Laporan Praktikum Penentuan Kadar Klorofil Secara Sprektroskopi
LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN
FISIOLOGI TUMBUHAN
“Penentuan Kadar Klorofil Secara Spektroskopi”
Oleh:
Estamia Putri Hinely Siahaan
F05112057
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2014
Abstrak
Tumbuhan
tingkat tinggi umumnya bersifat autotrof, yaitu dapat menghasilkan makanan
sendiri melalui proses fotosintesis. Fotosintesis pada tumbuhan terjadi pada
klorofil. Klorofil adalah pigmen hijau fotosintetis yang terdapat dalam
tanaman, Algae dan Cynobacteria. Nama "chlorophyll" berasal dari
bahasa Yunani kuno: choloros = hijau dan phyllon = daun. Fungsi krolofil pada
tanaman adalah menyerap energi dari sinar matahari untuk digunakan dalam proses
fotosintetis yaitu suatu proses biokimia dimana tanaman mensintesis karbohidrat
(gula menjadi pati), dari gas karbon dioksida dan air dengan bantuan sinar
matahari. Tujuan percobaan ini adalah untuk mempelajari dan memberikan latihan
cara penggunaan Spektrofotometer dengan menentukan kadar klorofil pada daun
bayam (Spinacia oleracea). Untuk keperluan
ini, penentuan kadar korofil Oleh karena
itu, adakah perbedaan pigmen klorofil antara daun tua, setengah tua, dan daun
muda pada bayam? Pada daun yang mana jumlah klorofilnya yang paling tinggi?
Serta faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi jumlah klorofil pada daun?
Praktikum ini menggunakan alat seperti mortar, alu, gelas ukur, dan spektrophotometer Geneys 10 serta bahan
berupa daun bayam (Spinacia oleracea) yaitu daun yang muda, sedang, dan daun tua, aseton 80% dan akuades.
Klorofil total pada daun muda adalah 0,89114 mg/l, daun setengah tua adalah
1,39794 mg/l, dan pada daun tua adalah 1,39790 mg/l. Dari hasil tersebut, dapat
diketahui bahwa jumlah klorofil pada daun setengah tua lebih banyak
dibandingkan daun muda dan hampir sama dengan daun tua.
Kata kunci : Fotosintesis,klorofil, klorofil a dan b, spektrofotometer, daun muda, daun setengah tua, daunt tua.
Pendahuluan
Warna pada organ tanaman berbeda-beda disebabkan
oleh kandungan pigmennya. Tumbuhan menangkap cahaya menggunakan pigmen yang
disebut klorofil. Pigmen inilah yang memberi warna hijau pada tumbuhan.
Klorofil terdapat dalam organel yang disebut kloroplas. Klorofil menyerap
cahaya yang akan digunakan dalam fotosintesis. Kadar klorofil
setiap jenis tumbuhan berbeda-beda. Bahkan dalam tumbuhan satu spesies pun
memiliki kadar klorofil yang berbeda. Perbedaan kadar klorofil ini salah
satunya dipengaruhi oleh umur daun suatu jenis spesies. Kadar klorofil yang
optimal dalam daun suatu tumbuhan sangat baik untuk memperlancar kelangsungan
proses fotosintesis. Spektrofotometer merupakan
alat yang memiliki harga yang sangat mahal dan dalam penggunaannya harus
dilakukan secara hati-hati. Untuk itulah praktikan perlu menguasai cara
penggunaan alat tersebut dengan baik. Maka tujuannya yaitu untuk
mempelajari dan memberikan latihan cara penggunaan spektrofotometer. Untuk
keperluan ini, penentuan kadar klorofil adalah salah satu contoh dalam
penggunaan spektrofotometer ini. Spektrofotometer yang akan digunakan dalam
percobaan ini adalah BAUSCH & LOMB SPECTRONIC 20 SPECTROPHOTOMETER.
Berdasarkan hal tersebut dapat ditentukan klorofil a dan b, serta klorofil
total pada daun bayam ( Amaranthus spinosus ) yang usianya berbeda-beda untuk penentuan kadar
klorofilnya dengan bantuan alat spektrofotometer.
Suatu sifat
fisiologi yang hanya dimiliki oleh tumbuhan ialah kemampuannya untuk
menggunakan zat karbon dari udara untuk diubah menjadi bahan organik serta
diasimilasikan di dalam tubuh tanaman. Peristiwa ini hanya berlangsung jika ada
cukup cahaya, dan oleh karena itu maka asimilasi zat karbon disebut juga
fotosintesis. ( Dwidjoseputro, 1994 ) .
Fotosintesis
adalah suatu proses yang hanya terjadi pada tumbuhan yang berklorofil dan
bakteri fotosintetik, dimana energi matahari ( dalam bentuk foton ) ditangkap
dan diubah menjadi energi kimia ( ATP dan NADPH ). Energi kimia ini akan
digunakan untuk fotosintesa karbohidrat dari air dan karbon dioksida. Jadi,
seluruh molekul organik lainnya dari tanaman disintesa dari energi dan adanya
organisme hidup lainnya tergantung pada kemampuan tumbuhan atau bakteri
fotosintetik untuk berfotosintesis. ( Devlin, 1975 ) .
Klorofil adalah
senyawa ester dan larut di dalam solvent organik. Ekstraksinya dilakukan dengan
menggunakan pelarut organik polar, khususnya acetone dan alkohol. Kandungan
klorofil bersifat tidak stabil dan lebih mudah rusak bila terkena sinar, panas,
asam dan basa. ( Abdul, 2008 ) .
Klorofil adalah
pigmen hijau fotosintetis yang terdapat dalam tanaman, Algae dan
Cynobacteria.nama "chlorophyll" berasal dari bahasa Yunani kuno : choloros
= green ( hijau ), and phyllon = leaf ( daun ). Fungsi krolofil pada tanaman
adalah menyerap energi dari sinar matahari untuk digunakan dalam proses
fotosintetis yaitu suatu proses biokimia dimana tanaman mensintesis karbohidrat
( gula menjadi pati ), dari gas karbon dioksida dan air dengan bantuan sinar
matahari. ( Fransisco, 2000 ) .
Klorofil pada
tumbuhan ada dua macam yaitu klorofil a dan klorofil b. Perbedaan kecil antara
struktur kedua klorofil pada sel keduanya terikat pada protein. Sedangkan
perbedaan utama antar klorofil dan heme ialah karena adanya atom magnesium (
sebagai pengganti besi ) di tengah cincin profirin, serta samping hidrokarbon
yang panjang, yaitu rantai fitol. ( Santoso, 2004 ) .
Kloroplas
berasal dari proplastid kecil. Pada umumnya proplastid berasal hanya dari sel
telur yang tak terbuahi, sperma tak berperan disini. Proplastid membelah pada
saat embrio berkembang, dan berkembang menjadi kloroplas ketika daun dan batang
terbentuk. Kloroplas muda juga aktif membelah, khususnya bila organ mengandung
kloroplas terpanjang pada cahaya. Jadi, tiap sel daun dewasa sering mengandung
beberapa ratus kloroplas. Sebagian besar kloroplas mudah dilihat dengan
mikroskop cahaya, tapi struktur rincinya hanya bisa dilihat dengan mikroskop
elektron. ( Salisbury, 1995 ) .
Klorofil akan
memperlihatkan fluoresensi, berwarna merah yang berarti warna larutan tersebut
tidak hijau pada cahaya yang diluruskan dan akan merah tua pada cahaya yang
dipantulkan. ( Noggle, 1979 ) .
Cahaya putih
mengandung semua warna spektrum kasat mata dari merah-violet, tetapi seluruh
panjang gelombang unsurnya tidak diserap dengan baik secara merata oleh
klorofil. Mungkin untuk menentukan bagaimana efektifnya setiap panjang
gelombang diserap dengan menggunakan suatu larutan klorofil dengan cahaya
monokromatik ( cahaya berwarna satu ). ( Kimball, 2000 ) .
Makin pekat suatu larutan zat yang berwarna, makin banyak menyerap cahaya,
sehingga kelihatan makin gelap, adanya hubungan antara penyerapan cahaya dengan
konsentrasi larutan, merupakan prinsip dasar dari kegunaan spektofotometer.
Konsentrasi suatu larutan zat berwarna dapat pula diketahui dengan mudah,
berdasarkan harga absorbansinya ( OD = Optical Density ), karena konsentrasi
berhubungan secara linear dengan OD. Selain itu, dengan menggunakan
spektrofotometer spektronik 21 D dapat pula terbaca langsung konsentrasi suatu
larutan yang diukur. ( Ismail, 2011 ) .
Panjang gelombang cahaya matahari yang sampai di permukaan bumi meliputi
310 hingga 2300 nm. Panjang gelombang 225 nm ( ultraviolet ) juga diradiasi
oleh matahari, tetapi λ ini adalah foton yang sangat tinggi energinya yang
berbahaya bagi banyak kehidupan, terhalang oleh selapis ozon di atmosfer paling
atas. Sinar lebih panjang dari 2500 nm ( 2,5 µ ) terutama dihilangkan oleh uap
air dan CO2 di atmosfir. Cahaya tampak merupakan sebagian kecil dari cahaya
yang sampai ke bumi. ( Sasmitamihardja, 1990 ) .
Tujuan
Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari
dan memberikan latihan cara penggunaan Spektrofotometer.
Metodologi
Praktikum
mengenai transpirasi dilaksanakan pada hari kamis tanggal 12 April 2014 pukul
12.30 WIB di Laboratorium Biologi FKIP UNTAN. Adapun alat yang digunakan yaitu mortar
dan alu, gelas ukur, serta Spektrofotometer Genesys 10. Sedangkan bahan yang
digunakan yaitu tumbuhan daun bayam (Spinacia oleracea) muda, daun bayam setengah tua,dan daun
bayam tua.
Langkah
kerja pada praktikum ini yaitu 1 gr daun yang masih segar dirajang kecil-kecil.
Rajangan diekstrak dengan aceton 60 % sebanyak 100 ml, dengan cara menggerusnya
didalam mortal selama 5 menit. Yakinlah bahwa semua pigmen klorofil dari daun
telah keluar seluruhnya dan hal ini dapat dilihat dari ampasya yang berwarna
putih. Ekstrak klorofil ini disaring dengan saringan Buchner dan selanjutnya
dimasukkan ke dalam ukur 100 ml. Penambahan aceton 80 % hanya diperlukan
apabila volume ekstrak dalam labu ukur belum mencapai batas 100ml. Dengan
menggunakan cuvet, ukur Optica Density (OD) dari ekstrak dengan menggunakan
panjang gelombang 663 nm dan 645 nm. Konsentrasi klorofil dapat dihitung dengan
rumus Arnon (1949) dengan membandingkan OD pada 663 nm dan 645 nm dalam sel ang
tebalnya 1 cm dengan menggunakan koefisien absorbsi spesifik yag telah
ditentukan oleh Mac Kinner (194) sebagai berikut :
Klorofil
total (mg/l) = 20,2 D645 +
0,02 D663
Klorofil
a = 12,7 D663 +
2,69 D645
Klorofil
b = 22,9 D645 +
0,02 D663
Hasil Pengamatan
Tabel pengamatan kadar klorofil dengan spektrofotometer :
No.
|
Index
|
Mode
|
A
|
B
|
663 nm
|
645 nm
|
|||
1
|
0
|
Ab3
|
0.000
|
0.000
|
2
|
0
|
Ab5
|
0.472
|
0.221
|
3
|
0
|
Ab5
|
0.594
|
0.218
|
4
|
0
|
Ab5
|
0.615
|
0.240
|
Ket : no.1 = akuades
no.2 = daun bayam muda
no.3 = daun bayam setengah tua
no.4 = dun bayam tua
Perhitungan :
1. Hasil
pengamatan untuk kadar klorofil daun muda
No.
|
Jenis
klorofil
|
||
Klorofil a
|
Klorofil b
|
Klorofil
total
|
|
1.
|
6,58889
|
5,07034
|
4,47364
|
2. Hasil
pengamatan untuk kadar klorofil daun setengah tua
No.
|
Jenis
klorofil
|
||
Klorofil a
|
Klorofil b
|
Klorofil
total
|
|
1.
|
8,13022
|
5,00408
|
4,41548
|
3. Hasil
pengamatan untuk kadar klorofil daun dewasa
No.
|
Jenis
klorofil
|
||
Klorofil a
|
Klorofil b
|
Klorofil
total
|
|
1.
|
1,42665
|
5,5083
|
4,8603
|
Pembahasan
Pada
praktikum ini digunakan ekstrak tumbuhan Bayam (Spinacia oleracea). Daun
bayam yang dipakai adalah daun mudanya, daun sedang, dan daun tua. Percobaan
kali ini bertujuan untuk mempelajari dan memberikan secara latihan cara
penggunaan spektrofotometer untuk menentukan kadar klorofil dari ekstrak daun
bayam. Dari hasil pengamatan ekstrak bayam dengan umur yang
berbeda, terlihat adanya perbedaan warna hijau pada
masing-masing estrak daun tersebut. Terlihat bahwa warna
ekstrak daun sedang lebih gelap dibanding
dengan warna ekstrak daun muda dan daun tua. Dari pengukuran kadar
klorofil menggunakan alat Spektrofotometer, sebelumnya
dilakukan pengukuran dengan akuades terlebih dahulu sebagai kalibrasi alat.
Ekstrak daun bayam diukur dengan panjang gelombang berbea yaitu panjang
gelombang 663 nm dan 645 nm. Maka didapatkan hasil secara berturut-turut yaitu daun muda, setengah tua,
dan tua adalah 0, 472 ; 0,594 ; dan
0,615 pada panjang gelombang 663 nm.
Serta pada panjang gelombang 645 nm secara berurutan yaitu 0,221 ; 0,218 dan
0,240.
Larutan
ekstraksi dari klorofil ini memiliki warna hijau yang berasal dari klorofil
tumbuhan. Perkembangan kadar klorofil menyebabkan perbedaan warna tersebut.
Larutan berwarna dapat menyerap panjang gelombang tertentu. Menurut (
Suyitno, 2006 ) bahwa larutan yang berwarna akan menyerap panjang gelombang
sinar tertentu. Setiap larutan akan menyerap panjang gelombang tertentu secara
maksimal. Angka serapan terbesar untuk panjang gelombang tertentu menggambarkan
panjang gelombang yang paling sesuai untuk larutan tersebut. Angka ini akan
tergantung dari jenis zat terlarut dan pelarutnya. Semakin banyak zat terlarut
akan menyerap panjang gelombang tertentu lebih besar. Namun larutan yang
berwarna hijau ini tidak efektif menyerap cahaya warna hijau sebab memiliki
pantulan cahaya yang sama dan memberikan efek yang berlawanan, hal ini didukung
oleh pendapat menurut ( Lakitan,
2007 ) bahwa daun dari kebanyakan
spesies menyerap lebih dari 90 % cahaya ungu dan biru, demikian pula untuk
cahaya jingga dan merah. Klorofil berwarna hijau merupakan bukti bahwa pigmen
ini tidak efektif untuk menyerap cahaya hijau. Cahaya hijau oleh klorofil
dipantulkan atau diteruskan. Penyerapan relatif untuk setiap panjang gelombang
oleh pigmen dapat diukur dengan spektrofotometer.
Pada setiap sampel
daun, klorofil a memiliki kadar yang lebih tinggi dibandingkan kadar klorofil
b. Hal ini sesuai dengan pendapat ( Suyitno, 2006 ) Bahwa pada semua
tanaman hijau, sebagian besar klorofil berada dalam dua bentuk, yaitu klorofil
a dan klorofil b dengan perbandingan 3:1. Klorofil a bersifat kurang polar dan
berwarna biru-hijau, sedangkan klorofil-b lebih polar dan berwarna
kuning-hijau.
Pada hasil pengamatan
yang dilakukan, hasil menunjukkan bahwa daun muda dengan klorofil total yaitu 4,47364 mg/l; daun setengah tua dengan
klorofil total yaitu 4,41548 mg/l ; dan daun dewasa dengan klorofil total yaitu 4,8603 mg/l. berdasarkan hal tersebut, jumlah klorofil total lebih besar pada daun
dewasa/tua. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat ( Lakitan,
2007 ) bahwa umur daun sangat mempengaruhi proses
fotosintesis, dimana proses penuaan akan berdampak pada kelambanan proses fotosintesis.
Sehingga daun yang telah tua memiliki kadar klorofil yang lebih rendah. Namun
dalam beberapa kondisi seringkali nutrisi yang jumlahnya terbatas lebih sering
didistribusikan ke daun yang lebih tua daripada ke daun yang lebih muda,
sehingga kadar klorofil lebih tinggi daun setengah tua lebih tinggi
dibandingkan pada daun muda.
Bila diteliti lagi, bisa juga klorofil total lebih
banyak pada daun dewasa karena kadar klorofil
berdasarkan tiap-tiap umur daun yakni daun muda dan daun dewasa disebabkan oleh
beberapa faktor diantaranya faktor internal dan faktor eksternal. Kandungan
klorofil pada suatu daun akan meningkat sejalan dengan bertambahnya umur daun.
Peningkatan ini terjadi sejalan dengan pertumbuhan dari daun muda menjadi daun
dewasa, tanaman masih melakukan biosintesis klorofil. Berdasarkan struktur dan kandungan dari daun dewasa
lebih banyak membutuhkan nutrisi untuk keperluan hidup yakni sebagai sumber
energi, maka dapat dikatakan bahwasanya daun dewasa masih melakukan biosintesis
klorofil. Sedangkan pada daun yang masih muda, kandungan klorofilnya masih
sedikit, karena daun ini masih belum banyak melakukan biosintesis klorofil.
Dalam hal ini selain faktor internal, perbedaan kandungan klorofil juga dapat
di pengaruhi faktor eksternal diantaranya intensitas cahaya, naungan, morfologi
dan luas permukaan daun. Besar intensitas cahaya yang diterima atau diabsorpsi
daun bergantung dari jumlah klorofil yang dimiliki oleh daun tersebut.
Kesimpulan
Jadi, dari hasil
pengamatan yang dilakukan diketahui adanya kadar klorofil yang merupakan salah satu faktor yang
dapat mempengaruhi kecepatan fotosintesis sebab klorofil berfungsi sebagai
penangkap cahaya pada saat proses fotosintesis. Kadar klorofil yang paling
banyak terdapat pada daun yang berumur tua. Hal ini dikarenakan pada daun yang matang
penangkapan cahaya yang akan diubah menjadi energi kimia lebih banyak bila
dibandingkan dengan penangkapan energi cahaya pada daun yang berumur muda. Dalam
pengukuran kadar klorofil digunakan alat yang disebut dengan spektrofotometri.
Spektrofotometri adalah alat yang terdiri dari spektrofotometer dan fotometer
akan menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang energi secara
relatif. Jika energi tersebut ditransmisikan maka akan ditangkap oleh klorofil
yang terlarut tersebut. Pada fotometer filter sinar dari panjang gelombang yang
diinginkan akan diperoleh dengan berbagai filter yang punya spesifikasi
melewati banyaknya panjang gelombang tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul. 2008. Ekstraksi Klorofil
dari Daun Pepaya dengan Solvent 1-Butanol. Semarang:
Universitas Dipenogoro.
Devlin. 1975. Plant Physiology Third Edition. New York: D.
Van Nostrand.
Dwijoseputro.
1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2. Jakarta: Gramedia.
Fransisco.
2000. Prosedur standar untuk
penentuan klorofil a dengan metode spektroskopi. http://www.ices.dk/ocean/procedures/timeschl.pdf.
diakses tanggal 17 juni 2014.
Ismail. 2011. Penuntun Praktikum
Fisiologi Tumbuhan. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM.
Kimball. 2000. Biologi Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta:
Erlangga.
Lakitan. 2007. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.
Noggle.
1979. Introductor Plant Physiology. New Delhi: Mall of India Private
Ilmited.
Salisbury. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 2. Bandung: ITB.
Santoso. 2004. Fisiologi Tumbuhan. Bengkulu: Universitas
Muhammadiyah Bengkulu.
Sasmitamihardja. 1996. Fisiologi Tumbuhan. Bandung:
Jurusan Biologi FMIPA ITB.
Suyitno. 2006. Penuntun Praktikum Fisiologi Tumbuhan Lanjut.
Yogyakarta: UNY.
Komentar
Posting Komentar