Laporan Praktikum Stomata


LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI TUMBUHAN

STOMATA

Hasil gambar untuk Lambang untan 

Oleh:

Estamia Putri Hinely Siahaan
F05112057


  
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2014





                                                                             Abstrak

     Epidermis merupakan lapisan terluar daun, yang terdiri dari epidermis atas dan  epidermis   bawah. Untuk mencegah penguapan yang terlalu besar, lapisan epidermis dilapisi oleh lapisan kutikula. Di antara sel-sel epidermis terdapat derifatnya antara lain yang disebut stomata, trikoma, sel kipas, sel silika dan sel gabus. Stomata berguna untuk tempat berlangsungnya pertukaran gas dari dan ke luar tubuh tumbuhan. Stomata  umumnya terdapat pada permukaan bawah daun. Tetapi ada beberapa spesies tumbuhan dimana stomata dijumpai di kedua permukaan daun. Ada juga tumbuhan yang hanya mempunyai stomata di permukaan atas daunnya, misalnya pada bunga lili air. Bentuk dan posisi stomata pada daun beragam tergantung spesies tumbuhannya. Secara teknis, yang dimaksud dengan stomata adalah celah yang ada diantara dua sel penjaga, sedangkan asparatus stomata adalah kedua sel penjaga tersebut. Berdampingan dengan sel penjaga, terdapat sel-sel epidermis yang telah termodifikasi yang disebut sel pendukung. Tiap stoma terdiri atas porus atau celah, sel tetangga dan sel penjaga. Terdapat perbedaan bentuk dan posisi stomata pada tumbuhan yang berbeda habitat serta tipe daun (monokotil dan dikotil). Untuk melihat perbedaan tersebut dilakukan praktikum ini yang bertujuan mempelajari sistem dan jenis-jenis jaringan daun, tipe daun monokotil dan dikotil, posisi dari berbagai jaringan daun, serta membandingkan struktur anatomi daun dikotil dan monokotil dengan mengamati preparat daun segar Oryza sativa, Ficus elastica, Nymphaea sp, dan Arthocarpus integra dibawah mikroskop. Dari hasil pengamatan didapatkan bahwa pada tumbuhan monokotil stomatanya berbentuk halter (memanjang) sedangkan pada dikotil berbentuk ginjal. Tipe stomata pada daun Oryza sativa yaitu tipe gramineae, pada Ficus sp memiliki tipe kriptopor, pada Nymphaea sp yaitu tipe menonjol, dan pada Arthocarpus integra dengan tipe paneropor.

Kata kunci : stomata, sel penjaga, porus, sel tetangga, tipe gramineae, tipe kritopor, tipe menonjol, tipe paneropor



                                                                        Dasar Teori

            Stomata merupakan bagian pada epidermis organ tumbuhan yang terdiri dari suatu celah yang dikelilingi oleh sel khusus yang disebut sel penjaga. Stomata sangat penting bagi tumbuhan karena pori stomata merupakan tempat terjadinya pertukaran gas dan air antara atmosfer dengan system ruang antar sel yang berada pada jaringan mesofil di bawah epidermis. Hal ini menyebabkan stomata sangat berperan dalam proses transpirasi dan fotosintesis (Pharmawati, 2008).
            Kesinambungan epidermis terputus-putus oleh lubang-lubang kecil sekali. Bagian tersebut adalah ruang antar sel yang dibatasi oleh dua sel yang khas disebut dengan sel penjaga. Sel penjaga bersama-sama dengan lubang di antaranya membentuk stoma. Pada banyak tumbuhan dapat dibedakan sel tetangga atau sel pelengkap. Sel tersebut secara morfologi berbeda dari sel epidermis yang khas dan merupakan dua atau lebih sel yang membatasi sel penjaga, yang tampaknya ada saling hubungan fungsional. Stoma bersama-sama sel tetangga jika ada disebut perlengkapan stomata atau kompleks stomata (Fahn, 1965).
            Stomata terdapat pada sisi atas dan bawah daun, atau hanya pada permukaan bawah saja. Stomata tumbuhan yang daunnya mengapung di permukaan air, seperti Nymphaeae, hanya terdapat pada permukaan atas saja. Daun dengan pertulangan menyirip seperti pada dikotil, stomatanya tersebar, sedangkan daun dengan pertulangan sejajar, seperti pada Gramineae, stomatanya tersusun berderet sejajar (Mulyani, 2006).
Stomata akan membuka jika kedua sel penjaga meningkat. Peningkatan tekanan turgor sel penjaga disebabkan oleh masuknya air kedalam sel penjaga tersebut. Pergerakan air dari satu sel ke sel lainnya akan selalu dari sel yang mempunyai potensi air lebih tinggi ke sel ke potensi air lebih rendah. Tinggi rendahnya potensi air sel akan tergantung pada jumlah bahan yang terlarut (solute) didalam cairan sel tersebut. Semakin banyak bahan yang terlarut maka potensi osmotic sel akan semakin rendah. Dengan demikian, jika tekanan turgor sel tersebut tetap, maka secara keseluruhan potensi air sel akan menurun. Untuk memacu agar air masuk ke sel penjaga, maka jumlah bahan yang terlarut di dalam sel tersebut harus ditingkatkan (Lakitan, 1993).

            Stomata khas pada dikotil terdiri dari dua sel penjaga berbentuk ginjal, sel penjaga rumputan dan teki cenderung lebih memanjang (berbentuk halter). Sel penjaga mengandung sedikit kloroplas, sedangkan sel epidermis tetangganya tidak punya (kecuali pada paku-pakuan dan beberapa angiosperma air) (Salisbury & Ross, 1995).

Secara morfologi, menurut Melcalfe & Chalk (1950), ada lima tipe stomata pada dikotil:
1. Tipe anomosit ( Ranunculaceous)
Pada tipe anomosit, sel penutup dikelilingi sejumlah sel tertentu yang tidak dapat dibedakan bentuk dan ukurannya dari sel epidermis yang lain. Tipe ini biasa terdapat pada Ranunculaceae, Geraniaceae, Capparidaceae, Cucurbitaceae, Malvaceae, Tamaricaceae, Schorphulariaceae, dan Papaveraceae.
2. Tipe anisosit (Cruciferous)
Pada tipe anisosit, sel penutup dikelilingi oleh tiga sel tetangga yang tidak sama ukurannya. Tipe ini antara lain terdapat pada Cruciferae, Nicotiana, Solanum, dan Sedum.
3. Tipe parasit (Rubiaceous)
Pada tipe parasit, setiap sel penutup didampingi oleh satu atau lebih sel tetangga yang letaknya sejajar dengan stomata. Tipe ini biasa terdapat pada Rubiaceae, Magnoliaceae, Convolvulaceae, dan Mimosaceae, beberapa genus dari Papilionaceae seperti Ononis, Arachis, Phaseolus, dan Psoralea, dan berbagai spesies dari familia lain.
4. Tipe diasit (Caryophillaceous)
Pada tipe diasit, setiap stomata dikelilingi oleh dua sel tetangga yang letaknya memotong stomata. Tipe ini antara lain terdapat pada Caryophyllaceae dan Acanthaceae.
5. Tipe aktinosit
Tipe aktinosit merupakan variasi dari tipe diasit. Stomatanya dikelilingi sel tetangga yang teratur menjari. Tipe ini antara lain terdapat pada teh ( Camelliasinensis).

Percobaan dengan daun iris yang ditumbuhkan pada intensitas yang berbeda-beda menunjukkan bahwa jumlah stomata berkurang dengan menurunnya intensitas  cahaya. Stomata tersebar dengan jarak yang lebih kurang sama, jarak melebarnya khas bagi spesies tumbuhan tertentu dan sisi daun. Beberapa teori stomata adalah :
 1. Terhambatnya pertambahan stomata karena differensiasi yang telah ada,
 2. Pembentukan stomata bersama dengan sel-sel yang mengelilinginya sebagai bagian dari     
     pola perkembangan yang sama,
3.  Induksi pola stomata oleh pola jaringan dasar yaitu mesofil (Haryanti,  2010).

Kekurangan  air di dalam jaringan tanaman dapat  disebabkan oleh kehilangan air yang berlebihan pada saat transpirasi melalui stomata dan sel lain seperti kutikula atau disebabkan oleh keduanya. Namun lebih dari 90% transpirasi terjadi melalui stomata di daun. Selain berperan sebagai alat untuk penguapan, stomata juga berperan sebagai alat untuk pertukaran CO2 dalam proses fisiologi yang berhubungan dengan produksi. Stomata terdiri atas sel penjaga dan sel penutup yang dikelilingi oleh beberapa sel tetangga. Mekanisme menutup dan membuka-nya stomata tergantung dari tekanan turgor sel tanaman, atau karena perubahan konsentrasi karbondioksida, berkurangnya cahaya dan hormon asam absisat. Stomata berperan penting sebagai alat untuk adaptasi tanaman terhadap cekaman kekeringan. Pada kondisi cekaman kekeringan maka stomata akan menutup sebagai upaya untuk menahan laju transpirasi. Senyawa yang banyak berperan dalam membuka dan menutupnya stomata adalah asam absisat (ABA). ABA merupakan senyawa yang berperan sebagai sinyal adanya cekaman kekeringan sehingga stomata segera menutup.  Mekanisme membuka dan menutup stomata pada tanaman yang toleran terhadap cekaman kekeringan sangat efektif sehingga jaringan tanaman dapat menghindari kehilangan air melalui penguapan (Lestari, 2006).
Fungsi stomata:
  • -Sebagai jalan masuknya CO2 dari  udara pada proses  fotosintesis
  • -Sebagai jalan penguapan (transpirasi)\
  • -Sebagai jalan pernafasan (respirasi)
Sel yang mengelilingi stomata atau biasa disebut dengan sel tetangga berperan dalam perubahan osmotik yang menyebabkan gerakan sel penutup. Sel penutup letaknya dapat sama tinggi, lebih tinggi atau lebih rendah dari sel epidermis lainnya. Bila sama tinggi dengan permukaan epidermis lainnya disebut faneropor, sedangkan jika menonjol atau tenggelam di bawah permukaan disebut kriptopor. Setiap sel penutup mengandung inti yang jelas dan kloroplas yang secara berkala menghasilkan pati. Dinding sel penutup dan sel penjaga sebagian berlapis lignin (Arifin, 2010).
Fungsi lain stomata adalah untuk membatasi kehilangan air. Hal ini dilakukan dengan pembukaan dan penutupan stomata. Tanaman tidak dapat membuat makanan di malam hari karena tidak adanya sinar matahari. Itu sebab, pada malam hari stomata menutup untuk menghindari penguapan air yang tidak perlu. Segera setelah sinar matahari mengenai daun, terjadi apa yang disebut perubahan tekanan turgor. Tekanan turgor akan membuat sel penjaga berbentuk seperti sabit yang kemudian membuka pori-pori stomata. Terbukanya stomata berarti proses fotosintesis, transpirasi, dan respirasi akan berlangsung. Pembukaan dan penutupan stomata juga tergantung pada kondisi lingkungan. Dalam suhu yang sangat tinggi, stomata akan menutup untuk mencegah kehilangan air (Anas, 2010).

            Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mempelajari sistem dan jenis-jenis jaringan daun, tipe daun monokotil dan dikotil, posisi dari berbagai jaringan daun, serta membandingkan struktur anatomi daun dikotil dan monokotil.
     Adapun permasalahan yang terdapat pada praktikum ini adalah mengenai bagaimana tipe-tipe stomata pada tumbuhan dikotil dan monokotil serta bagaimana struktur epidermis dari daun monokotil dan dikotil tersebut.
            Praktikum ini dilaksanakan pada hari kamis tanggal 27 Maret 2014 pukul 12.30 WIB di Laboratorium Biologi FKIP UNTAN. Alat yang digunakan yaitu sebuah mikroskop, kaca objek, kaca penutup, silet, buku gambar, dan alat tulis. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu akuades, preparat awetan daun Zea mays dan daun Ficus t.s, serta preparat segar daun Caladium sp. dan daun Syzygium aquetum. Cara kerja yang dilakukan yaitu perbesaran lemah mula-mula diperiksa untuk mengamati susunan jaringan yang terdapat pada daun. Lalu, satu sektor dari irisan tersebut diperbesar dengan pembesaran kuat. Kemudian, digambar dan diberi keterangan. Setelah itu, tipe dari masing-masing daun disebutkan beserta ciri-cirinya.

 Tabel hasil pengamatan stomata
No.
Preparat segar : daun Arthocarpus integra
Perbesaran         : 25 x 10
No
Preparat basah : daun Nymphaea sp
Perbesaran         : 40 x 10
1.







Gambar : Arthocarpus integra

Keterangan:
1. sel tetangga
2. porus
3. sel penjaga

Tipe stomata paneropor

3.








Gambar : Nymphaea sp

Keterangan :
1. sel tetangga
2. porus
3. sel penjaga

Tipe stomata menonjol

2.
Preparat awetan : daun Ficus sp
Perbesaran         : 40 x 10
4.
Preparat awetan : daun Oryza sativa
Perbesaran         : 40 x 10









Gambar :  Ficus t.s.

Keterangan :
1. sel tetangga
2. porus
3. sel penjaga

Tipe stomata kriptofor










Gambar : Oryza sativa

Keterangan :
1. sel tetangga
2. porus
3. sel penjaga

Tipe stomata gramineae


            Pada praktikum ini bertujuan untuk mengamati tipe-tipe stomata pada tumbuhan dikotil dan monokotil serta mengamati struktur epidermis daun dikotil dan monokotil. Dengan  menggunakan bahan yaitu preparat segar tumbuhan monokotil daun Oryza sativa dan daun Nymphaea sp. Untuk tumbuhan dikotil menggunakan preparat segar daun Ficus elastica dan daun Arthocarpus integra. Tiap preparat tersebut diamati dibawah mikroskop untuk melihat tipe stomatanya serta struktur epidermis daunnya dengan perbesaran 25 x 10 untuk daun Arthocarpus integra dan 40 x 10 untuk daun Oryza sativa, Nymphaea sp, dan Ficus sp. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan terlihta adanya porus atau celah, sel penjaga, dan sel tetangga pada tiap stomata. Pada daun Oryza sativa, stomata terdiri dari porus atau celah, sel tetangga, dan sel penjaga. Sel penutup atau sel tetangganya berbentuk halter yang bagian ujung-ujungnya membesar. Dinding sel pada ujung-ujung yang membesar relatif tipis daripada dinding sel bagian bawah. Dan arah membuka sel penutup sejajar dengan permukaan epidermis. Sehingga dapat dikatakan termasuk ke dalam tipe stomata gramineae. Pada daun Nymphaea sp, stomata juga terdiri dari porus atau celah, sel tetangga, dan sel penjaga. Dengan ciri-ciri sel penutup lebih tinggi daripada sel-sel epidermis. Sehingga termasuk kedalam tipe stomata menonjol. Stoma ini berbentuk halter (memanjang) dan berukuran lebih besar yang dikarenakan tumbuhan ini hidup diperairan sehingga adanya stomata yang berukuran besar ini berfungsi untuk mempercepat laju transpirasi. Selain itu menurut Mulyani (2006) Stomata tumbuhan yang daunnya mengapung di permukaan air hanya terdapat pada permukaan atas saja. Hal tersebut tentunya membedakan Nymphaea sp dari tumbuhan yang hidup didaratan seperti Oryza sativa, Ficus sp, dan Arthocarpus integra yang umumnya memiliki stomata yang terletak pada permukaan bawah daun. Pada daun Arthocarpus integra, stomata terdapat porus atau celah, sel tetangga, dan sel penjaga. Pada daun ini, stomata digolongkan kedalam tipe panerofor karena memiliki ciri-ciri sel penutup terletak sejajar dengan permukaan helaian daunnya. Sedangkan pada daun  Ficus sp memiliki stomata yang terdiri dari porus, sel penjaga, dan sel tetangga serta digolongkan kedalam tipe kriptopor yang ditandai dengan ciri-ciri stomata terletak tenggelam yang terdapat dipermukaan daun.


                                                                 Kesimpulan

Jadi, dari hasil pengamatan yang dilakukan diketahui adanya perbedaan tipe stomata dan juga struktur epidermis daun pada tumbuhan dikotil dan monokotil. Pada tumbuhan Oryza sativa dan Nymphaea sp. memiliki stomata bentuk halter. Sedangkan pada Ficus elastica dan Arthocarpus integra stomatanya berbentuk ginjal. Tipe stomata pada daun Oryza sativa yaitu tipe gramineae, pada Ficus elastica yaitu tipe kriptopor, pada Nymphaea sp. tipe menonjol, dan pada Arthocarpus integra tipe paneropor. Stomata pada tumbuhan yang hidup didarat seperti Oryza sativa, Ficus elastica, dan Arthocarpus integra terdapat pada epidermis bagian bawah sedangkan pada Nymphaea sp. yang merupakan tumbuhan yang hidup diperairan stomatanya terdapat pada epidermis bagian atas. Jadi terdapat perbedaan letak stomata pada tumbuhan yang berbeda habitatnya (didarat dan perairan) serta pada tumbuhan yang berbeda tipe daun (monokotil dan dikotil).








DAFTAR PUSTAKA
Arifin. 2010. Stomata. (online). http://arifinbits.wordpress.com/2010/04/01/633/. diakses   tanggal 30 
      Maret 2014.

Anas. 2010. Pengertian dan Fungsi Stomata. (online). http://www.amazine.co/25238/apa-itu-        
      stomata-ketahui-3-fungsi-stomata-pada-tumbuhan/. diakses       tanggal 30 Maret         2014.

Fahn, A. 1965. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

         Haryanti, Sri. 2010. Pengaruh Naungan  yang  Berbeda terhadap Jumlah Stomata dan      Ukuran     
               Porus Stomata Daun Zephyranthes Rosea Lindl. http://       
               ejournal.undip.ac.id/index.php/janafis/article/view/2617. (Diakses 30 Maret 2014).

Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius.

          Pharmawati, dkk. 2008. Ca2+ Intraseluler terlibat dalam Mekanisme Pembukaan Stomata Akibat    
                 Pengaruh Auxin. http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/artikel5.pdf. (Diakses 30   Maret 2014).  

Salisbury, Frank B.  & Ross, Cleon W.  1995. Fisiologi Tumbuhan. Bandung : ITB Press.

Foster, Adriance. 1965. Practical Plant Anatomy Journal. Universitas of California. D.      Van     
       Nostrand Company, Inc. Volume 201, hal 189-195.

Lakitan, B. 2009. Fisiologi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Jakarta        :   rajawali        
       pers.

Pandey, B.P. 1982. Palnt Anatomy. S Chand and Company. New Delhi












Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Praktikum Ekologi Tumbuhan

Laporan Praktikum Minimal Area

Laporan Praktikum Ekologi Tumbuhan Fenologi