Laporan Praktikum Metode Kuadrat
LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI TUMBUHAN
Acara 6
“Metode
Kuadrat”
DISUSUN
OLEH
NAMA : Estamia Putri Hinely Siahaan
NIM :
F05112057
KELOMPOK : 8
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
2013
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Vegetasi
merupakan kumpulan tumbuh - tumbuhan, biasanya terdiri dari beberapa jenis yang
hidup bersama-sama pada suatu tempat. Dalam mekanisme kehidupan bersama
tersebut terdapat interaksi yang erat, baik diantara sesama individu penyusun
vegetasi itu sendiri maupun dengan organisme lainnya sehingga merupakan suatu
sistem yang hidup dan tumbuh serta dinamis. Vegetasi, tanah dan iklim
berhubungan erat dan pada tiap-tiap tempat mempunyai keseimbangan yang
spesifik. Vegetasi di suatu tempat akan berbeda dengan vegetasi di tempat 1ain
karena berbeda pula faktor lingkungannya. Vegetasi hutan merupakan sesuatu
sistem yang dinamis, selalu berkembang sesuai dengan keadaan habitatnya. Analisis
vegetasi dapat digunakan untuk mempelajari susunan dan bentuk vegetasi atau
masyarakat tumbuh-tumbuhan mempelajari tegakan hutan, yaitu pohon dan
permudaannyad mempelajari tegakan tumbuhan bawah, yang dimaksud tumbuhan bawah
adalah suatu jenis vegetasi dasar yang terdapat di bawah tegakan hutan kecuali
permudaan pohon hutan, padang rumput atau alang-alang dan vegetasi semak
belukar. Dari segi floristis ekologis pengambilan sampling dengan cara “random
sampling” hanya mungkin digunakan apabila lapangan dan vegetasinya homogen,
misalnya padang rumput dan hutan tanaman. Pada umumnya untuk keperluan
penelitian ekologi hutan lebih tepat dipakai “systematic sampling”, bahkan
“purposive sampling” pun boleh digunakan pada keadaan tertentu. Karena titik
berat analisis vegetasi terletak pada komposisi spesies, maka dalam menetapkan
besarnya atau banyaknya petak-petak sampling perlu digunakan suatu kurva
(lengkung) spesiesnya. Kurva spesies tersebut diperlukan untuk luas atau besar
minimum suatu petak yang dapat mewakili tegakan dan jumlah minimal petak-petak
sampling kecil yang diperlukan agar hasilnya mewakili tegakan.
TINJAUAN PUSTAKA
Teknik Sampling dengan Plot (quadrat sampling technique) Teknik
sampling ini merupakan teknik survey vegetasi yang paling sering digunakan
dalam semua tipe komunitas tumbuhan. Petak contoh dapat berupa petak tunggal
atau ganda. Bentuk petak tergantung pada bentuk morfologi vegetasi dan
efisiensi sampling pola penyebaran. Sedangkan ukuran petak disesuaikan dengan
bentuk morfologi jenis dan distribusi vegetasi secara vertical (Syamsurizal, 2000)
Teknik plot adalah
melakukan pengamatan dengan membentuk kuadrat dimana panjang dan lebarnya sama.
Namun dapat juga berbentuk empat persegi panjang atau lingkaran dengan radius
tertentu. Hal ini tergantung pada kondisi vegetasi yang akan diamati. Untuk
setiap plot yang dibuat di tempat pengamatan, dilakukan penghitungan terhadap
variabel-variabel kerapatan, kerimbunan dan frekuensi. Plot-plot
pengamatan ini dapat di tempatkan pada satu jalur tertentu yang sudah dibuat
sebelumnya. Jalur-jalur ini biasa dalam ekologi disebut dengan nama “transect”.
Posisi setiap plot pada transect dapat ditentukan secara acak (random) atau
dapat pula secara sistimatik, yaitu setiap jarak tertentu (Syafei, 1990).
Disamping itu ada pula
orang yang mengkombinasikan beberapa cara misalnya ada yang meletakkan
plot-plot tersebut secara sistematik tetapi selang-seling di sebelah kiri dan
sebelah kanan dari transek tersebut (Rahardjanto,
2001).
Metode Kuadrat
Merupakan bentuk
percontoh atau sampel dapat berupa segi empat atau lingkaran yang menggambarkan
luas area tertentu. Luasnya bisa bervariasi sesuai dengan bentuk vegetasi atau
ditentukan dahulu luas minimumnya. Untuk analisis yang menggunakan metode ini
dilakukan perhitungan terhadap variabel-variabel kerapatan, kerimbunan, dan
frekuensi (Syafei, 1990).
Kelimpahan setiap
spesies individu atau jenis struktur biasanya dinyatakan sebagai suatu persen
jumlah total spesises yang ada dalam komunitas, dan dengan demikian merupakan
pengukuran yang relatife. Secara bersama-sama, kelimpahan dan frekuensi adalah
sangat penting dalam menentukan struktur komunitas (Michael, 1995).
Metode kuadrat juga ada beberapa jenis:
a. Liat quadrat Spesies di luar
petak sampel dicatat.
b. Count/list count quadrat Metode ini dikerjakan dengan menghitung
jumlah spesies yang ada beberapa
batang dari masing-masing spesies di dalam petak. Jadi merupakan suatu daftar
spesies yang ada di daerah yang diselidiki.
c. Cover quadrat (basal area kuadrat) Penutupan relatif dicatat, jadi
persentase tanah yag tertutup vegetasi. Metode ini digunakan untuk
memperkirakan berapa area (penutupan relatif) yang diperlukan tiap-tiap spesies
dan berapa total basal dari vegetasi di suatu daerah. Total basal dari vegetasi
merupakan penjumlahan basal area dari beberapa jenis tanaman. Cara umum untuk
mengetahui basal area pohon dapat dengan mengukur diameter pohon pada tinggi
1,375 meter (setinggi dada).
d. Chart quadrat Penggambaran letak/bentuk tumbuhan disebut Pantograf.
Metode ini ter-utama berguna dalam mereproduksi secara tepat tepi-tepi vegetasi
dan menentukan letak tiap-tiap spesies yang vegetasinya tidak begitu rapat (Indriyanto, 2006 )
METODOLOGI
Praktikum
ini dilaksanakan hari senin tanggal November 2014 pada pukul 15.00 – 17.00 di
Laboratium FKIP Biologi Universitas Tanjungpura. Tujuannya untuk mengetahui
komposisi jenis, peranan, penyebaran dan struktur dari vegatasi yang diamati.
Adapun alat yang digunakan tali rafia, meteraan 50 m, pancang, parang, kaliper,
penghitung atau counter, patok tanda peembatas (paang dengan warna beda) alat
tulis dan kertas label, perlengkapan pembuatan herbrium, sasak, dan buku-buku
identifikasi. Sedangan bahannya komunitas tertentu. Cara kerjanya yaitu suatu
areal tipe vegetasi yang menjadi objek ditentukan untuk dianalisis. Luas petak
contoh ditentukan dari hasil pembuatan pembuatan kurva spesies area dan
banyaknya petak contoh tergantung dari biaya , waktu, dan tenaga. Tetapi dari
berbagai pengalaman, pada dasarnya ukuran petak contohseluas 1 x 1 m
dibuat untuk menganalisis tumbuhan herba , 10 x 20 m
dibuat untuk tumbuhan semak atau terhadap pohon tingkatan sapling yang tingginya
kurang dari 3 m dan 100 m untuk
komunitas yang berbentuk hutan. Bentuk contoh dapat berupa lingkaran, empat
persegi panjang, atau bujur sangkar petak tergantung pada komunitas yang akan
diamati. Penentuan awal petak contoh dilakukan secara acak atau secara
sistematis atau kombinasi keduanya. Dalam setiap petak contoh dicatat data
setiap individu jenis yang ada. Hitung data (lihat perhitungan). Ditenttukan
besarnya indeks nilai penting (INP) dari masing-masing jenis dengan mejumlahkan
parameter masing-masing jenis tersebut.
Ditentukan perbaingan nilai penting (SDR).
SDR menunjukkan jumlah Indeks Nilai Penting dibagi dengan besaran yang
membentuknya. SDR dipakai karena jumlahnya tidak lebih dari 100 % sehingga
mudah untuk diinterpretasikan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
pengamatan
Tabel
. Metoda Kuadrat
No.
|
Spesies
|
Jlh Individu
|
Jlh Plot
|
KM
|
KR
|
FM
|
FR
|
NP
|
1
|
Spesies a
|
106
|
5 (5)
|
21,2
|
10,64 %
|
1
|
17,24
|
27,88 %
|
2
|
Hedyotis
corymbosa
|
684
|
5 (2)
|
136,8
|
68,68 %
|
0,4
|
6,9
|
75,58 %
|
3
|
Phyllanthus
urinaria
|
38
|
5 (5)
|
7,6
|
3,82 %
|
1
|
17,24
|
21,06 %
|
4
|
Cyperus
rotundus
|
127
|
5 (5)
|
25,4
|
12,75 %
|
1
|
17,24
|
39,99 %
|
5
|
Physalis
angulata
|
6
|
5 (3)
|
1,2
|
0,6 %
|
0,6
|
10,34
|
10,94 %
|
6
|
Cyanthilium
cinereum
|
6
|
5 (2)
|
1,2
|
0,6 %
|
0,4
|
6,9
|
7,5 %
|
7
|
Ageratum conyzoides L.
|
3
|
5 (1)
|
0,6
|
0,3 %
|
0,2
|
3,95
|
4,25 %
|
8
|
Amaranthus
spinosus
|
22
|
5 (4)
|
4,4
|
2,3 %
|
0,8
|
13,8
|
16,1 %
|
9
|
Spesies i
|
4
|
5 (2)
|
0,8
|
0,3 %
|
0,4
|
6,9
|
7,2 %
|
Ʃ
|
|
996
|
|
199,2
|
|
5,8
|
|
|
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini yaitu analisis vegetasi
metode kuadrat yang bertujuan untuk mengetahui komposisi jenis, peranan, penyebaran
dan struktur dari vegatasi yang diamati. Adapun alat yang digunakan tali rafia,
meteraan 50 m, pancang, parang, kaliper, penghitung atau counter, patok tanda
peembatas (paang dengan warna beda) alat tulis dan kertas label, perlengkapan
pembuatan herbrium, sasak, dan buku-buku identifikasi. Sedangan bahannya
komunitas tertentu. Cara kerjanya yaitu suatu areal tipe vegetasi yang menjadi
objek ditentukan untuk dianalisis. Luas petak contoh ditentukan dari hasil
pembuatan pembuatan kurva spesies area dan banyaknya petak contoh tergantung
dari biaya , waktu, dan tenaga. Tetapi dari berbagai pengalaman, pada dasarnya
ukuran petak contohseluas 1 x 1 m dibuat
untuk menganalisis tumbuhan herba
, 10 x 20 m dibuat untuk tumbuhan semak atau terhadap pohon tingkatan sapling
yang tingginya kurang dari 3 m dan 100 m
untuk komunitas yang berbentuk hutan. Bentuk contoh dapat berupa lingkaran,
empat persegi panjang, atau bujur sangkar petak tergantung pada komunitas yang
akan diamati. Penentuan awal petak contoh dilakukan secara acak atau secara
sistematis atau kombinasi keduanya. Dalam setiap petak contoh dicatat data
setiap individu jenis yang ada. Hitung data (lihat perhitungan). Ditenttukan
besarnya indeks nilai penting (INP) dari masing-masing jenis dengan mejumlahkan
parameter masing-masing jenis tersebut.
Ditentukan perbaingan nilai penting (SDR).
SDR menunjukkan jumlah Indeks Nilai Penting dibagi dengan besaran yang
membentuknya. SDR dipakai karena jumlahnya tidak lebih dari 100 % sehingga
mudah untuk diinterpretasikan. Teknik Sampling dengan Plot (quadrat sampling technique) Teknik
sampling ini merupakan teknik survey vegetasi yang paling sering digunakan
dalam semua tipe komunitas tumbuhan. Petak contoh dapat berupa petak tunggal
atau ganda. Bentuk petak tergantung pada bentuk morfologi vegetasi dan efisiensi
sampling pola penyebaran. Sedangkan ukuran petak disesuaikan dengan bentuk
morfologi jenis dan distribusi vegetasi secara vertical. Teknik plot adalah
melakukan pengamatan dengan membentuk kuadrat dimana panjang dan lebarnya sama.
Namun dapat juga berbentuk empat persegi panjang atau lingkaran dengan radius
tertentu. Hal ini tergantung pada kondisi vegetasi yang akan diamati. Untuk
setiap plot yang dibuat di tempat pengamatan, dilakukan penghitungan terhadap
variabel-variabel kerapatan, kerimbunan dan frekuensi. Berdasarkan hasil penyelidikan pada 5 plot yang berukuran 25 x 25 cm, 25 x 50 cm, 50 x 50 cm, 50 x 100 cm dan 100 x 100 cm, maka diperoleh data jenis-jenis tanaman yang ada yaitu spesies
a, Hedyotis corymbosa, Phyllanthus
urinaria, Cyperus rotundus,
Physalis angulata, Cyanthilium cinereum, Ageratum conyzoides L., spesies i dan Amaranthus
spinosus. Dari
hasil tersebut dapat diketahui bahwa jumlah spesies ada 996 spesies dengan KM
sebanyak 199,2 ; dan FM sebanyak 199,2.
KESIMPULAN
Teknik Sampling
dengan Plot (quadrat sampling technique) Teknik sampling ini merupakan teknik
survey vegetasi yang paling sering digunakan dalam semua tipe komunitas
tumbuhan. Petak contoh dapat berupa petak tunggal atau ganda. Bentuk petak
tergantung pada bentuk morfologi vegetasi dan efisiensi sampling pola
penyebaran. Sedangkan ukuran petak disesuaikan dengan bentuk morfologi jenis
dan distribusi vegetasi secara vertical. Metode kuadrat merupakan bentuk percontoh atau sampel dapat
berupa segi empat atau lingkaran yang menggambarkan luas area tertentu. Luasnya
bisa bervariasi sesuai dengan bentuk vegetasi atau ditentukan dahulu luas
minimumnya. Untuk analisis yang menggunakan metode ini dilakukan perhitungan
terhadap variabel-variabel kerapatan, kerimbunan, dan frekuensi.
DAFTAR PUSTAKA
Indriyanto.
2006. Ekologi Hutan. Jakarta :
Bumi Aksara.
Michael,
P. 1995. Metode Ekologi untuk Penyelidikan Ladang dan Laboratorium.
Jakarta: UI
Press.
Rahardjanto,
Abdulkadir. 2001. Ekologi Umum. Malang :
Umm Press.
Syafei,
Eden Surasana. 1990. Pengantar Ekologi Tumbuhan. Bandung : ITB Press.
Syamsurizal.
2000. Pengantar Ekologi Tumbuhan. Padang : FMIPA UNP.
Komentar
Posting Komentar