Laporan Praktikum Pengaruh Perbedaan Medium Biakan Terhadap Jumlah Anakan Drosophila melanogaster
Laporan Proyek Genetika
PENGARUH PERBEDAAN MEDIUM BIAKAN
TERHADAP JUMLAH ANAKAN Drosophila
melanogaster
DISUSUN OLEH :
Estamia P.H.S F05112057
Jenniyanti F05111021
Vina
kardiani F05112078
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2015
Pengaruh Umur betina Terhadap
jumlah Anakan dan komposisi sex Drosophila Melanogaster
OLEH
Estamia
, Jenniyanti , Vina kardiani
ABSTRAK
Drosophila
melanogaster merupakan lalat yang dapat ditemukan pada buah yang telah
busuk. Spesies ini biasa digunakan dalam
percobaan genetika karena mudah dikembangbiakan dalam media yang murah dan
tidak sukar pembuatannya. Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh umur
betina terhadap jumlah anakan dan komposisi sex Drosophila melanogaster.
Praktikum ini berlangsung dari tanggal 16 desember – 30 desember 2014. Adapun
media pembiakan yang dibuat adalah menggunakan media pisang, gula merah, tapai singkong,
dan ragi. Pengamatan dilakukan pada betina umur 8 jam di bandingkan dengan
betina umur 12 jam dan 24 jam. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa semakin
dewasa umur betina nya maka jumlah anakan yang di hasilkan semakin banyak.
Keyword :
Drosophila melanogaster,jumlah anakan, media, pembiakan, umur betina
PENDAHULUAN
Drosophila sp adalah jenis serangga
bersayap yang masuk ke alam ordo Diptera (bangsa lalat). Spesies ini umumnya
dikenal sebagai lalat buah dalam dan merupakan organisme model yang paling
banyak digunakan dalam penelitian genetika, fisiologi, dan evolusi sejarah
kehidupan. Selain itu, Drosophila sp
juga diklasifikasikan ke dalam sub ordo Cyclophorpha (pengelompokan lalat yang
pupanya terdapat kulit instar 3, mempunyai jaw hooks) dan termasuk ke
dalam seri Acaliptrata yaitu imago menetas dengan keluar dari bagian
anterior pupa. Lalat atauDrosophilasp
baik disadari ataupun tidak telah hadir dalam setiap lingkungan kita. Dalam
penelitian tentang lalat, orang pertama yang menggunakan lalat buah (Drosophila malanogaster) sebagai objek
penelitian genetika adalah Thomas hunt morgan yang berhasil menemukan “pautan
seks” dan “gen rekombinan” (Silvia, 2003).
Ada beberapa alasan Drosophila
melanogaster dijadikan sebagai model organisme
yaitu karena D. melanogaster ukuran tubuhnya kecil,mudah ditangani dan mudah
dipahami, praktis, siklus hidup singkat yaitu hanya dua minggu, murah danmudah
dipelihara dalam jumlah besar (Iskandar, 1987), mudah berkembangbiakdengan
jumlah anak banyak, beberapa mutan mudah diuraikan (King, 1962),memiliki empat
pasang kromosom raksasa yang terdapat pada kelenjar saliva padafase larva
(Strickberger, 1962).
Lalat buah (Drosohilla
melanogaster) baru akan kawin setelah berumur 8 jam. Dengan demikian, hewan
betina sudah dapat bertelur keesokkan harinya. Seekor Drosohilla
melanogaster betina sanggup menghasilkan sekitar 50-75 butir telur sehari
sekitar 400-500 telur dalam 10 hari. Telur tersebut berwarna putih susu, bentuk
bulat panjang berukuran sekitar 0,5 mm2 (Yatim,1996).
Perkembangan
dimulai segera setelah terjadi fertilisasi, yang terdiri dari dua periode.
Pertama, periode embrionik di dalam telur pada saat fertilisasi sampai pada
saat larva muda menetas dari telur dan ini terjadi dalam waktu kurang lebih 24
jam. Dan pada saat seperti ini, larva tidak berhenti-berhenti untuk makan. Periode
kedua adalah periode setelah menetas dari telur dan disebut perkembangan
postembrionik yang dibagi menjadi tiga tahap, yaitu larva, pupa, dan imago
(fase seksual dengan perkembangan pada sayap). Formasi lainnya pada
perkembangan secara seksual terjadi pada saat dewasa (Campbell,2002).
Menurut Nino (2011) faktor-faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan pada siklus hidup Drosophila melanogaster
diantaranya sebagai berikut:
1. Suhu Lingkungan
Drosophila melanogaster mengalami
siklus selama 8-11 hari dalam kondisi ideal. Kondisi ideal yang dimaksud adalah
suhu sekitar 25-28°C. Pada suhu ini lalat akan mengalami satu putaran siklus
secara optimal. Sedangkan pada suhu rendah atau sekitar 180C, waktu
yang diperlukan untuk menyelesaikan siklus hidupnya relatif lebih lama dan
lambat yaitu sekitar 18-20 hari. Pada suhu 30°C, lalat dewasa yang tumbuh akan
steril.
2. Ketersediaan Media Makanan
Jumlah telur Drosophila melanogaster yang
dikeluarkan akan menurun apabila kekurangan makanan. Lalat buah dewasa yang
kekurangan makanan akan menghasilkan larva berukuran kecil. Larva ini mampu
membentuk pupa berukuran kecil, namun sering kali gagal berkembang menjadi
individu dewasa. Beberapa dapat menjadi dewasa yang hanya dapat menghasilkan
sedikit telur. Viabilitas dari telur-telur ini juga dipengaruhi oleh jenis dan
jumlah makanan yang dimakan oleh larva betina.
3. Tingkat Kepadatan Botol
Pemeliharaan
Botol medium sebaiknya diisi dengan medium buah yang
cukup dan tidak terlalu padat. Selain itu, lalat buah yang dikembangbiakan di
dalam botol pun sebaiknya tidak terlalu banyak, cukup beberapa pasang saja.
Pada Drosophila melanogaster dengan kondisi ideal dimana tersedia cukup
ruang (tidak terlalu padat) individu dewasa dapat hidup sampai kurang lebih 40
hari. Namun apabila kondisi botol medium terlalu padat akan menyebabkan
menurunnya produksi telur dan meningkatnya jumlah kematian pada individu
dewasa.
4. Intensitas Cahaya
Drosophila melanogaster lebih
menyukai cahaya remang-remang dan akan mengalami pertumbuhan yang lambat selama
berada di tempat yang gelap.
Drosophila merupakan salah satu
marga dari Drosophilidae. Menurut Bock (1976), Drosophila merupakan marga yang
memiliki jumlah paling besar bila dibandingkan dengan marga yang lainnya.
Sistematika Drosophila menurut Storer, TI, dan Usinger, RL., (1975) dalam Aini
(1992) adalah sebagai berikut:
Phylum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Anak kelas : Pterygota
Bangsa : Diptera
Anak bangsa : Clyclorrhapa
Suku : Drosophilidae
Marga : Drosophila
Dalam masa
perkawinan lalat betina manjadi mau menerima dan bersikap ramah rentan waktu
8-12 jam setelah kemunculannya. Beberapa rangkaian pola tingkah laku agar
menarik betina untuk dikawinin. Pertama-tama jantan bermain lagu dengan
menggetarkan sayapnya. Setelah itu jantan mendekati betina,jantan dibelakang
perut betina, dengan postur merendah menjilati organ genitalia betina,akhirnya
yang jantan melakukan perkawinan dan membuahi betinanya. Lalat betina
tersebut dapat menolak lalat jantan dengan cara terbang menghindar. Rata-rata durasi kesuksesan proses perkawinan ini kira-kira selama 30 menit
sebelum sang jantan mentransfer spermanya yang panjang ± 1,7 mm pada ovarium
lalat betina tersebut. Lalat jantan memasukan spermanya yang manaa akan
digunakan untuk melangkapi jatah sperma untuk membuahi telur.
Setiap makhluk hidup berkembang biak untuk melanjutkan siklusnya. Secara
normal keturunan yang dihasilkan akan memiliki proporsi jenis kelamin yang
sama. Hal ini terjadi karena konsekuensi dari hukum segregasi Mendel dan adanya
fertilisasi secara acak pada pasangan kromosom XY yang membentuk perbandingan
jumlah jantan dan betina (nisbah kelamin) seimbang yaitu bernilai 1 untuk
setiap generasi. Namun demikian nilai tersebut
sering tidak terealisasikan terkait adanya beberapa faktor yang mempengaruhi.
Salah satu faktor yang mempengaruhi nilai nisbah kelamin adalah umur jantan.
METODOLOGI
Praktikum ini dilaksanakan mulai
tanggal 16 desember – 30 desember 2014 di rumah pratikan.Adapun alat dan bahan
yan digunakan pada percobaan ini adalah botol biakan, selang plastik, plastik sebagai penutup botol
biakan, kertas pupasi, karet, lumpang
dan alu , timbangan, panci, dan kompor. Sedangkan bahan yang dipakai yakni
pisang matang, ragi, air, tape singkong, dan gula merah.Prosedur percobaan
dimulai dengan menyiapkan media biakan
dengan cara pembuatan biasa (pisang:tapai:ragi : gula merah).
Selanjutnya Drosophila
melanogaster ditangkarkan dan ditetaskan kedua jenis
seks. Kemudian, F1 betina berumur 8 jam disilangkan dengan jantan berumur 1-3
hari selama 1 jam di dalam botol. Drosophila
melanogaster jantan dikeluarkan dan ditangkarkan selama 14 hari dengan
menghitung jumlah anakan pada masing-masing botol. Kemudian di bandingkan
hasilnya dengan percobaan yang menggunakan umur betina 12 jam dan 24 jam.
HASIL PENGAMATAN
Proses pembuatan media
Ini media
Betina
umur 8 jam
Perlakuan
|
Jantan
|
betina
|
Total
|
Jantan
dan betina di kawinkan menghasilkan F1
|
1
|
1
|
2
|
Persilangan
F1 Betina umur 8 jam di kawinkan
dengan jantan berumur 1 hari di biarkan selama 1 jam. Tangkar selama
14 hari
|
7
|
4
|
11
|
Betina umur 12 jam
Perlakuan
|
Jantan
|
betina
|
Total
|
Jantan
dan betina di kawinkan menghasilkan F1
|
1
|
1
|
2
|
Persilangan
F1 Betina umur 12 jam di kawinkan dengan
jantan berumur 1 hari di biarkan selama 1 jam. Tangkar selama 14 hari
|
9
|
6
|
15
|
Betina umur 24 jam
Perlakuan
|
Jantan
|
betina
|
Total
|
Jantan
dan betina di kawinkan menghasilkan F1
|
1
|
1
|
2
|
Persilangan
F1 Betina umur 24 jam di kawinkan dengan jantan berumur 1 hari di biarkan
selama 1 jam. Tangkar selama 14 hari
|
8
|
11
|
19
|
Tabel
pengamatan siklus hidup Drosophila
No
|
Hari/tgl
|
Jam
|
Perubahan
|
Keterangan
|
1
|
Rabu, 17 desember 2014
|
11.00 WIB
|
-
|
Lalat buah jantan dan betina kawin
|
2
|
Kamis, 18 desember 2014
|
07:00 WIB
|
Telur
|
berwarna
putih dengan ukuran kurang lebih 0.5 mm, terlihat seperti titik-titik
pada kertas Pupasi
|
3
|
Jumat, 19 desember 2014
|
07:00 WIB
|
Telur
|
berwarna putih dengan ukuran
kurang lebih 0.5 mm, terlihat seperti titik-titik pada kertas Pupasi
|
4
|
Sabtu, 20 desember 2014
|
07:00 WIB
|
Larva Instar I
|
berwarna putih, tubuh bersegmen, berbentuk seperti
cacing atau ulat, warnanya putih
|
5
|
Minggu, 21 desember 2014
|
07:00 WIB
|
Larva Instar I
|
berwarna putih, tubuh bersegmen, berbentuk seperti
cacing atau ulat, warnanya putih
|
6
|
Minggu, 22 desember 2014
|
07:00 WIB
|
Larva Instar II
|
ukuran lebih
besar dibanding larva instar I, ada warna kehitaman pada bagian anterior atau mulut larva, larva menggali & melubangi medium dengan mulut
tersebut, warnanya putih
|
7
|
Senin, 23 desember 2014
|
07:00 WIB
|
Larva Instar III
|
Mulut hitam
terlihat jelas berbentuk sungut, bergerak lebih aktif, ukuran menjadi lebih
besar dari
larva instar II,
Sebagian bergerak menuju dinding botol, warnanya
putih
|
8
|
Selasa, 24 Desember 2014
|
07:00 WIB
|
Prepupa
|
Warnya agak kecoklatan, tidak ada pergerakan, muncul
selaput yang mengelilingi larva, tubuhnya memendek, menempel pada kertas
saring sebagian lagi menempel di dinding botol
|
9
|
Rabu, 25 Desember 2014
|
07:00 WIB
|
Prepupa
|
Warnya agak kecoklatan, tidak ada pergerakan, muncul
selaput yang mengelilingi larva, tubuhnya memendek, menempel pada kertas
saring sebagian lagi menempel di dinding botol
|
10
|
Kamis, 26 Desember 2014
|
07:00 WIB
|
Pupa
|
Tidak bergerak, kutikula
menjadi keras dan berpigmen
|
11
|
Jumat, 27 desember 2014
|
07:00 WIB
|
Pupa
|
Tidak bergerak, kutikula
menjadi keras dan berpigmen)
|
12
|
Sabtu, 28 Desember 2014
|
07:00 WIB
|
Imago
|
Ukuran
relatif kecil dan kurus, berwarna pucat, dan sayap belum terbentang
|
13
|
Sabtu, 29 Desember 2014
|
07:00 WIB
|
Imago
|
Ukuran
relatif kecil dan kurus, berwarna pucat, dan sayap belum terbentang
|
14
|
Minggu, 30 Desember 2014
|
07:00 WIB
|
Lalat Dewasa
|
Ukuran lebih besar dari imago, dan sudah dapat
terbang dengansayap yang terbentang
|
Lalat Jantan
♂
|
Lalat Betina
♀
|
Jumlah
|
|
O
|
24
|
21
|
45
|
E
|
22,5
|
22,5
|
45
|
d
|
1,5
|
-1,5
|
0
|
d2
|
2,25
|
2,25
|
4,5
|
X2
|
0,1
|
0,1
|
0,2
|
Perhitungan :
1.
Mencari O
Jumlah keturunan yang di hasilkan
oleh betina umur 8 jam, 12 jam dan 24 jam pada komposisi sex :
Betina = 4 + 6 + 11 = 21
Jantan = 7 + 9 + 8 = 24
2.
Mencari E
= = 22,5
3.
Mencari D (O-E)
A.
D (Jantan) = 24
– 22,5 = 1,5
B.
D (betina ) = 21- 22,5 = -1,5
4.
Mencari d2
a.
d2 jantan
= (1,5)2 = 2,25
b.
d2 betina=
(-1,5)2 = 2,25
5.
mencari X2
X2 =
A.
X2 jantan
=
=
0,1
B.
X2 betina
=
=
0,1
db = 2-1 = 1
X2
tabel = 3.84146
X2 hitung = 0,2
Jadi X2 hitung < X2 tabel (signifikan)
PEMBAHASAN
Drosophila melanogaster merupakan salah satu serangga yang paling
umum di kenal dan digunakan untuk penelitian-penelitian. Metamorfosis pada Drosophila melanogaster termasuk
metamorfosis sempurna, yaitu dari telur – larva instar I – larva instar II –
larva instar III – pupa – imago.
Pengamatan yang dilakukan dimulai
dari pembuatan medium yaitu pisang yang dicampur gula merah, ragi dan tapai
singkong dengan takaran yang telah ditentukan. kemudian seluruh bahan dimasak
beberapa menit. Medium yang telah dibuat lalu dimasukan kedalam botol biakan
dan diberi ragi secukupnya serta diletakkan kertas pupasi untuk tempat lalat
buah betina meletakkan telur-telurnya. Langkah berikutnya adalah memasukkan
sepasang lalat buah jantan dan betina kedalam botol biakan lalu ditutup dengan
plastik penutup yang berlubang kemudian F1 betina umur 8 jam di kawinkan dengan
jantan usia 1 hari. Setelah 1 jam, jantan di keluarkan dan di biarkan selama 14
hari.
Pengamatan siklus hidup lalat buah
ini dilakukan setiap hari pada pukul 07:00. Pengamatan hari pertama, lalat buah
jantan dan betina mulai melakukan proses perkawinan. Sekitar 1 hari kemudian
muncul bercak-bercak putih yaitu telur lalat buah yang berukuran kurang dari
0,5 mm menempel pada kertas saring dan medium kultur. Hari berikutnya jumlah
dari telur-telur lalat buah bertambah setelah lalat tersebut meletakkan kembali
telur-telurnya. Pada hari keempat telur-telur tersebut menetas dan muncul ulat
kecil yang mulai bergerak, ukurannya sedikit lebih besar dari telur dan
warnanya putih. Fase ini merupakan fase larva instar I. Pada fase ini umumnya
ulat-ulat tersebut hidup dipermukaan medium yang merupakan sumber makanan dari
calon lalat tersebut. Hari berikutnya larva instar I mulai memasuki fase larva
instar II, hal ini terlihat dari ukuran ulat yang semakin membesar serta
pergerakan ulat yang semakin aktif. Hari berikutnya, ukuran larva makin besar
dan larva instar III mulai muncul. Pergerakan larva ini aktif di atas media
maupun di dinding botol. Selanjutnya larva instar III mulai melakukan
pergerakan ke bagian atas botol, mengurangi pergerakannya dan diam menempel
pada bagian atas botol. Larva instar III ini mulai berubah menjadi prepupa pada
hari ketujuh hingga hari kedelapan. Memasuki hari kesembilan hingga hari
kesepuluh prepupa berubah menjadi pupa. Selanjunya dihari kesebelas dari pupa
tersebut menetas lalat buah baru berukuran lebih kecil dari lalat dewasa yang
disebut juga imago. Hari berikutnya imago akan beradaptasi menjadi lalat buah
dewasa dan akan melakukan kembali proses daur hidupnya dari perkawinan sepasang
lalat buah jantan dan lalat buah betina.
Dari hasil penelitian ini juga didapat bahwa, umur
parental mempengaruhi jumlah keturunan yang dihasilkan. Semakin tua umur
drosophila ,maka semakin banyak keturunan yang dihasilkan dan, sebaliknya.
Pada penelitian dengan menggunakan umur betina drosophila 8 jam ,
keturunan yang dihasilkan sebanyak 11 ekor. Sedangkan, pada penelitian yang
menggunakan drosophila dengan umur 12
jam dan 24 jam masing-masing menghasilkan
keturunan sebanyak 15 dan 19 ekor drosophila . komposisi sex keturunan generasi pertama (F1) perlakuan
parental umur 8 jam berbeda dengan umur betina 12 jam dan 24 jam. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
umur parental berpengaruh terhadap komposisi sex.
KESIMPULAN
Umur
parental mempengaruhi jumlah keturunan yang dihasilkan. Semakin tua umur
drosophila ,maka semakin banyak keturunan yang dihasilkan dan, sebaliknya. umur
parental berpengaruh terhadap nisbah kelamin. Semakin tua umur jantan maka
frekuensi terbentuknya keturunan jantan lebih kecil dibandingkan betina.
DAFTAR
PUSTAKA
Silvia,
Triana. 2003. Pengaruh Pemberian Berbagai
Konsenterasi Formaldehida Terhadap
Perkembangan Larva Drosophila. Bandung :
Universitas Padjdjaran.
Iskandar,
D.T. 1987. Petunjuk Praktikum Genetika.
Pusat Antar Unversitas Bidang Ilmu Hayati, ITB
Bandung.
King,
R.C. 1962. Genetics. 2nd Edition.
Oxford University Press, New York.
Strickberger,
Monroe, W. 1962. Experiments in Genetics
with Drosophila. London : John
Wiley
and Sons, inc.
Yatim, Wildan, Genetika. Bandung: Tarsito, 1996.http://natureisalam.blogspot.com/2013/02/siklus-
Campbell, Neil A, dkk, Biologi Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta: Erlangga, 2002.
Komentar
Posting Komentar