusun atas jaringan parenkim yang
memiliki ruang antar sel dan disebut empulur (Wikipedia, 2009).

Anatomi Batang Monokotil
Batang monokotil sama dengan batang
dikotil, memiliki epidermis, korteks dan stele. Korteks bisa berkembang baik
atau tidak nyata. Struktur dan susunan berkas vaskuler terutama yang membedakan
batang dikotil danmonokotil. Berkas vaskuler tersebar, termasuk juga pada
empulur sehingga tidak ada batas yang jelas antara korteks dan empulur. Berkas
vaskuler monokitil tidak memiliki kambium, sehingga tidak mengalami penebalan
sekunder. Masing-masing berkas vaskuler diselubungi selubung berkas pengangkut
yang tersusun dari jaringan sklerenkim.(Aryuliana, 2004).

The plants that survive
towards the end of a successional sequence are those which compete well and are
best suited to the particular local conditions. The results show that the stand
structure and the variation in monocotyledon and dicotyledon densities between
the forest types were similar to the overall structure of the two forests. The
explanations for similarities and differences in all plants are also valid for
monocotyledons and dicotyledons. Moreover, within each forest type, more
dicotyledon seedlings are lost than monocotyledon seedlings. This could be
explained by a preference for dicotyledons among herbivores because of their
toughness and leaf conformations (Grubb et al., 2007). By reducing
dicotyledon biomass, grazing can reduce competition from the seedling layer,
thereby increasing monocotyledon production and regeneration. Within each
forest, the results indicate that dicotyledons are denser than monocotyledons.
This could be explained by the greater diversity of dicotyledons compared to
monocotyledons in the plant kingdom (175,000 species vs. 50,000 species), by
environmental actors(nutrient and light availability) and by their
life-histories. Because nocotyledons derive from the primitive
dicotyledons(Cronquist, 1965), they are more apt to colonize harsh and barren
areas, which is why their density is greater than that of dicotyledons in desert and savannah
areas (Osborne, 2000). The early successional stage of tropical rainforest
vegetation is haracterized by the
replacement of annual plants by perennial plants, and a corresponding decrease
in monocotyledons and an increase in
dicotyledons (Uhl, Jordan, 1984; Brokaw, 1985; Osborne, 2000; De Cauwer et
al., 2006). As the succession from secondary forest to the primary forest
proceeds, the ratio of monocotyledons to dicotyledons should accordingly
decrease with time. However, our finding does not bear out this assumption. The
conclusion, therefore, is that from the colonisationof bare soil to the primary
forest stage, the monocotyledon/ dicotyledon ratio changes in three phases. The
ratio is highest in the first phase. Shifting agriculture and cattle ranching
cause forest clearing, litter burning, soil damage and erosion leading to bare
soil. This plant succession stageis characterized by rapid colonisation of the
bare soil by mainly herbaceous plants dominated by monocotyledons (grasses). In
the second phase, the ratio decreases. This successional stage is characterized
by the replacement of annual plants (monocotyledons) by perennial plants
(monocotyledons and dicotyledons), with a corresponding decrease in
monocotyledons and an increase in dicotyledons. (Bognounou, 2011) .
Preparations of plant tissue is not owned by some schools because the
price is relatively expensive and to make themselves constrained chemical dyes
prices are expensive. Therefore we need an alternative dye that is more
affordable and can be made for making permanent preparations of plant tissue
the dye from the filtrate young leaves of teak (Tectonagrandis). This study
aims to develop a natural vegetable dyes from the
filtrate young teak leaves to stain the tissue in the process of making
preparations of plant tissue. Type of research is a study development. Natural
dye-making research procedures by making young teak leaf filtrate diluted with
alcohol. Making preparations of plant tissue using free slices of
monocotyledonous and dicotyledonous roots and stems with dyeing of the young
leaves filtrate teak. The results of this research are dyeing of the filtrate
young teak leaves can stain the tissue epidermis, parenchyma, phloem, xylem and
sklerenkim well on plant tissue preparations were developed (Nurwanti, 2013) .
Penelitian penyerapan
timbal oleh tanaman berakar gantung telah dilakukan. Penelitiaan bertujuan
untuk mendapatkan informasi kapasitas penyerapan timbal oleh tanaman berakar
gantung.Penelitian dilakukan dengan menganalisis kandungan timbal pada batang,
akar gantung dan daun pada jenis tanaman monokotil, dikotil dan tanaman rambat.
Hasil penelitian menunjukanterdapat akumulasi timbal rerata sebesar 16mg/kg
berat kering dari ketiga tanaman tersebut,juga menunjukan bahwa tanaman berakar
gantung relatif baik digunakan sebagai tanamanpenghijauan di pinggir jalan (Lubis, 2002)
Tujuan
dalam praktikum ini yaitu untuk mempelajari sistem jaringan, mempelajari tipe
berkas pengangkut, serta mempelajari tipe stele pada akar, batang tumbuhan monokotil
dan dikotil. Masalah mengetahui terdiri dari jaringan apa sajakah struktur
batang dan akar tumbuhsn monokotil dan
dikotil, perbedaanya, fungsi, sistem jaringan, tipe berkas pengangkut, dan tipe
stele tumbuhan dikotil dan monokotil.
Praktikum
Anatomi dan Fisiologi Tumbuhan tentang “Jaringan pada Batang dan Akar Tumbuhan Monokotil dan Dikotil” dilaksanakan
pada hari kamis tanggal 13 Maret 2014 pukul 12.30 WIB di Laboratorium Biologi
FKIP UNTAN. Alat yang digunakan yaitu
sebuah mikroskop, kaca objek, silet, buku gambar, dan alat tulis. Sedangkan
bahan yang digunakan yaitu preparat awetan batang dan akar Zea mays, preparat awetan akar Helianthus
annus. , preparat awetan Arachis
hypogaea I.S, batang tanaman Arthocarpus
integra, batangCyperus sp. , akuades
dan tisu. Cara kerja yang dilakukan unutk mengamati struktur anatomi batang
dikotil yaitu mula-mula diperiksa dengan perbesaran lemah untuk mengamati
susunan jaringan yang terdapat pada batang. Lalu, dibesarkan satu sektor dan
irisan tersebut dengan perbesaran kuat.Kemudian, digambar dan dibri keterangan.
Setelah itu, tipe berkas pengangkut dan tipe tele masing-masing tanaman
disebutkan. Cara yang sama juga diakukan pada
batang monokotil, akar monokotil dan dikotil.
Hasil dan
Pembahasan
Tabel
hasil pengamatan jaringan pada akar dan batang tumbuhan monokotil dan dikotil
PreparatAwetan
: Batang Monokotil
Perbesaran :
10 x 25
|
PreparatAwetan
: Batang Dikotil
Perbesaran :
10 x 25
|
![]()
Gambar :Zea mays
|
![]()
Gambar :Arachishypogaea
|
Keterangan :
1.
Epidermis
2.
Floem
3.
Xilem
4.
Korteks
5.
Empulur
TipeKolateral
: Tertutup
|
Keterangan :
1.
Epidermis
2.
Korteks
3.
Endodermis
TipeKolateral
: Terbuka
|
PreparatAwetan
: Akar Monokotil
Perbesaran :
10 x 25
|
PreparatAwetan
: Akar Dikotil
Perbesaran :
10 x 25
|
![]()
Gambar :Zea mays
|
![]()
Gambar :Helianthus sp.
|
Keterangan :
1.
Epidermis
2.
Korteks
3.
Endodermis
4.
Xilem
5.
Floem
6.
Empulur
TipeKolateral
: Terbuka
|
Keterangan :
1.
Epidermis
2.
Endodermis
3.
Floem
4.
Xilem
5.
Korteks
TipeKolateral
: Tertutup
|
Preparat
Segar : BatangMonokotil
Perbesaran :
10 x 25
|
Preparat
Segar : BatangDikotil
Perbesaran :
10 x 25
|
||||||
Gambar :Cyperussp.
|
Gambar :Arthocarpusintegra
|
||||||
Keterangan :
1.
Epidermis
2.
Endodermis
3.
Floem
4.
Xilem
5.
Empulur
TipeKolateral
: Tertutup
|
Keterangan :
1.
Epidermis
2.
Korteks
3.
Endodermis
4.
Xilem
5.
Empulur
6.
Floem
7.
Kambium
TipeKolateral
: Terbuka
|
Pada praktikum ini yaitu mengamati jaringan pada batang dan akar tumbuhan dikotil dan monokotil. Tanaman monokotil
yang digunakan yaitu Cyperus sp dan preparat awetan Zea mays. Sedangkan tanaman dikotil
yang digunakan yaitu Arthocarpus integra dan preparat awetan Arachis hypogaea. Pengamatan pada batang tanaman Arthocarpus integra yang masih muda, terlihat bahwa letak berkas pengangkutnya teratur yaitu xylem
pada bagian dalam dan floem pada bagian luar.Hal ini menunjukkan karena diantara berkas pengangkut
xylem dan floem dibatasi oleh kambium,
mempunyai epidermis pada bagian luar batang,
endodermis, jari – jari empulur serta mempunyai satu empulur pada bagian tengah batang. Pada batang dikotil tersebut terdiri dari jaringan
epidermis, korteks, endodermis, dan ikatan pembuluh
(seperti xilem, floem, dan kambium). Epidermis, terletak dibagian luar
dan berfungsi sebagai jalan masuknya air dan garam mineral dari pelindung yang
dibawahnya.Korteks, terletak disebelah dalam epidermis dan berfungsi sebagai
tempat lewatnya air dari epidermis ke endodermis. Endodermis, terletak
disebelah dalam korteks berfungsi mengatur lalu lintas zat yang akan masuk
kedalam silinder pusat. Floem, pembuluh angkut yang terletak pada bagian
luar kambium, berfungsi mengangkut air dan garam mineral dari dalam tanah
menuju akar. Xilem, pembuluh angkut yang terletak pada bagian dalam
kambium. Pada tumbuhan dikotil terdapat berkas kambium yang terlihat seperti
lingkaran tahun pada saat pohon ditebang.Yang menyebabkan terjadinya lingkaran
tahun yaitu tumbuhanmengalami pertumbuhan sekunder yang berlangsung selama
hidupnya atau secara terus menerus. Pertumbuhan sekunder yang terjadi pada
tumbuhan berkayu berbeda antara musim kemarau dan musim hujan. Pada musim
kemarau, kambium vaskuler membentuk kayu yang menghasilkan sel-sel kayu
berukuran kecil dengan dinding sel yang tebal. Sebaliknya, pada musim hujan
kambium vaskuler menghasilkan sel-sel kayu yang berukuran besar dengan dinding
sel yang tipis. Hal tersebut menyebabkan pertumbuhan sekunder pada batang
tampak seperti lingkaran konsentris yang melintang. Setiap lapis berupa
lingkaran yang mengelilingi suatu pusat (konsentris) yang menunjukkan volume
pertumbuhan sekunder tumbuhan dari tahun ke tahun.
Pada batang tumbuhan monokotilCyperus sp terdiri atas jaringan
epidermis, endodermis, xilem, floem dan empulur. Epidermis, sel-selnya sama
dengan penyusun epidermis akar yaitu tersusun rapat, tanpa ruang antar sel akan
tetapi dinding sel epidermis batang pada umumnya mengalami penebalan dan
dilapisi zat gabus yang disebut katikulus sehingga terhindar dari
kekeringan. Xilem, berfungsi mengangkut air dan garam mineral dari
tanah menuju daun. Floem, berfungsi mengangkut hasil fotosintesis dan
sari-sari makanan dari daun keseluruh tubuh tumbuhan. Endodermis,
merupakan sel pemisah antara korteks dengan selinder pusat. Dinding sel
endodermis yang mengalami penebalan zat gabus yang tegak lurus dengan silinder
pusat sehingga tidak dapat dilalui air dan zat terlarut.Di sebelah dalam
epidermis terdapat meristem dasar yang pembagiannya belum begitu jelas. Berkas pembuluh tersebar pada
meristem dasar, dilindungi sarung pengangkut,
dan tidak mempunyai kambium.
Sedangkan pada akar tumbuhan monokotil terdiri atas jaringan
epidermis, korteks, endodermis, xilem, floem dan empulur. Bagian-bagian
tersebut yaitu rambut akar, berfungsi memperluas daerah atau medan penyerapan
air dan garam mineral dari dalam tanah. Epidermis, sel-selnya
tersusun rapat satu sama lain, sehingga tidak ada ruang antar sel dan biasanya
hanya satu lapis sel. Sel epidermis akar berdinding tipis sehingga mudah menyerap
air dan garam mineral. Epidermis, sel-selnya tersusun rapat satu
sama lain, sehingga tidak ada ruang antar sel dan biasanya hanya satu lapis
sel. Sel epidermis akar berdinding tipis sehingga mudah menyerap air dan garam
mineral. Korteks, sel-sel penyusunnya berupa dinding tipis yang terdiri
dari beberapa sel dan susunannya tidak beraturan. Endodermis, merupakan
sel pemisah antara korteks dengan selinder pusat. Dinding sel endodermis yang
mengalami penebalan zat gabus yang tegak lurus dengan silinder pusat sehingga
tidak dapat dilalui air dan zat terlarut. Empulur, parenkim yang terletak
dibagian tengah silinder pusat. Empulur yang terdapat diantara berkas pembuluh
angkut disebut jari-jari empulur. Jaringan ini berfungsi dalam pertumbuhan
sekunder pada tumbuhan. Floem, sel-selnya memiliki sel plasma tetapi tidak
memiliki inti, dinding selnya berlubang halus dan berfungsi mengangkut hasil
fotosintesis dari daun keseluruh tubuh tumbuhan. Xilem, memiliki dinding
yang tebal seperti skelerenkim dan mengandung lignin. Jaringan ini berfungsi
mengangkut air dan garam mineral ke daun.
Kesimpulan
Jadi,
kesimpulan pada praktikum ini yaitu pengamatan pada
batang tanaman Arthocarpus
integra yang masih muda, terlihat bahwa letak berkas
pengangkutnya teratur yaitu xylem pada bagian dalam dan floem pada bagian
luar.Hal ini menunjukkan karena diantara berkas pengangkut xylem dan floem
dibatasi oleh kambium, mempunyai epidermispada bagian luar batang, endodermis,
jari – jari empulur serta mempunyai satu empulur pada bagian tengah batang.Pada batang
dikotil tersebut terdiri dari jaringan epidermis, korteks, endodermis, dan ikatan pembuluh
(seperti xilem, floem, dan kambium).
Pada batang tumbuhan monokotil Cyperus sp terdiri atas jaringan
epidermis, endodermis, xilem, floem dan empulur. Epidermis, sel-selnya sama
dengan penyusun epidermis akar yaitu tersusun rapat, tanpa ruang antar sel akan
tetapi dinding sel epidermis batang pada umumnya mengalami penebalan dan
dilapisi zat gabus yang disebut katikulus sehingga terhindar dari kekeringan.
Sedangkan pada akar tumbuhan monokotil terdiri atas jaringan epidermis,
korteks, endodermis, xilem, floem dan empulur. Bagian-bagian tersebut yaitu
rambut akar, berfungsi memperluas daerah atau medan penyerapan air dan garam
mineral dari dalam tanah. Epidermis, sel-selnya tersusun
rapat satu sama lain, sehingga tidak ada ruang antar sel dan biasanya hanya
satu lapis sel.
DAFTAR PUSTAKA
Aryuliana, Diah dkk. 2004. Biologi SMA XI.
Surabaya : Erlangga.
Atinirmala, Pratita. 2006. Biologi Praktis.
Yogyakarta : Kreasi Wacana.
Bognounou, Fidèle . 2011. Stand structure of Monocotyledons and
Dicotyledons in different successional stages in Corcovado National
Park, Costa Rica. Jurnal Pertanian. Volume. 38
Campbell,
Reece-Michell. 1999. Biologi. Jakarta :Erlangga
Nurwanti.2013. Pemanfaatan Filtrat Daun Muda
Jati sebagai Bahan Pewarna Alternatif Dalam
Pembuatan Preparat Jaringan Tumbuhan. Jurnal Penelitian. Vol. 2
Lubis,
Erwansyah.2002. Penyerapan Timbal oleh
Tanaman Berakar Gantung. Jurnal Pertanian.Vol.
2
Taryono.1995. Biologi. Jakarta
: PT. Tiga Serangkai
Roewitawati, Dyah dkk. 2008. Buku Pratikum
Biologi Umum Pertanian. Malang : Universitas Muhammadiyah Malang.
Ross, Cleon
W. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Bandung : Institut Teknologi Bandung.
Wikipedia
Bahasa Indonesia. 2009. Jaringan Pada Akar dan Batang Monokotil dan Dikotil. . (online). http://id.wikipedia.org/wiki/jaringan diakses tanggal 10 Maret 2014
Komentar
Posting Komentar